Namaku Izumi Masamune. Aku berumur enam belas tahun dan sedang duduk di kelas dua SMA.

Aku bekerja sebagai penulis sambil bersekolah. Nama pena-ku Izumi Masamune.

Untuk beberapa alasan, aku sudah bekerja dengan adik perempuan hikikomoriku selama dua tahun.

Namun, setahun yang lalu, sesuatu yang besar terjadi. Aku mengetahui rahasia adik perempuanku: Bahwa adik perempuanku adalah ilustrator Eromanga-sensei.

Setelah itu, banyak hal terjadi.

Untuk sekarang, novel terbaruku "Adik perempuan paling imut di dunia" sedang menunggu adaptasi animenya.

Sebagai penulis aslinya, aku harus men-supervisi projek animenya, supervisi naskah gamenya dan juga tetap menulis secara reguler.

Belum lagi mereka memintaku men-supervisi projek game mobile nya juga -

Supaya mimpi kita bisa jadi kenyataan, aku bekerja tanpa henti. Tapi....

"Mulai hari ini, Nii-san harus tinggal bersamaku!"

Melihat aku yang bekerja terlalu keras, Sagiri mengatakan itu padaku; setelah ia mengunci pintu kamarnya.

"A...apa yang kau bicarakan? Kita sudah tinggal bersama, bukan?"

"Bukan. Aku membutuhkanmu untuk tinggal di sisiku."

"Tapi kita sudah tinggal di rumah yang sama!"

"Disini." Sagiri menggelengkan kepalanya. "Mulai hari ini, kau harus tinggal bersamaku di dalam kamar ini."

Karena beban kerja dari anime -

Begitulah aku mulai tinggal bersama adik perempuanku.

Ceritanya mulai tepat setelah itu. Setelah aku bekerja tanpa henti semalaman, Sagiri menarikku ke dalam kamar terkunci dan menceramahiku.

"...Kau menyuruku...tinggal...didalam kamar ini? Kamarmu?"

Maksudmu aku bisa tinggal dengan perempuan yang aku suka, setiap hari?

Aku menelan ludah. Mendengar lamaran ini mengejutkanku sampai ke inti tubuh.

Di depanku, Sagiri memberiku tatapan sedingin es.

"...Iya. Kau dan aku. Disini."

Aku tidak bisa berpikir jernih. Tapi perkataan adik perempuanku terus bermunculan.

Dia menunjuk ke kasurnya:

"Jadi, Nii-san. Tidur."

"Bukannya itu...kasurmu?"

"Terus?" Ucapnya dengan kesal.

Bisakah aku benar-benar tidur di kasurmu dan menikmati bau tubuhmu?

Tidak tidak, sekarang bukan waktunya untuk meminta itu.

"Baiklah, cepat pergi tidur."

Sagiri dengan paksa mendorongku.

"Tidurlah. Aku akan mengawasimu."

"...Gulp." (note: suara menelan ludah apa sih bahasa indonesianya.)

Melihat air mata adik perempuanku sungguh membuatku merasa buruk, jadi aku mematuhi perintahnya.

Berusaha mengabaikan perasaan tidak bermoral, aku memasuki selimut milik perempuan yang aku suka.

"Apa ini tidak apa-apa?"

Aku melihat Sagiri. Kita saling bertatapan, dan dia pun mengangguk.

"Selamat tidur. Kau tidak tidur semalaman."

"...Aku sungguh berterimakasih atas perhatianmu. Tapi..."

"'Tapi' dan 'namun' dilarang. Cepat tidurlah."

"Um...."

Selimut ini milik perempuan yang aku suka! Hatiku berdebar-debar; tidak mungkin aku bisa pergi tidur!

Tapi tidak mungkin aku bisa mengatakannya! Aku tidak bisa pergi dari sini....

"Baiklah..."

Yang bisa kulakukan hanyalah bergumam.

"Bagus."

Sagiri sedikit mengangguk, masih melihatku. Tampaknya dia berencana menungguku sampai aku tertidur.

...Ah sialan, sakit kepalaku...tidak mungkin aku bisa tidur.

Bau tubuhnya semakin membuatku kacau.

..Namun, tampaknya kekuatiranku salah tempat. Kelihatannya aku jauh lebih lebih lelah dari yang kukira -

"...Selamat malam, Nii-san."

Setelah aku menutup mataku, aku pun langsung tertidur.

Ada perasaan aneh datang dan menghilang begitu saja.

"...Aku... ketiduran?"

Kesadaranku perlahan-lahan kembali.

Rasanya seperti aku baru saja berbaring di padang rumput, itu sangat indah.

- Tidur tadi jauh lebih baik dari biasanya.

"...Sudah berapa lama aku tidur?"

Aku membalikkan kepalaku dan membuka mataku -

"!"

Hal yang pertama ada di pikiranku adalah "Apa aku masih bermimpi?"

Wajah Sagiri hanya berjarak satu inci dari wajahku.

"Phew..."

Dan dia sedang tertidur lelap. Di kasur yang sama denganku. Aku bahkan dapat merasakan tangan dan kakinya menyentuhku.

"A...a...a....?"

Apa-apaan iniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ---??

Ke, ke, ke, kenapa aku tidur bersama adik perempuanku?

Apa ini sungguhan? Apa aku masih bermimpi?

Aku sedang berada di posisi yang diharapkan oleh laki-laki normal manapun, jadi aku mencoba mencubit diriku sendiri untuk memeriksa apakah aku bermimpi.

"Sakit!"

Hasilnya - aku tidak bermimpi

Dan menyisakan fakta Sagiri sedang tertidur tepat di sebelahku. Wajah imutnya terbaring tak berdaya di depan wajahku.

- Wow, sangat lembut...

Aku merasakan tubuhnya yang begitu lembut, harumnya yang begitu wangi. Padahal aku baru saja bangun tapi aku merasa aku akan pingsan lagi kapanpun.

Dan kemudian ...

" ---- Ohhhhhhh"

Kepalaku sakit lagi.

Kesadaranku dengan cepat menjadi kabur. Rasanya aku jadi orang bodoh.

Aku tidak pernah minum alkohol sebelumnya, tapi perasaan ini kemungkinan sama.

"...Phew...phew..."

Aku dapat merasakan nafasnya di wajahku.

- Sangat imut

- Aku ingin menyentuhnya

- Aku ingin memeluknya

Kalimat-kalimat berbahaya itu terus bermunculan di kepalaku. Tanganku perlahan-lahan bergerak menuju wajah Sagiri.

Aku sadar saat ini nafsu dan pikiranku sedang bertarung dengan sengit.

"Gulp...."

[OLI Fan Translation] Eromanga Sensei Volume 8


Tepat ketika aku menelan ludah dan tanganku akan menyentuh wajah Sagiri -

*Dor dor dor dor*

"!"

Aku melihat ke sumber suara itu.

"Wahhhhhhhhhhhhhh"

Seorang gadis blonde yang cantik sedang menatap tajam padaku dari balkon. Wajahnya menempel ke jendela dengan sangat kuat.

Sejujurnya dia jauh lebih menakutiku daripada film horor manapun.

Dengan cepat, aku lompat dari kasur dan bertanya:

"E, Elf? Apa yang kau lakukan?"

".......!"

Wajah Elf menempel ke jendela dengan sangat kuat, mulutnya seperti sedang mengatakan sesuatu "Kau bodoh! Cepatlah buka jendela ini!"

"...Hmm...tentu."

Melihat Elf mengabaikan imej keperempuanannya sangat mengejutkanku, tapi aku melakukan sesuai yang ia pinta dan membuka kunci jendelanya.

Dengan begitu, Elf masuk ke kamar. Dia langsung mengarahkan jarinya pada wajahku:

"Kau! Apa yang kau lakukan dengan adik perempuanmu dibalik kamar terkunci ---?"

"Aku juga ingin menanyakanmu beberapa pertanyaan!"

"Kita adakan rapat keluarga! Tidak - pengadilan!"



Kediaman rumah Izumi, lantai pertama, ruang keluarga. Kita mengadakan "rapat keluarga - pengadilan dan penghakiman."

Izinkan aku memberi kalian penjelasan singkat.

Disini ada tiga perempuan, semuanya sedang melihatku dengan tatapan dingin.

Di tengah-tengah ruang keluarga ada sang penulis yang terkenal, Yamada Elf.

Di sisi kanannya ada sang kartu andalan perusahaan penerbitku, Senjyu Muramasa.

Mereka berdua tinggal disini semalam setelah membantuku. Tapi hari ini aku dapat melihat aura hitam keluar dari punggung mereka.

Di sisi kiri ada gadis berkacamata, sang penulis skenario yang pemalas Aoi Makina-san. Dia sedang menonton sambil tersenyum.

Di sebelah meja adalah yang lebih kecil, ada tablet yang memperlihatkan Sagiri.

Terakhir, mengenai diriku -

Aku sedang diikat di sofa. Seperti seorang kriminal yang menunggu keputusan sidang.

Dengan suara yang keras, hakimnya - bukan, Elf memukul palu mainan ke meja.

