Seperti biasa, chapter terakhir itu biasanya suka lebih panjang dari chapter lain, jadi saya membaginya menjadi 2 bagian.


[OLI Fan Translation] Eromanga Sensei Volume 7

Hari Sabtu, pukul 18:00 -

Rapat keempat dimulai. Topiknya adalah
"Rancangan komposisi series - rapat ketiga".

*Tang tang tang~~*

Di depanku, Makina-san mengangkat rancangan yang sudah selesai ke atas kepala.

Dan kemudian ~ dia mengambil nafas dalam.

"Ini dia! Rancangan komposisi series anime Sekaimo!"

"Bagus." Kataku

".............." Kata direktur.

"Bagus ~ prok prok prok". Kata kepala editor.

"...Bisakah kau berhenti bertingkah seperti kau menyelesaikan sesuatu yang sangat sulit?" Kata produser.

"Tunggu sebentar! Reaksimu sangat dingin!" Kata Makina-san, matanya melebar terkejut.

Produser Akasaka dengan dingin membalas:

"Jika kau ingin sambutan hangat, maka berikan pada kami dua minggu sebelumnya."

".... Ugh!"

"Dan juga, Aoi-sensei...aku dengar kau dan penulis aslinya -"

"Kita tinggal bersama! Cuma tinggal bersama!"

"Uhuk uhuk, iya, jadi kalian tinggal bersama. Apa kau memperoleh sesuatu yang berguna?"

"Iya tentu saja!"

Makina-san memberikan rancangan itu padanya, mungkin dia ingin membuktikannya sendiri.

"Karena aku dapat beberapa referensi yang bagus, sekarang aku mengerti bagian-bagian yang sebelumnya tidak aku pahami. Efeknya sangat keren!"

Eh? Begitukah?

Meskipun aku tidak terlalu mengerti apa yang dia maksud.

"Ayo kita bicarakan lebih rinci kalau begitu."

Kata produser Akasaka, membuat suasananya menjadi serius lagi.

Atas perintahnya, rancangan komposisi series di bagikan ke semua orang yang ada di ruangan. Sampulnya bertuliskan "Rancangan Komposisi Series Anime Sekaimo".

Di halaman selanjutnya, ada daftar isi sederhana (termasuk sesuatu seperti: Imouto : Klimaksnya!). Totalnya ada dua belas baris. Ada rincian-rincian yang berhubungan dibawah setiap baris: seperti tentang apa bagian ini, bagian ini ada dimana di dalam light novel - dan ada ikhtisar singkat.

Rancangan ini dibuat oleh Makina-san, yang mempunyai etos kerja setengah hati. Aku tidak bisa membayangkan dia dapat membuat sesuatu yang seperti ini.

Setelah membacanya, direktur Amamiya bertanya pada Makina-san dengan nada rendahnya yang seperti biasa:

"Dua belas episode dalam tiga bulan...tapi ini hanya sampai volume 4?"

"Aku yakin seperti itu adalah yang terbaik, berdasarkan situasi kita saat ini ~~ pada akhirnya, kita hanya butuh cara untuk mempopulerkan anime nya selama tiga bulan."

Dua belas episode adalah tiga bulan.

Dia meletakan tangannya ke atas meja; kemudian berkata:

"Bagaimana menurutmu ~~? Penulis asli, Izumi Masamune-sensei?"

"Yah.... berdasarkan jadwalnya, setiap volume akan mencakup tiga episode. Akan sama saja dari volume satu sampai volume empat."

"Itu benar. Novel aslinya ~~ adalah novel komedi romantis ~~ Aku pikir langkah ini adalah pilihan yang tepat ~~ tiga episode setiap volume itu cukup bagus ~~ Jika kita memotongnya dan membuat dua episode setiap volume, kita mungkin bisa menyelesaikan klimaksnya ~~ tapi empat episode setiap volume itu terlalu banyak ~~"

Makina-san mengatakan pemikirannya.

"Tapi masih sulit mengatakan kalau tiga episode setiap volume adalah pilihan yang terbaik ~~"

Yeah. Ada volume yang lebih panjang dari yang lain. Kita tidak bisa menganggap itu semua sama.

"Selanjutnya, saya akan menyampaikan pendapatku sebagai penulis aslinya, bisakah kalian mendengarkannya?"

"Silahkan." Kata produser Akasaka mewakili semua orang.