"Kita akan memulai pengadilan terkait 『 Izumi Masamune dan adik perempuannya tidur bersama 』!"

"Pengacara pembela, siap!"

Timpal Makina-san dengan gembira.

Dia benar-benar hanya ingin bersenang-senang. Sungguh pengacara yang tak dapat diandalkan.

"Jaksa penuntut, siap."

Jarang melihat Muramasa-senpai ikut bermain permainan yang konyol ini. Dia sedang melipat tangannya, menatap terdakwa - ngomong-ngomong itu aku.

...Menakutkan. Jika ini game pengadilan Ca*com, pasti levelnya sudah setingkat boss.

(note: referensinya Phoneix Wright series of Capcom. Phoenix Wright adalah karakter utama, seorang pengacara pembela. Lebih lengkapnya : https://en.wikipedia.org/wiki/Phoenix_Wright:_Ace_Attorney)

Dia memancarkan aura seorang pendekar pedang yang siap mengeluarkan pedangnya untuk membelah orang kapan saja.

"Jaksa Penuntut Muramasa, tolong beritahu kita 『apa 』 yang terjadi."

"Mengerti."

Jaksa Penuntut Muramasa langsung berdiri, dan melihatku dengan tatapan menyeramkan sebelum berbicara:

"Itu terjadi di lantai dua di kediaman rumah Izumi, di kamar Izumi Sagiri - yang biasa disebut kamar terkunci. Korbannya adalah Eromanga-sensei, umur tiga belas tahun."

"Aku tidak tahu siapapun dengan nama itu!"

Sagiri mengulangi itu lagi lewat tablet.

Muramasa-senpai tidak peduli padanya, dan melanjutkan:

"Selama waktu itu, Yamada Elf sedang sibuk menyiapkan makanan untuk Terdakwa."

"Ngomong-ngomong, aku membuat nasi dan sup ayam! Kau bisa memakannya dengan cepat dan kembali bekerja!"

Hakim mencoba memamerkan kekuatan wanitanya, membusungkan dadanya yang menyedihkan. Di saat yang sama, perut Muramasa-senpai mengeluarkan suara yang keras...

"...Ugh..."

Dia memegang perutnya, sedikit tersipu. Kemudian dia melanjutkan:

"..Uhuk. Setelah dia selesai membuat makanannya, Elf berlarian kesana kemari berusaha mencari Masamune-kun. Tapi dia tidak dapat menemukannya dimanapun; mencurigai kamar terkunci yang tak bisa ia buka."

"Intuisi wanitaku dengan cepat memberitahuku untuk memastikan situasi di dalam - itulah yang terjadi."

Jadi itulah kenapa Elf mencoba memasuki kamar itu lewat balkon rumahnya.

"Kemudian aku melihat ada kejahatan - ini gambar yang aku foto saat itu!"

"Huh? Tunggu, ada sesuatu yang seperti itu?"

Aku melihat ke tangan Jaksa Penuntut Muramasa.

"Bukti" itu difoto oleh handphone nya Elf. Gambar itu dengan jelas memperlihatkan aku dan Sagiri sedang tidur bersama.

...Eh? Elf? Kapan...dia...

Wajahku pucat. Ini...ini buruk...gambar itu...

"Ini merupakan bukti yang mutlak!"

"Keberatan! Aku keberatan! Itu tidak seperti itu!"

Aku hendak mengatakannya lebih jauh lagi, tapi Elf memukul palu mainannya lagi.

"Kau tidak diperbolehkan berbicara tanpa seizinku!"

"Apa-apaan itu? Setidaknya biarkan aku menjelaskannya! Makina-san, tolong aku!"

Aku berbalik ke pengacaraku dan berusaha meminta pertolongan. Tapi dia malah tertawa secara diam-diam melihatku.

"Rumah ini terlalu menarik! Setiap harinya ada sesuatu yang menarik terjadi!"

"Bukannya kau itu pengacaraku?"

Setidaknya bersikap lah seperti pengacara pembela Wr*ght!!



"Jadi! Apa yang sebenarnya terjadi? Jawab aku!"

Elf mengarahkan palu mainannya kepadaku.

"Sebenarnya -"

"Masamune-kun, tolong jawab dengan jujur. Jika tidak -"

Mata Muramasa-senpai sangat menakutkan!

"Sebenarnya ---"

Menghadapi tatapan mereka, aku tidak punya pilihan lagi selain memberitahu mereka apa yang terjadi pagi ini.

Bagaimana aku tidak tidur semalaman karena fokus bekerja.

Bagaimana aku bertemu Sagiri saat aku ingin ke kamar mandi, bagaimana ia menarikku ke dalam kamarnya.

Bagaimana dia mengatakan padaku "Mulai dari sekarang, Nii-san harus tinggal disini bersamaku."

Dan bagaimana aku pergi tidur atas perintahnya.

- Akhirnya

"Dan saat aku bangun, Sagiri sedang tertidur di sebelahku."

"Apa?" "Bohong!"

Muramasa-senpai dan Elf membuat ekspresi yang ekstrim.

Makina-san, yang awalnya tertawa secara diam-diam, akhirnya tertawa terbahak-bahak.

"Hey hey, jika seperti itu kenyataannya -"

Hakim Elf merubah pandangannya menuju tablet.

"Kriminalnya adalah Eromanga-sensei! Jadi itu kau!"

"Sangat licik! Eromanga-sensei! Menggunakan pergerakan itu untuk membujuknya agar tidur bersamamu, sungguh kotor!"

Mereka semua mulai berteriak:

"Aku tidak percaya! Apa kau bodoh! Jika pemeran utama perempuan mengerahkan semuanya sekarang, maka ceritanya akan berakhir sebelum Blu-ray animenya tersedia di toko -! Tapi akulah pemeran utama perempuannya, jadi aku akan menyusulmu, sebelum benar-benar mendahuluimu di menit-menit terakhir. Jadi jangan pikir kau sudah menang!"

"Membujuk.... aku.... aku tidak berniat melakukan itu! Aku hanya ingin mengawasinya! Dan aku tidak tahu siapapun dengan nama itu!"

Wajah Sagiri sangat merah, berusaha menjelaskan. Tapi...

"Alasanmu tidaklah cukup bagaimanapun juga!"

"Kaulah yang bersalah!"

"Bersalah! Bersalah!"

Hakim Elf dan Jaksa Penuntut Muramasa terus meneriakkan kata bersalah dan memukul-mukul palu mainannya.

"Sekarang kita akan memberitahu keputusannya!"

*Dug* Mendadak ada suara yang muncul:

"Sagiri, dengar baik-baik! Kita mengerti kalau si bodoh Masamune itu akan sakit jika dia terus bekerja tanpa istirahat."

"...Um."

"Jadi memang harus ada seseorang yang mengawasinya, untuk memastikan dia dapat tidur yang cukup - kita juga mengerti hal itu."

"...Um."

"Tapi kita tidak akan pernah menyetujui 『 tinggal bersama di kamar terkunci 』!"

"Dia sangat tepat sekali!"

Muramasa-senpai dan Elf akhirnya saling setuju satu sama lain.

"Itulah kenapa -!" *2

Mereka berdua berkata di saat yang bersamaan:

"Aku akan tinggal bersama dengannya" *2

"Ditolak!"

Dengan dingin Sagiri menolak mereka.

"Kemarin Nii-san tidak tidur, tapi kalian berdua malah tidur duluan!"

"Ugh...." *2

"Aku tidak bisa menyerahkannya pada Elf-chan dan Muramasa-chan, jadi aku harus melakukannya sendiri."

"Kuh...tapi, itu karena Masamune-kun biasannya suka tidur dengan sangat tenang...."

"Tidak ada tapi-tapian! Sudah diputuskan!"

"Oh...Elf, cepatlah katakan sesuatu. Aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut!"

"Berisik...aku mengerti! Pokoknya, Sagiri.... dengan kata lain, selama seseorang 『 yang dapat dipercaya 』mengawasinya.... meskipun itu bukan di kamarmu... seharusnya seperti itu juga tidak apa-apa, bukan?"

"...Iya...itu benar. Tapi emang ada orang lain?"

Selagi Elf dan Sagiri sedang menatap satu sama lain, seseorang menepuk pundak Elf.

Itu adalah Makina-san. Dia sedang tersenyum sambil mengarahkan jarinya pada dadanya:

"Araa ara, sepertinya ini giliranku."

"Huh? Tidak ada yang bertanya padamu."

"Duduklah atau aku akan membunuhmu."

"Kau orang yang lebih sering tidur dari siapapun."

"Selain itu, kita ada rapat besok, cepatlah bekerja. Kau itu bodoh apa?"

"Sialan. Bahkan Masamune-san kejam padaku."

Makina-san terkejut, dan menangis.

Ngomong-ngomong...ini adalah pengadilanku, tapi aku jarang diperbolehkan mengatakan apapun.

Elf kembali ke topik semula:

"Kelihatannya...kita tidak mempunyai pilihan lagi selain meminta orang itu."



Malam itu, jam 11 malam ketika pekerjaanku selesai.

Kita mengadakan rapat keluarga lagi di ruang keluarga. Ada aku, Sagiri, Elf, Muramasa dan...

Seseorang yang semua perempuan setuju kalau dia 『 dapat dipercaya 』.

"Begitu. Kalau begitu - tidak masalah."

Dia mendengar saran kami dan mengangguk.

"Kalian hanya butuh aku mengawasi Masamune sampai dia tertidur, benar?"

Perempuan dengan setelan kerja itu adalah Izumi Kyouka, wali Sagiri dan aku.

"Bisakah aku ...meminta bantuanmu?"

Tanya Sagiri, sedikit memelas.

Kyouka-san menjawab dengan suara dinginnya yang seperti biasa:

"Tentu saja kau bisa. Tidak masalah."

Rasanya sangat hangat. Seharusnya seperti ini rapat keluarga itu.

Namun, di rapat keluarga ini aku masih tidak diperbolehkan untuk berbicara.

"Aku...."

Sebelum aku bisa mengatakannya lebih jauh...

"Kau. Diamlah."

Tatapan Medusa mengarah padaku.

Wow....

"Kau sungguh...aku sudah seringkali memberitahumu untuk tidak memaksakan diri..."

Kyouka-san menatapku, kemudian dia memegang dadanya:

"Persiapkan dirimu, Masamune. Aku akan mengurusmu."

A..apa-apaan perasaan aneh ini?



"Masamune - disini. Kau akan tidur di kamar ini, mengerti?"

Dan itulah yang terjadi sebelumnya.

Disini di kamar Kyouka-san. Ada altar didalam kamar - karena dulunya kamar ini merupakan kamar orang tuaku.

Dan juga disini sudah ada dua kasur matras dan selimut.

"Er...Kyouka-san, aku ingin mengerjakan sesuatu yang kecil sebelum aku tidur..."

"Tidak. Ini waktunya anak kecil untuk tidur."

Kyouka-san memotong perkataanku.

Dia baru saja selesai mandi, jadi pesona dewasanya yang feminim sangat terasa sekali.

"Meskipun kau tadi tidur siang... karena kau tidak tidur saat malam, kau pasti masih ingin tidur, benar?"

"Um...iya...itu benar."

"Jadi kau harus tidur sekarang - aku matikan lampunya."

Kyouka-san mematikan lampunya. Aku dapat mendengar suara ketika ia memasuki selimutnya.

Tanpa ada pilihan lain, aku pun melakukan hal yang sama.

"...Ini sedikit terlambat mengatakannya sekarang, tapi aku pikir seharusnya aku tidak tidur bersamamu di kamar yang sama..."

Haruskah aku memintanya untuk membiarkanku kembali ke kamarku?

Aku bergumam sendiri. Tapi dia membalas dengan nada yang tidak berdosa:

"Apa maksudmu?"

"Yah, apa yang ingin kukatakan adalah..."

Mataku perlahan-lahan mulai terbiasa dengan kegelapan.

Aku berbalik dan melihat Kyouka-san. Dia juga sedang melihatku.

"...A...Aku masih SMA.... tidur bersama dengan perempuan di kamar yang sama...itu sedikit...."

Mungkin dia mengerti dengan apa yang kumaksud, karena Kyouka-san tertawa:

"Ahaha...aku penasaran apa yang ada di pikiranmu...aku sudah mengenalmu sejak kau masih bayi, ingat? Sungguh.... ahaha...aku akan tertawa keras jika terus seperti ini..."

Tampaknya dia mengira hal ini menarik. Biasanya (meskipun itu bukan niatnya dari awal), Kyouka-san adalah wanita menyeramkan yang jarang tersenyum. Tapi sekarang...aku tidak merasakan itu lagi. Sejujurnya aku merasa aman. Melihat matanya, aku dapat melihat dia sedang sedikit tersenyum.

Aku mengerti kenapa dia tertawa, tapi tetap saja...Tidur di sebelah kakak perempuan yang cantik memakai baju piyama sungguh membuatku ingin melihat dadanya.

Aku sungguh berharap dia bisa menarik selimutnya sedikit lebih keatas.

"Iya iya, mungkin itu benar bagimu, Kyouka-san."

Aku merasa wajahku menjadi semakin panas, jadi dengan cepat aku berkata:

"Tapi hatiku berdebar-debar!"

"Meskipun kita keluarga?"

Bagi Kyouka-san, meskipun aku tidur di sebelahnya, dia - biasanya - tidak akan menganggapku sebagai lawan jenis. Dari sudut pandangnya, laki-laki seumuranku kemungkinan tidak jauh berbeda dengan anak kecil.

"Itu karena aku sudah sangat lama salah memahamimu, Kyouka-san. Bahkan sekarang, tanpa sadar aku masih menghindarimu. Tentu saja kau keluargaku...tapi bukan sebagai bibiku...lebih tepatnya, kau lebih seperti 『 sepupu ku – kakak perempuanku 』. Aku jadinya hanya bisa menganggapmu sebagai lawan jenis, jadi saat kita tidur saling berdekatan, yah...aku merasa gugup."

"Begitukah?"

Mungkin rasa maluku telah sampai padanya: Kyouka tampak sedikit tersipu.

Ah, ini sangat canggung.

Aku harus mengatakan sesuatu untuk meringankan atmosfir-nya.

Jadi, aku mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak aku katakan.

"Selain itu...."

"Selain itu?"

"Di light novel, merupakan hal yang sangat lumrah bagi kakak adik yang berhubungan darah mencintai satu sama lain."

"!"

Reaksinya sangat mendadak!

Meskipun di dalam keadaan gelap, aku dapat melihat wajah Kyouka-san sangat memerah; dia benar-benar terguncang.

Dengan *whoosh*, dia pun bangun!

"A, aku tidak mencintai kakakku!"

"Eh? Bukan, maksudku bukan bibi sama ayahku...."

"A, a, aku sudah tahu itu!"

Tidak, aku tidak yakin seseorang yang sudah tahu itu akan menunjukkan reaksi seperti itu!

Kyouka-san tiduran lagi, dan berkata:

"Aku akan tidur!"

"Ok, tentu."

Kita membelakangi satu sama lain dan pergi tidur.

Kamar pun menjadi tenang. Karena kita sangat berisik beberapa detik yang lalu, atmosfir ini bahkan lebih mudah terdeteksi.

Sudah berapa lama ini?

Lima menit? Atau sepuluh menit?

Tiba-tiba, ada suara terdengar dari belakangku.

"Masamune, kau masih bangun?"

"...Iya."

Aku berbalik. Mataku bertemu mata Kyouka-san.

"A..aku harus meminta maaf padamu."

"Kenapa..bibi harus meminta maaf?"

Aku benar-benar tidak mengerti, jadi aku bertanya balik.

"Kukira aku bisa mengurangi bebanmu. Membuat makanan atau mencuci, aku berniat melakukan itu menggantikanmu...kukira seharusnya aku berbaikan dengan kalian setelah begitu lama...itulah yang kupikir."

...Itu yang dia pikir kah...

"Tapi setelah aku pindah, aku sadar...Tidak ada sedikitpun yang bisa kulakukan untuk membantumu. Baik untuk pekerjaanmu maupun membuat makanan untuk Sagiri, aku tidak bisa melakukan keduanya."

"Bukan seperti itu! Bibi juga sudah menolongku...Selain itu, jika bibi tidak pindah...situasinya tidak akan sama dengan yang sekarang."

Kita tinggal bersama jadi Makina-san bisa bekerja.

Untuk mengurangi beban Sagiri, untuk menghindari orang asing - kita bersaudara meminta bantuan pada keluarga kita - Kyouka-san.

Sekarang, anime Sekaimo bisa dibuat tanpa khawatir; sebagian berkat Kyouka-san.

Aku, Sagiri, bahkan Makina-san berpikir begitu.

"Terima kasih banyak."

"..... Kau sungguh aneh."

Dia menghembuskan nafas.

"Karena kau masih anak-anak...terkadang kau berbicara seperti orang dewasa...awalnya aku sangat membenci hal itu."

"...Aku minta maaf..."

"Jangan minta maaf."

Kyouka-san memegang bibirku.

"Hal itu juga merupakan sisi baikmu...selain itu, ini merupakan tanggung jawab orang dewasa - sepertiku - untuk memastikan kau tidak perlu melakukan itu lagi."

Saat aku masih kecil - ibuku - ibu kandungku - meninggal.

Setelah itu, aku - Izumi Masamune tinggal bersama ayahku.

Untuk membantu ayahku, aku berusaha yang terbaik untuk melakukan apa yang selalu ibu lakukan saat ibu masih hidup.

Kemungkinan itu apa yang ingin Kyouka-san katakan.

"...Sebenarnya, aku pikir kakakku telah diselamatkan olehmu."

"...Begitu?"

"...Iya...Serius, sungguh ayah yang tidak berguna."

Tiba-tiba, Kyouka-san - tersenyum - seperti sedang ingin memarahi seseorang yang sudah tidak ada.

"Sebelumnya...aku sangat benci ketika Kyouka-san menjelek-jelekan ayahku, tapi sekarang aku mengerti."