Makina-san mengeluarkan laptop dari kantongnya, kemudian berkata "Silahkan mulai ~~"

"Pertama, mengenai volume satu - klimaksnya -"

Aku mengatakan pendapatku pada semua orang.

Karena volume satu itu cukup panjang, aku harap itu bisa dibuat jadi empat episode.

Karena gambar dapat menjelaskan lebih baik dari kata-kata, pasti akan membosankan jika animenya menampilkan semua yang aku tulis di bukuku, jadi aku menyarankan kita mengubahnya sedikit. Kedua, mengenai kesan pertama pemeran perempuan utamanya, kita harus menambahkan - dll dll -

Tentu saja, aku tidak mengira saranku akan cepat dipakai. Pada akhirnya, aku bukan orang yang tidak tahu malu seperti Elf.

'Ini semua hanya pendapat pribadiku: menurut kalian bagaimana?' - itulah yang kupikirkan.

Aku hanyalah orang luar dalam industri pembuatan anime. Tapi aku memahami aturan paling dasar ketika berurusan dengan pekerja yang sudah profesional.

Makina-san mendengarkanku sambil mengetik di laptopnya.

"Oke, penulis original - apa ini semua pendapatmu?"

"Iya."

"Selanjutnya, bolehkah kita mendengarkan pendapat produser dan direktur juga?"

".... Aku pikir jika kita menggabungkan rancangan komposisi series dengan saran penulis original, itu pasti akan bagus." Kata produser Akasaka.

"Bagaimana menurutmu, direktur Amamiya?"

"..........."

Seperti Brachiosaurus, secara perlahan direktur Amamiya memegang dagunya sebelum menjawab:

"........... Aku sudah baca..... volume lima.... aku menyukainya.... aku ingin membuatnya."

Volume lima, yang dijadwalkan terbit bulan depan, yang juga dikirim ke tim pembuatan anime.

Dia tidak berkata banyak, tapi aku tahu dia membaca novelku dengan teliti. Aku merasa senang ketika seseorang yang sangat luar biasa memuji.

"Dua belas episode akan menghabiskan volume satu sampai empat, tidak mungkin bagi kita bisa mengadaptasi volume lima juga." Potong produser Akasaka.

Menanggapinya, direktur Amamiya menundukkan kepalanya seperti anjing besar yang malang; kemudian dia melihat Makina-san dengan mata memelas.

"..Bisakah kau...memikirkan caranya?"

"Yah, kita bisa: Jika kita mampu melewatkan seluruh volume."

Mendengar itu, aku dapat penglihatan tentang mimpi terburuk dunia ini.

Kekasih penulis aslinya, Muramasa-senpai berteriak "Aggggggggggg", loncat ke dalam rapat, mengeluarkan pisau dan membunuh semua orang.

Kasar bagiku, dan aku minta maaf. Tapi itulah kesanku terhadap penggemar garis kerasku.

Aku tidak yakin ada berapa banyak penggemar garis keras yang aku punya, tapi sebuah adaptasi anime dari novel yang terkenal akan menarik beberapa penggemar garis keras.

Jadi, untuk melindungi kehidupan semua orang yang ada disini, aku berkata:

"Tolong, jangan memotong bagian-bagian dari novel aslinya sebanyak mungkin."

"Bagus ~~ aku juga setuju."

Untungnya Makina-san memahami maksudku. Dia pun melihat direktur Amamiya:

"Tapi, aku sudah mendengar pendapat direktur...pendapat penulis original, direktur, produser...pendapat semua orang...pekerjaanku sebagai penulis skenario adalah berusaha memenuhi itu semua!"

Sangat keren! Jika itu apa yang benar-benar ia rasakan; maka aku pikir aku bisa bekerja dengannya seumur hidupku.

"...Aneh." Gumam direktur Amamiya. "Sudah sangat lama semenjak terakhir kali kau mendengarkan pendapat orang lain."

"Begitukah?"

"...Iya."

Direktur Amamiya mengetuk-ngetuk jarinya ke meja. Meskipun ekspresinya masih tetap sulit untuk dibaca. Aku pikir aku melihat ia tersenyum.

"Ini perkembangan yang bagus."



Dan begitulah rapat ke-empat.

Aku tidak sepenuhnya mengerti dengan apa yang produser Akasaka katakan, tapi mendengar Makina-san bisa terus bekerja membuatku merasa lega.