"Kau mengerti apa?"

Ketika aku menyebutkan kata ayahku, Kyouka-san jadi tersipu dengan jelas.

Biasanya dia sangat dingin, tapi sekarang.... melihat betapa bedanya dia bertingkah membuatku tertawa.

"Ma, Masamune?"

"Maaf -" Aku berusaha menahan senyumanku "Apa yang kumaksud itu: Aku mengerti Kyouka-san tidak mengatakan hal-hal yang buruk itu karena Kyouka-san memandang rendah ayahku."

Itu hanya karena dia mengatakan hal-hal buruk itu dengan wajah yang menyeramkan membuatku salah mengerti.

"Atau lebih tepatnya...benar, karakter seperti Kyouka-san di light novel itu disebutnya -"



"- Adik perempuan Tsundere."



"Bukankah aku sudah memberitahumu!? Aku sangat membenci kakakku!"

"Ahahahaha!"

Aku tertawa terbahak-bahak. Tawa menuju seseorang yang bisa memanjakanku sebanyak yang kuinginkan.

Kemungkinan itu yang aku inginkan.

Mungkin situasi di masa lalu sedikit berbeda, tapi dulu, Kyouka-san dan kakaknya ...adalah keluarga yang bahagia.

"Sungguh...apa kau juga harus bertingkah seperti ayahmu di situasi seperti ini..."

"Maaf, maaf."

"Ah...."

Wajah Kyouka-san masih memerah, tapi dia memperlihatkan ekspresi yang serius:

"Tapi itu tidak merubah fakta bahwa aku menakutimu. Candaanku menjadi angkuh; saranku menjadi ancaman, kesalahpahaman pun menjadi semakin besar. Dan hasilnya menjadi kacau - seperti itulah diriku."

Maksudnya adalah kesalahannya masih tetap ada.

"Tapi - tidak, karena itu -"

Dia melihat mataku...

"Aku ingin melindungi kalian berdua."

Dia...darimana asalnya motivasi yang membara ini muncul?

"...Kita terlalu banyak bicara. Masamune, mari kita tidur untuk yang sebenarnya kali ini."

Apa ini berhubungan ke saat dimana dia menyetujui untuk menjadi wali kita?

Aku tidak bisa menanyakan pertanyaan itu.



Besok paginya, aku bangun sangat tidak nyaman.

“…Ugh…Ack….”

Rasanya...sulit bernafas.

Apa ini karena aku tidak tidur di kasur melainkan tidur di matras?

Ngomong-ngomong, aku sedang dalam posisi seperti apa sekarang?

Masih setengah sadar, perlahan aku membuka mataku -

"!"

Pikiran pertama yang terlintas di benakku adalah "Apa aku masih bermimpi lagi?"

Kepalaku sedang dijepit dengan kuat di antara dada Kyouka-san. Tangannya berada di punggungku seperti sedang memelukku.

Yang aku rasakan sekarang adalah.... lembut.

"A..a...apa Ky...Kyouka....."

-- Aku, a...aku harusnya ada di matras yang satunya lagi!

Tidak seperti bau tubuh Sagiri, bau tubuh wanita dewasa langsung menerobos ke pertahanan mentalku dengan mudah.

Aku menggerakkan mataku menuju wajah Kyouka-san.

"...Um..."

Dia masih tidur.

Dan...

".... Nii-san....."

Bisiknya dengan lembut.

Ayah! Ayah-!!!

Hubungan macam apa yang ayah punya dengan adik perempuanmu sendiri!!!

Apa mungkin ada sesuatu yang tidak ku mengerti disini?

"Sial...ugh.....!"

Pokokya, aku tidak bisa terus seperti ini! Ini buruk, sangat buruk!

Aku harus memikirkan cara untuk keluar dari tempat ini: dijepit antara Surga dan Nereka (dadanya).

Tapi...

"...Jangan pergi...aku akan...memanjakanmu...."

Di dalam tidurnya, Kyouka-san berbicara dengan nada menggoda, dan dia terus memelukku.

Atau lebih tepatnya...pelukannya menjadi semakin kuat. Bisa-bisa aku jadi gulingnya.

"Ky...Kyouka-san...Tolonglah...."

Perasaaan ini...sialan.... aku tidak bisa mengumpulkan kekuatanku.... Bahkan keinginan untuk pergi perlahan-lahan menghilang.

Rasanya seperti aku akan tenggelam ke dalam kolam...

Tepat ketika aku ingin menyerah --

*Dug* Pintunya terbuka!

"Masamune-kun, selamat pagi. Hari ini aku membuat sarapan --- Eh?"

Muramasa-senpai masuk, mengenakan apron. Dia terlihat sangat menawan, tapi ketika dia melihat situasiku -

"Apa yang kalian berdua lakukaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnn ---------!"

Suaranya berubah menjadi teriakan.



Kita mengadakan pengadilan keluarga sebelum sarapan. Semuanya mengambil posisi yang sama dengan sebelumnya. Elf menjadi hakim di sebelah kanannya ada Jaksa Penuntut Muramasa. Eromanga-sensei ada di sisi meja.

Karena ini masih di pagi hari, Makina-san yang suka tidur tidak bergabung dengan kita. Lagipula dia tidak berguna, tapi itu artinya aku bahkan tidak diperbolehkan memiliki Pengacara.

Dan yang sedang berlutut di lantai adalah aku dan -

"Pengadilan terkait『Izumi Kyouka dan sepupunya tidur bersama 』dimulai sekarang!"

"Kejahatan: Pelanggaran terhadap Undang-Undang Warisan Budaya Tokyo!"

"Diputuskan! Bersalah!"

*Dug dug dug* Hakim Elf memukul-mukul palu mainannya.

"Tunggu, tunggu sebentar! Ini salah paham!"

Kyouka-san (masih mengenakan piyama) berkeberatan. Dia juga sedang berlutut bersama denganku.

"Keberatan ditolak! Kita memiliki saksi mata kali ini! Kau...kau wanita tua mesum!"

"A...?!"

Aku pikir dia sudah terlalu berlebihan. Kyouka-san itu masih cukup muda, sebenarnya. Tidak mungkin dia akan membiarkan hal ini setelah seseorang mengatakan itu.

"Itu...itu... cuma kebetulan!"

"Kau memeluknya sambil tidur dan kau menyebut itu kebetulan? Kalau begitu mungkin aku juga akan memeluk Masamune-kun secara kebetulan!"

Tidak, itu tidak mungkin!

".........."

Ngomong-ngomong, di tablet, Eromanga-sensei tidak berbicara apapun. Dia terlihat mengerikan jika seperti itu.

Elf mengarahkan palu mainannya ke arah Kyouka-san:

"Ini - adalah kejahatan! Kita harus melaporkan ini ke polisi!"

"Tunggu sebentar! Tolong ingat-ingat kembali 『 dimana 』kita tadi tidur! Itu - Masamune yang tertidur di kasur matrasku!"

"Ehhhhhhhhhhhhh????"

Jangan dorong kesalahannya padaku! Tolong! Jangan!

Muramasa-senpai membuat ekspresi "apa yang baru saja kau katakan" di wajahnya dan berbalik padaku:

"Itu benar...! Kalau dipikir-pikir, itu tempat dimana mereka tadi tertidur....! Jadi Masamune-kun lah yang bergerak!"

"Masamune! Apa artinya ini!"

"Meskipun kau menanyakannya, aku tidak tahu! Itu terjadi saat aku tidur!"

"Tapi jika yang kau katakan itu benar, lalu kenapa kau tidak mendorong Masamune-kun kembali ke kasur matrasnya? Apa kau harus tidur bersama dengannya?"

"Karena...karena...aku juga lagi tidur...dan aku ingin memanjakannya...."

Gumam Kyouka-san sambil malu-malu. Baik Muramasa-senpai maupun Elf terus menekannya dengan pertanyaan-pertanyaan mereka.

Kita terus berdebat untuk beberapa menit -

"...Jadi?"

Sebuah suara kecil membuat kita semua diam membeku.

"Jadi...apa yang bisa kita lakukan?"

"Eh...."

"Sa, Sagiri?"

"Apa yang bisa kita lakukan? Sekarang bahkan Kyouka-san sekarang sudah tidak mungkin?"

Yahhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!

Semua mulai gemetaran.

Sagiri mengatakan itu dengan suara yang kecil...tapi suaranya penuh wibawa. Bahkan topeng Meruru yang imut terlihat mengerikan sekarang: seperti barang terkutuk.

Aku menjawab mewakili semua orang:

"Yah - itu...pokoknya....eto..."

"Eto?"

Sialan, matanya sangat dingin...!

"Kita berhenti disini! Karena kantor editor sudah memanggilku, bilang kalau itu darurat! Lalu aku ada rapat dengan tim pembuatan anime! Jadi...Kita berhenti disini! Yah...aku akan memikirkan sesuatu malam ini setelah aku pulang!"

Tanpa ada pilihan lain, aku memilih untuk mengulur waktu sebanyak mungkin.

"...Aku akan menunggu."



Selama sarapan...suasana canggung ini tidak menghilang.

Keadaan darurat yang disebut Kagurazaka-san saat menelponku adalah tentang acara tanda tangan. Mereka juga butuh aku untuk memeriksa beberapa konten yang berhubungan dengan game. Setelah aku selesai melakukan itu semua, aku ada rapat pukul 6 sore dengan tim pembuatan anime.

Hari ini tanggal 30 Juli.

Rapat kali ini mengenai rancangan komposisi series anime Sekaimo dan skenario episode pertama animenya.

Kita menyelesaikannya tanpa masalah - hampir, iya. Tapi kita sudah menyelesaikannya.

Semua orang yang ada di rapat menerima salinan dokumen-dokumen yang berhubungan.

Rapatnya ada aku, penulis original Izumi Masamune, direktur anime Shizue Amamiya, penulis skenario Aoi Makina, produser anime Touko Akasaka, kepala editor Ayame Kagurazaka dan anggota tim lainnya.

Pertama-tama, semuanya membicarakan tentang skenario episode pertamanya.

Setelah beberapa waktu berlalu...

"Um..." Direktur Amamiya mengangguk. "Aku sudah selesai."

Karena dia tipe orang yang jarang berbicara, aku kesulitan memahami maksudnya.

Tapi...produser Akasaka dan anggota tim lainnya menghembuskan nafas lega.

Semuanya terlihat bagus. Atmosfer yang awalnya tegang jadi sedikit lebih santai. Bahkan penulis aslinya - aku - berpikir ini mengagumkan.

- Bagus! Makina-san memang hebat. Kalau begitu aku bisa tenang -

Bulan lalu, aku khawatir kalau kita mungkin saja harus mengganti penulis skenario di tengah jalan. Hari ini segalanya sudah ada di jalur yang benar.

Direktur Amamiya menyipitkan matanya dan melihat Makina-san.

"...Kalau begitu...mari kita bicarakan tentang apa yang harus kita lakukan selanjutnya."

Dan kemudian -

Direktur Amamiya dan aku membicarakan tentang detail-detail yang perlu diperbaiki. Jika diperlukan, Makina-san mungkin harus menulis ulang rancangan komposisi series nya lagi.

Kita juga membicarakan rancangan komposisi series yang kedua, tapi kemudian kita memutuskan bahwa tidak perlu memperbaikinya.

"Kemudian kita bisa membuat skenario akhir dari sini. Sudah diputuskan."

Ucap produser Akasaka sambil mengumpulkan semua dokumen-dokumennya.

Direktur Amamiya juga berkata dengan pelan:

"...Ini pasti sulit bagimu, Makina...Tapi karena kau bisa melakukannya...aku senang."

"Aku tahu aku tahu ~~ ♪ Aku juga merasa sangat percaya diri! Semenjak aku mulai tinggal bersama Masamune-san, aku mulai ingin bekerja lagi! Setiap harinya menyenangkan!"

"Ahahah...itu bagus, Aoi-sensei."

Produser Akasaka tertawa seperti orang yang paling berkuasa.

"Sepertinya kau bisa menang melawan musuh bebuyutanmu yang mengerjakan anime lain kah?"

"Ah, tentu saja aku bisa! Aku yang paling kuat! Gadis berdada rata itu sungguh menyedihkan! Seorang murid kelas dua yang "spesial"? Mati! Mati saja sana dengan api hitammu!"

Makina-san bahkan meniru pose dari anime buatan musuhnya dan mengatakan sesuatu yang mencela. Dia pasti sudah lupa kalau dia pernah bilang "Jangan terlalu yakin dengan kemenanganmu" sebelumnya.

Selain itu, aku pikir seluruh tim pembuatan anime ini sampah.... bahkan produser Akasaka.

Aku pikir film yang musuh bebuyutannya kirim ke rumahnya - yang aku tonton - bermaksud untuk jadi pemberi semangat untuk Makina-san. Itulah kenapa dia mencela Makina-san untuk membuatnya bekerja keras jadi dia bisa membalas dendam padanya.

Kurasa aku bisa mempercayai tim pembuatan anime ini ketika itu menyangkut animeku, tapi aku juga merasa hati nuraniku menyuarakan keberatannya.

Yang membuat anime lain itu "Putih".

Yang membuat Sekaimo itu "Hitam".

"Putih" dan "Hitam" benar-benar saling berlawanan.

Apa aku telah membuat perjanjian dengan "iblis kegelapan" untuk mewujudkan impianku?

Tim ini punya seorang penulis skenario yang pemalas dan jahat. Tim ini mengincar uang sebanyak mungkin.

Akan tetapi anime kita itu romcom yang menyejukkan hati.

Dan sekarang kita sudah disini.

Jika ada anime yang dapat menggambarkan situasi ini, maka aku berada di sisi antagonis.

Tapi itu tidak apa-apa.

Selama aku bisa membuat adik perempuanku tersenyum - maka itulah kemenanganku.

Jadi hitam ataupun putih - keduanya tidak penting. Aku tidak peduli jika aku ada di sisi yang salah.

Itulah apa yang sebenarnya kupikirkan.

Pokoknya, tinggal sembilan bulan lagi sampai animeku tayang - langkah pertama dalam membuat anime berjalan dengan lancar.

Makina-san menunjuk jarinya padaku. Gerakan itu menggetarkan dadanya sedikit.

"Masamune-san, ada sesuatu yang harus kau lakukan! Untuk mempermalukan wanita itu, aku butuh kau untuk menulis skenario episode kedua!"

"Eh? Eh? Apa yang kau bicarakan?"

"Aku sudah menulis rancangan komposisi seriesnya, tapi itu akan diubah ketika kita membicarakannya, sudah tidak diragukan lagi. Jadi aku harap penulis aslinya bisa melakukannya."

Dia memberiku tatapan yang tulus.

"Itu pasti - luar biasa! Sangat keren! Tolong!"

"Tunggu, aku sama sekali tidak tahu caranya menulis skenario!"

"Jangan khawatir, lakukan saja. Kau sudah melihat aku menulis skenario, bukan? Tulis saja seperti itu."

"Sekarang aku ~~ mengerti ~~"

"A? Apa?"

Aku memegang tangannya, dan berkata:

"Hal pertama yang dikatakan senior ketika mengerjakan pekerjaan yang normal - adalah mengerjakan pekerjaan yang sangat mudah, tidak peduli pekerjaan macam apa itu."

"Yup yup."

"Hal kedua yang dikatakan senior ketika mengerjakan pekerjaan yang normal - jika aku bisa melakukannya, maka tentu saja yang lainnya juga bisa."

Tulis saja seperti itu.

Mereka semua mengatakan itu.

Tapi siapapun yang mendengar itu pasti akan berpikir "Mana mungkin aku bisa melakukannya, bodoh!" Jadi tolong, jangan katakan itu padaku.

"Tidak tidak tidak! Kau sungguh bisa melakukannya! Jangan merendahkan diri!"

"Aku tidak sedang merendahkan diri - tentu saja aku tahu garis besarnya seperti apa, aku juga berlatih menulis skenario. Tapi aku tidak yakin bisa menulis sesuatu yang lebih baik darimu."

Penulis dan penulis skenario adalah pekerjaan yang berbeda - meski keduanya berbagi aspek yang sama, pada akhirnya kedua pekerjaan itu sangatlah berbeda.

Bahkan seorang penulis light novel profesional tidak bisa melakukannya.

Penulis aslinya bisa melakukan itu lebih baik...mereka mungkin berpikir seperti itu, tapi aku pikir aku tidak bisa melakukannya.

Setahun yang lalu, ketika pertama kali aku mengetahui kebenaran tentang Sagiri, aku juga menulis beberapa skenario untuk novelku. Sekarang kalau dipikir-pikir, aku bisa bilang kalau skenario itu sangatlah tidak berguna.

"Tentu saja! Jika kau bisa menulis sesuatu yang lebih baik dariku, maka kau tidak membutuhkan aku lagi untuk menulisnya! Selain itu, bagaimana jika kau benar-benar menulis sesuatu yang lebih baik dariku?"

Makina-san mengatakan itu padaku.

"Kita masih punya rapat-rapat ini; kita semua adalah pro. Selama kita berbicara dan mendiskusikannya satu sama lain, maka kau bisa membuat skenario yang lebih baik dariku! Aku memikirkan itu sebagai penulis aslinya, kau bisa melakukannya!"

Dengan cepat ia memberiku semua data-data karakter nya.

"Lagipula kau orang yang paling mengerti karakter-karakter ini! Jika penulis aslinya menulis skenario, aku percaya kau bisa memberi mereka 『 jiwa 』!"

Suaranya, penuh motivasi, menerpaku seperti badai.

"Apa itu akan membuat animenya jadi lebih baik?"

"Tentu saja!"

..Jika dia berkata begitu..

"Baiklah..aku akan mencobanya!" Balasku.

Hatiku terbakar oleh motivasi lagi.

Bagus. Sangat bagus. Biarku tulis itu! Sekarang waktunya bagiku untuk memperlihatkan hasil dari latihanku.

"Itulah semangat! Jadi, minggu depan kita akan membicarakan skenario kedua yang ditulis oleh Masamune-san! Mohon kerja samanya ?™?"

"Maka kau juga harus menulis rancangan komposisi series yang ketiga, Aoi-sensei."

".... Iya."

Produser Akasaka memperingati Makina-san.



"Izumi-sensei, boleh minta waktu sebentar?"

Setelah rapat berakhir, sebelum aku pulang ke rumah, Kagurazaka-san memintaku untuk tinggal.

"Tentu, ada apa?"

"Ada banyak hal yang harus kita bicarakan, kebanyakannya mengenai men-supervisi pekerjaan."

"Ah - ok, aku mengerti."

Kagurazaka-san duduk di kursinya, masih berfokus ke laptopnya. Dia memberiku sinyal untuk mendekatinya.

Ketika aku sampai di tempatnya, dia berkata:

"Sebenarnya, tentang pekerjaan Izumi-sensei, Eromanga-sensei telah mengirimku email komplen yang banyak. Dia kelihatanyna marah."

"Yeah...."

Aku dapat memikirkan alasannya kenapa bisa begitu.

"Singkatnya, dia bilang 『 Kerjaannya terlalu banyak! Pikirkan sesuatu! 』. Dia bahkan menyarankan untuk membatalkan satu atau dua projek."

Berdasarkan seberapa marah ia tadi pagi, ini memang sudah diduga.

Contohnya, tentang supervisi projek game -

"Aku tanya sesuatu terlebih dahulu...apa memang tidak mungkin membatalkan sebuah projek?"

"Seharusnya aku tidak mengatakan ini, tapi ini adalah bisnis. Jika kita membuat anime, lalu mereka juga ingin kita membuat game!"

"Seriusan?"

"Iya! Meskipun kau menanyakan ini ke editor yang lain, jawabannya akan sama saja! Jadi bukan hanya game, tapi men-supervisi semua projek yang berhubungan adalah tanggungjawabnya penulis original. Kau tidak bisa menolaknya, jadi tolong penuhi tugasmu."

Aku pikir dia sedang mencoba menipuku. Tapi meskipun memang seperti itu, untuk mimpiku, aku harus melakukannya.

Selain itu...

"Sebenarnya menurutku pribadi, aku sangat senang ketika aku men-supervisi projek game. Aku ingin membuat game yang menarik. Selain itu, karena aku sudah memulainya dari awal, tidak mungkin bagiku bisa membatalkannya di tengah jalan. Aku akan mengurusnya sampai akhir."

"Iya, itulah semangat. Jadi kita harus menemukan cara supaya Eromanga-sensei dapat menerima ini - pokoknya, tolong lihatlah ini. Ini adalah jadwal kerjamu yang sekarang."

Kagurazaka-san memperlihatkan tabletnya. Disitu ada jadwalku untuk semua tugasku.

Kerjaanku di susun di sebelah kiri. Sejujurnya itu cukup banyak.

Novel original "Adik perempuan paling imut di dunia"

Anime "Adik perempuan paling imut di dunia"

Iklan game mobile "Adik perempuan paling imut di dunia"

Game sosial "Adik perempuan paling imut di dunia"

Keempat itu adalah projek yang paling penting. Masih ada banyak lagi, tapi dibandingkan dengan keempat itu yang lain tidak ada apa-apanya.

Hal yang paling penting disini adalah...semuanya harus diselesaikan di bulan Agustus.

"Bisakah kau memberiku perpanjangan deadline?"

"Bisa saja, tapi pada akhirnya itu semua harus diselesaikan di waktu yang hampir bersamaan. Kenapa, kau tanya? Karena itu semua harus digabungkan dengan tayangnya anime Sekaimo. Rencananya kita akan me-rilisnya tepat setelah anime Sekaimo tayang, yang mana merupakan waktu paling tepat untuk menjualnya. Kecuali kau punya alasan yang sangat penting, kita tidak bisa mengundurkan deadlinenya."

"Dengan kata lain?"

"Deadline buat projek-projek itu sangat berdekatan satu sama lain! Jadi kau menyerah sajalah!"

Apa-apaan itu.

"...Aku tidak yakin Eromanga-sensei akan menerima hasilnya. Sama sepertiku, aku tidak ingin membuat adik perempuanku khawatir lagi."

"Tapi bukankah kau hanya mengambil satu pekerjaan tambahan untukmu sendiri?"

"Itu benar, tapi -"

"Kau pikir itu adalah sesuatu yang harus kau lakukan, benar? Aku mengerti - itulah kenapa aku tidak menghentikanmu. Dan ini!"

Kagurazaka-san memperlihatkanku gambar baru di tabletnya.

"Lihatlah! Aku menggunakan beberapa koneksiku untuk mengundurkan game socialnya sampai bulan September!"

"Bagus! Luar biasa, Kagurazaka-san! Kadang-kadang kau juga melakukan pekerjaanmu sebagai editor!"

"Ara ~ Izumi-sensei, jangan memujiku seperti itu! Bagi editor berbakat seperti diriku, menipu orang-orang itu menggunakan kata-kata manis sangatlah mudah!"

Aku pikir kita tidak bisa membiarkan orang lain mendengarkan ini.

"Jadi...ini kerjaan baruku untuk bulan Agustus?"

Aku melihatnya lagi dan mengatakan pendapatku:

"Aw...apa aku salah baca? Kenapa ini terlihat seperti kerjaanku minggu depan meningkat?"

"Memang. Karena aku mengundur satu deadline selama satu bulan, aku harus memindahkan pekerjaan lain ke dalam slot waktu itu. Namun, selama kau bisa melewatinya minggu depan, tidak akan ada lagi yang harus diburu-buru. Jadi tolong lakukan yang terbaik. Seharusnya mudah bagimu, kan, Izumi-sensei? Karena kau tidak perlu pergi ke sekolah lagi."

“Aku hanya menulis novel dengan cepat, itu bukan berarti aku bisa melakukan pekerjaan lain dengan cepat! Selain itu - aku dilarang untuk『 bekerja semalaman 』di rumah! "

“Meski begitu - aku yakin Izumi-sensei bisa melakukannya! Lagipula, ini tidak seperti kau belum pernah berurusan dengan krisis semacam ini sebelumnya, kan!"

"Berhentilah mendorong pekerjaan padakuuuuuuuuu!!!!"

Kau mengutip dari light novel, ya kan? Setidaknya gunakan kata-kata mu sendiri!

“Pokoknya, mau bisa mengikuti jadwal kerjaku ataupun tidak akan sangat mempengaruhi kehidupan penulis Izumi Masamune. Selain Muramasa-sensei, semua penulis kelas atas perusahaan penerbit kami telah menghadapi masalah yang sama sepertimu setidaknya sekali. Dan mereka semua berhasil."

Ekspresi bercanda Kagurazaka-san telah menghilang; dia berbicara sambil menatapku.

“Semua orang sama. Kecuali kau bisa melewati cobaan yang sulit ini, kau tidak bisa menjadi penulis kelas atas. Pekerjaan kita memang sekejam itu. Tidak hanya animenya: kau juga harus menyelesaikan novel asli Sekaimo minggu depan."

“………………”

Kata-katanya sangat membebani pundakku.

“Aku mengerti banyak hal telah terjadi dalam kehidupan pribadimu - tetapi untuk minggu depan, aku ingin kau mengabaikan itu semua - bahkan jika keluargamu marah padamu - bahkan jika kekasihmu meninggalkanmu. Kau harus membatalkan『aturan tidak bekerja semalaman』, sehingga kau bisa menyelesaikan semua proyek tersebut tidak peduli apapun yang terjadi. Aku berbicara dari lubuk hatiku yang paling dalam ke seorang penulis langka, yang menjanjikan."

Dia memberiku senyuman jahat:

"Bagaimana menurutmu, Izumi-sensei?"



"Aku pulang - Wow!!! Apa-apaan?"

Tepat ketika aku sudah pulang, aku disambut oleh niat membunuh yang sangat besar. Aku bahkan tidak sempat melepas sepatuku.

"Masamune! Aku dengar dari Makina! Kau mengambil pekerjaan menulis skenario? Apa kau segitu bodohnya? Berapa banyak pekerjaan yang ingin kau lakukan sendiri? Kau butuh setidaknya satu bulan untuk menyelesaikan kerjaanmu yang sekarang!"

Itu yang Elf katakan.

"Kau memang benar-benar bodoh! Kau hanya menambah beban kerjamu!"

Itu yang Muramasa-senpai katakan.

"Aku tidak percaya! Bagaimana bisa kau jadi sebodoh ini!"

Itu yang Kyouka-san katakan.

Dari tablet yang dipegang Elf, Sagiri memberiku pukulan terakhir.

"Sungguh...Nii-san bego!"

Aku dihujani cercaan.

Di suasana yang tegang ini, perlahan-lahan aku melangkah ke depan.

Mata semua orang tertuju padaku.

Melihat aku membuat semua orang marah, aku -

"Maafkan aku telah membuat kalian khawatir!"

Aku membungkuk dalam-dalam.

Saat ini, ada sesuatu yang membuatku, Izumi Masamune, menderita, banyak.

Supaya mimpiku menjadi kenyataan, aku harus menyelesaikan kerjaanku minggu depan.

Tapi aku juga tidak bisa membuat Sagiri atau siapapun khawatir.

Kedua hal itu tidak bisa terjadi di saat yang sama.

- Tapi untuk minggu depan, aku ingin kau mengabaikan itu semua - bahkan jika keluargamu marah padamu - bahkan jika kekasihmu meninggalkanmu.

- Kau harus membatalkan『aturan tidak bekerja semalaman』, sehingga kau bisa menyelesaikan semua proyek tersebut tidak peduli apapun yang terjadi.

Jadi aku merenungkan hal itu - kemudian aku membuat keputusan -

"Tapi hanya untuk satu minggu lagi - tolong bantu aku menyelesaikan pekerjaanku! Jika aku bekerja sendiri, aku harus bekerja semalaman, aku akan membuat semua orang khawatir.... hanya itu satu-satunya cara aku bisa menyelesaikan kerjaanku minggu depan! Tapi aku tidak ingin melakukan itu...jadi tolong! Pinjamkan aku kekuatan kalian!"

"...Masamune...kau...."

Elf, Muramasa-senpai dan Kyouka-san semuanya melihatku dengan mata terkejut.

Aku berterus terang meminta pertolongan mereka semua...ini pertama kalinya.

Karena aku tidak yakin bisa berhasil tanpa mengambil jalan ini.

Jika aku tidak bisa melakukannya menggunakan kekuatanku sendiri, maka aku harus meminjam kekuatan orang lain. Dari keluargaku, temanku dan rekan kerjaku. Aku akan meminta semua orang untuk berdiri di sisiku.

Setelah aku selesai, aku akan memikirkan cara untuk membalas mereka.

Meskipun ini bukan ide yang baru atau menjanjikan, beginilah rencanaku untuk memanggil kekuatan terbesarku.

"Selama semuanya dapat selesai minggu depan... maka..."

"Biarkan aku istirahat!"

"................"

...............

Tidak ada yang berbicara. Suasananya sangatlah sunyi.

Aku masih terus menundukkan kepalaku, jadi aku tidak tahu mereka berekspresi seperti apa.

Beberapa waktu pun berlalu...

Duk duk duk.... itu suara langkah kaki di tangga.

Kemudian ada suara datang padaku, tidak melalui tablet.

"Apa kau...sungguh...tidak akan...bekerja semalaman?"

".... Iya, tidak akan."

"...Kau akan...tidur dengan benar...setiap hari?"

"...Iya."

"Lihat aku ketika kau menjawab."

Sagiri mendekatkan kepalanya padaku.

Aku pun melihat matanya.

"Aku pasti tidak akan sakit - aku akan menjaga diriku sendiri."

"...Begitu? Maka itu bagus."

Dia tersenyum lembut.

"Setelah itu, ayo istirahat dengan benar."

"Iya! Bukan hanya satu hari...! Aku akan menghabiskan dua hari penuh di liburan musim panasku - selama itu, aku tidak akan melakukan apapun - yang berhubungan dengan pekerjaan!" Kataku, mengangkat kepalanku.

Di saat-saat itu, Elf menghembuskan nafas, dan berkata.

"『Aku akan menghabiskan dua hari penuh di liburan musim panasku 』katanya. Berpikir ternyata murid SMA dapat mengatakan sesuatu yang sangat konyol."

"Meski begitu, setidaknya dia bilang 『 istirahat 』, jadi itu lebih baik daripada tidak." Ucap Muramasa-senpai.

Sagiri berbalik ke Elf dan Muramasa-senpai, dan membungkuk:

"Elf-chan, Muramasa-chan...tolong bantu Nii-san."

"Kau tidak perlu mengatakannya lagi. Lagipula kita datang kesini supaya bisa membantu Masamune-kun."

"Pekerjaan kita belum selesai."

Elf berkata dan memegang bahu Sagiri.

"Ayo bantu dia sampai akhir! Sebenarnya, sebagai seorang penulis terkenal, aku sendiri tidak begitu senggang! Faktarnya, deadlineku juga sebentar lagi! Tapi karena kalian berdua yang memintanya, aku tidak punya pilihan lain selain melakukannya denganmu!"**

Terjemahan dari bahasa Elf: artinya "Aku akan membantumu."

(**Editor dari tukang tl inggrisnya note: Ini bukan terjemahan yang sebenarnya tapi Elf sengaja mengatakannya dengan cara seperti mempunyai double meaning untuk membantu, dan sesuatu yang lebih tidak pantas)

Di sebelah Sagiri, Muramasa-senpai melihatku.

"Mengenai konten game nya... Aku sudah selesai menulis satu rutenya, kau bisa memeriksanya nanti. Ayo kita buat novel Sekaimo terbaik, game Sekaimo terbaik!"

“Elf…Muramasa-senpai!”

"Tentu saja, aku juga akan membantu!" Kata Kyouka-san.

"Kyouka-san, semuanya...."

Tubuhku mulai gemetaran, aku berusaha menahan air mataku. Semuanya tertawa dan berkata:

"Ah ~ Masamune-kun, tidak perlu se-emosional itu."

"Benar benar ~ sudah berapa kali kita punya pembicaraan seperti ini?"

"Meski begitu, aku tidak bisa menahannya! Terima kasih! Terima kasih banyak!"

"Baiklah baiklah. Ketika kau istirahat, pastikan bermain denganku."

"Kau bisa membalasku dengan novelmu. Tentu saja itu bisa ditunggu ketika kau sedang senggang."

Selama momen yang mengharukan ini -

"Ah, Masamune-san ~ apa acara komedi ini sudah selesai? Tolong telpon aku ketika kau selesai dengan skenario keduanya ♪ Aku hanya bisa mengerjakan yang ketiganya setelah aku membacanya ~"

"Mulai tulis sekarang!!!"

Pada akhirnya, Makina-san seperti biasa memberi kesimpulan yang membosankan pada percakapan kita.



Dan minggu yang sangat sibuk pun dimulai.

"Baiklah! Aku akan melakukan yang terbaik hari ini!"

"Masamune! Aku ingin memastikan sesuatu! Pekerjaan macam apa yang harus selesai minggu ini?"

"Men-supervisi konten game, memperbarui novel original volume ke-enam dan menulis skenario kedua!"

"Prioritasnya yang mana dulu?"

"Urutannya sama dengan yang kukatakan tadi."

"Bagaimana dengan pekerjaan yang editormu tambahkan itu?"

"Karena itu tentang novel, aku sudah melakukannya."

"...Kau sungguh menulis dengan cepat, bukan?"

"Saat ini, Sagiri mungkin sedang menggambar ilustrasinya."

"Anak itu juga sedang bekerja keras ~ Eromanga-sensei juga ikut serta dalam men-supervisi karakter animenya, bukan?"

Dengan bantuan semua orang, aku memfokuskan diriku untuk bekerja. Tapi ini bukan bekerja semalaman begadang seperti sebelumnya.

Aku makan teratur, bekerja keras, tidur dengan teratur, dan kemudian ulangi.

Jam kerjaku menurun, tapi efisiensi kerjaku meningkat.

Projek yang butuh satu bulan untuk selesai sudah terselesaikan satu demi satu.

Hari ini, aku bekerja di kamarku di lantai kedua.

"Muramasa-senpai! Mengenai konten game yang kau tulis -"

"Itu sangat menarik, bukan!?"

"Tentu saja!"

Kataku tanpa ragu-ragu.

"Tapi kita tidak bisa menggunakannya sebagai konten game, jadi tolong buat ulang!"

"Eh? Apa maksudmu?"

"Pastikan kalimat-kalimatnya kurang dari tiga baris, dan kau tidak perlu menulisnya secara horizontal. Tulisan Jepang lebih cocok menulis dari atas ke bawah secara vertikal. Walau begitu, meskipun itu bukan tidak mungkin menulisnya secara vertikal di dalam game, itu tidak cocok. Senpai, apa kau pernah membaca visual novel sebelumnya? Jika kita menulisnya secara vertikal seperti novel, akan sulit untuk dibaca."

" - Biar aku saja yang mengurusnya dari sini."

Elf menyelaku dan memulai penjelasannya sendiri:

"Aku akan menjelaskannya pada Muramasa-chan bagaimana caranya menulis konten game; kau urus saja kerjaanmu."

"Iya...aku akan menyerahkannya padamu, Elf-senpai."

"Serahkan padaku, Kouhai." Elf menepuk dadanya.

"Elf! Jangan anggap aku seperti monyet!"

"Baiklah baiklah! Kemungkinan kau dapat mempelajarinya dalam waktu setengah hari. Aku akan memberimu catatan dari ketika aku men-supervisi game "The Flame of Dark Elf": kau bisa belajar dari situ."

"Aku tidak butuh gamenya. Kau sudah memberikannya padaku, jadi aku sudah memainkannya."

"Ya memang. Kalau begitu lebih cepat - tulis saja seperti itu."

Tulis saja seperti itu?

Melihat Muramasa-senpai sedang kesulitan, aku berkata:

"Terima kasih, Muramasa-senpai - telah menulis konten game yang sangat menarik. Jika aku sendiri, tidak mungkin aku bisa menulis konten se-emosional itu."

"...Sama-sama. Lebih tepatnya, kupikir aku seharusnya yang berterima kasih telah memperbolehkanku untuk membantu. Terima kasih telah memperbolehkanku mengerjakan supervisi game ini."

Dan begitulah -

Kita menyelesaikan pekerjaan kita.

Pekerjaan rumahku, yang biasanya aku kerjakan sendiri, dibagi-bagikan dengan semua orang.

Elf yang memasak, Kyouka-san yang mencuci pakaian, dan sisanya dilakukan oleh Muramasa-senpai.

Sejujurnya, kita masih kekurangan waktu.

Aku tidur jam 11 malam setiap harinya.

Bagaimana hasilnya, kalian tanya?

Setelah rapat keluarga berakhir - telah diputuskan aku akan tidur di kamar Sagiri, tapi tidak di kasurnya.

Sagiri tidur di kasurnya, sementara aku tidur di matras di lantai. Keputusan itu berdasarkan permintaan Sagiri 『 mengawasi Nii-san 』.

Ada persyaratan tambahan: Kamar terkunci harus tetap terbuka.

"...Aku sangat khawatir sekarang kamarku tidak terkunci..."

Sebagai seorang hikikomori, persyaratan itu cukup menyulitkan Sagiri, tapi pada akhirnya dia menerimanya.

Dengan imut dia mencibir:

"Kalau begitu...jika ada 『 seseorang yang ingin mengeluarkanku dari kamar 』, Nii-san harus melindungiku."

Dia mengatakannya! Sangat imut! Meskipun ada raja tirani muncul di tengah malam, aku akan melindunginya!

"...Phew."

Pokoknya, seperti itulah.

Tidur dengan perempuan yang kusuka di kasur yang sama - aku berhasil kabur dari situasi tersebut.

Jika hal itu terjadi lagi, kupikir pikiranku perlahan akan hancur.

Ini yang terbaik...tapi aku merasa sedikit menyesal.

"Kau sudah mengantuk? Selamat malam, Sagiri."

"Selamat malam, Nii-san."

Aku mematikan lampu dan menutup mataku. Akhirnya aku merasa lelah.

Kemudian, perlahan, pikiranku menjadi jelas.

- Hanya tinggal bersama tidak membuat kita menjadi keluarga.

Adik perempuanku mengatakan itu sebelumnya.

.... Apa sekarang kita sudah menjadi keluarga?



"...Masamune...cepatlah bangun...Masamune..."

Suara pelan datang dari sisi kananku.

"Um...."

Tidak peduli betapa lelahnya diriku - Izumi Masamune - selalu bisa bangun saat matahari terbit.

Jadi jika "seseorang membangunkanku", itu artinya sekarang masih gelap.

Tepat ketika aku mulai memikirkannya -

*Dug* Seseorang memukul wajahku.

"Aw!"

Gerutuku sembari pikiranku mulai tersadar.

Hal pertama yang kulihat saat aku membuka mataku adalah -

"Elf - Dasar!"

"Shhhhh!! Tenanglah!"

Penjajah itu menutup mulutku.

Dia adalah Elf. Dia sedang berbaring di sisi kananku, di dalam selimutku.

"...Apa yang kau lakukan?"

Ucapku pelan. Dia tersenyum.

"Serangan malam, tentu saja!"

Dia memang mengecilkan suaranya, tapi itu masih terdengar jelas.

"A, apa yang kau katakan?"

"Event langka seperti tinggal bersama, tidak mungkin aku bisa menyia-nyiakannya. Kukuku... apa kau tahu berapa banyak rencana yang telah kucoba untuk membuka pintu kamar terkunci ini - sekarang kesempatan ini akhirnya telah berada di genggamanku!"

"Bi, biarkan aku kembali ke kamarku terlebih dahulu! Jika Sagiri bangun...."

"Tidakkah kau pikir hal ini mirip dengan event dimana perempuan yang kau sukai tidur di sebelahmu dan aku menyelinap masuk lalu memintamu untuk melakukan zina?"

"Apa-apaan itu..."

Jangan katakan sesuatu yang terlalu rumit!

"Pergi saja sana ke kamarmu!"

"Tidak. Atau lebih tepatnya, aku tidak bisa."

"Kenapa?"

Tepat setelah aku bertanya, Elf memberiku senyuman tanpa takut:

Lalu dia melakukan sesuatu di balik selimut sebelum melepaskan "itu".

"Masamune, ini. Untukmu ♪."



"Itu" adalah pakaiannya.



"Ke...?"

Ini adalah piyamanya. Piyama yang sama dengan yang ia kenakan saat malam hari.

Jika itu keluar dari selimut, artinya -

"Kau, kau..... kau!!!!!"

"Karena saat ini, aku yang akan menyerang!"

Dia mengatakan sesuatu yang sungguh tak dapat dipercaya sebelum melemparkan kaus kakinya.

Diikuti oleh...sesuatu yang lain yang ia kenakan.

Tidak mungkin aku bisa mengusirnya di situasi seperti ini.

[OLI Fan Translation] Eromanga Sensei Volume 8


"...Apa-apaan...."

Ini adegan yang erotis, tapi ini terlalu mendadak sehingga aku tidak bisa mengerti apa yang sedang terjadi.

Di sebelahku, Elf berbicara dengan menggoda:

"Ahahaha.... Aku tidak seperti gadis tertentu yang tidak menyiapkan apapun...apa kau suka situasimu ini sekarang?"

"Dimana kau dapat ide ini...."

"Atau kau lebih ingin aku menempelkan stiker berbentuk hati di dadaku?"

"Dimana kau dapat ide itu!!!"

Ide itu hanya akan membuat orang tertawa, tidak peduli seberapa kerasnya kau mencoba.

"Ini tidak cukup untuk membuatku tertarik!"

"Ara, begitu? Aku tidak setuju, sebenarnya...Ketika kita menyentuh satu sama lain secara langsung.... Aku tidak yakin ada laki-laki manapun yang dapat menahannya..."

Dia tertawa.

Suasana bercanda yang biasanya tiba-tiba menghilang.

Senyumannya sama seperti biasa, tapi di kegelapan...itu terlihat seperti senyuman succubus.

"Ug...Uhhhhhhmmmmmm"

Aku berusaha membebaskan diri dan kabur, tapi dia memeluk pangkal pahaku dengan tangannya -----

"------"

Woo!!!! Kelembutan ini.... hampir merubahku jadi seorang idiot.

Tepat ketika aku akan jatuh ke dalam gengamannya...

Dengan *duk*, ada sesuatu yang mengenai Elf dari kasur.

Suara pertama yang aku dengar adalah *duk*, diikuti oleh ...

"Gueh!"

Teriakan yang sangat tidak seperti wanita.

Yah, siapapun akan berteriak seperti itu jika ada seseorang yang tiba-tiba duduk di wajah mereka.

"...Aku sungguh tidak bisa mempercayaimu."

Orang yang duduk di wajah Elf adalah Sagiri.

"...Sa, Sagiri? Kau...bangun?"

"Karena Nii-san sangat berisik...selain itu, aku agak memprediksi hal ini."

Jadi dia pura-pura tidur.

"Begitu...."

Phew, bahaya! Sangat bahaya! Jika Elf berhasil memikatku, maka....

Aku menghembuskan nafas lega.

"Aku akan mengeluarkan Elf, Nii-san, tutup matamu."

"...Tentu."

Tunggu? Mengeluarkannya? Saat dia telanjang?

"Ada sesuatu yang ingin kau katakan, Nii-san?"

"Tidak, tentu saja tidak..."

Sekali lagi, aku sadar...

Selama dia tetap berada di kamar ini, adik perempuanku tak terkalahkan.



Tanggal 3 Agustus - supervisi konten game, selesai.

Tanggal 4 Agustus - draft kedua novel original volume keenam selesai.

Dan kemudian, tanggal 6 Agustus, pukul 22:30

"Yeahhhhhhhhhhh! Selesai!!!"

Aku berteriak di kamarku.

Aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku.

Elf dan Muramasa-senpai bertepuk tangan.

"Supervisi, skenario, novel original...aku tidak percaya kau menyelesaikan semuanya dalam seminggu. Seperti yang diduga dari seseorang dengan skill spesial 『 Speed Star 』."

"Itu sangat hebat, Masamune-kun."

"Ini bukan hanya kekuatanku! Semuanya melakukan ini!"

Aku memegang tangan kedua penolongku.

"Tapi itu bukan berarti semua pekerjaanku telah selesai."

"Tapi tidak ada deadline dalam waktu dekat, jadi kau bisa istirahat sekarang."

"Istirahatlah, oke."

"Iya..."

Karena aku berjanji dengan Sagiri.

Aku berbaring di kasurku, dan mengambil nafas dalam.

"Iya, aku harus istirahat -"

Mulai besok, liburan musim panasku akhirnya akan dimulai.