Namun, dia masih punya banyak ketertinggalan yang harus dikejar, mengingat banyak hal yang terlambat dari jadwal adalah karenanya.

Contohnya, sebelum rapat selanjutnya, dia harus menyelesaikan revisi kedua rancangan komposisi series berdasarkan dengan yang hari ini dibicarakan.

Sebagai penulis aslinya, aku sangat menantikan melihat rancangan selanjutnya miliknya.

Baiklah.

Dan begitulah, tim pembuatan anime akhirnya mulai bekerja.

Tentu saja, masih ada masalah yang tersisa, seperti yang satu ini...

Di suatu hari, kepala editor Kagurazaka-san menelponku sambil marah-marah -

"Izumi-sensei! Mana deadline untuk men-supervisi naskah acara radio!"

"Oh! Aku minta maaf!"

Dasar! Apa kau bercanda! Aku tidak ingat dia meminta itu padaku sama sekali! Men-suprevisi acara radio??

Aku tidak percaya aku bahkan belum mulai menulisnya! Ini pertama kalinya terjadi padaku.

Dengan sungguh-sungguh aku memberitahu diriku sendiri untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi dan bertanya padanya:

"Eh, bukannya aku membuat alasan atau yang lain, tapi kapan tepatnya anda memberitahuku tentang deadline ini?"

"Hari ini!"

"Eh...? Hari ini!"

"Iya! Aku mengirimmu email pagi ini!"

"Tunggu...maksudmu email pagi ini..... eto.... jadi deadline nya...kapan....?"

"Hari ini juga! Bukankah aku sudah bilang untuk menyelesaikannya sebelum tengah hari!? Sungguh - Izumi-sensei, apa saja yang kau lakukan pagi ini?"

"Aku pergi ke sekolah! Atau lebih tepatnya, aku masih di sekolah! Aku sedang istirahat makan siang!"

"Oh, benar, kau masih seorang pelajar."

"Aku harus pergi ke sekolah tidak peduli apapun yang terjadi, jadi aku tidak pernah bisa bekerja saat siang hari. Aku ingat aku pernah memberitahumu tentang itu sebelumnya. Kau harus memberiku pemberitahuan paling tidak 24 jam sebelumnya. Tidak peduli cepatnya aku menulis, tidak mungkin aku bisa melakukan apa yang baru saja kau suruh!"

"Meskipun kau bilang begitu, perencanaan untuk membuat anime selalu terjadi tanpa pemberitahuan."

"...Aku mengerti. Juga akan mengkonfirmasinya selama istirahat."

"Tolong lakukan. Karena aku yang akan disalahkan untuk ini ~~ tolong lakukan dengan teliti."

..... Syukurlah, untungnya liburan musim panas sebentar lagi akan tiba.



Di hari lain: aku terbangun karena telepon dari Kagurazaka-san.

"Izumi-sensei! Hari ini deadline untuk cerita pendek yang aku suruh kau untuk kerjakan!"

"Sial! Maaf!"

Wah ah ah ah!! Kau bercanda? Aku tidak ingat dia meminta itu padaku sama sekali.

Aku tidak pernah mengira aku akan melewati deadline! Ini pertama kalinya aku melalaikan sesuatu seperti ini.

Aku bertanya agar terhindar dari mengulangi situasi seperti ini lagi:

"Maaf, bukannya aku membuat alasan.... Tapi...kapan anda memberitahuku tentang cerita pendek ini?"

"Hari ini!"

"Eh? Hari ini!?"

"Iya! Aku mengirimmu email pagi ini!"

"Apa? Tapi sekarang masih pagi - Ini masih jam 5 pagi!"

"Itu benar!"

"Kapan...kapan anda mengirim email itu?"

"Sekitar jam 2 pagi! Kemarin kau rewel memberitahuku kalau kau tidak bisa bekerja di sekolah - kalau aku harus memikirkan situasimu - kalau aku harus memberimu pemberitahuan lebih awal di pagi hari! Sungguh - apa yang kau lakukan selama waktu itu, Izumi-sensei!?"

"Aku tidur!"

"Eh? Izumi-sensei butuh tidur setiap malam?"

"Karena aku manusia!"

Kemarin merupakan kesempatan yang langka bagiku untuk bisa tidur nyenyak!

"Jadi, kapan ceritanya akan siap?"

"Aku akan menyelesaikannya hari ini!"

"Jam enam bisa?"

"Kau ingin aku menulis itu sekarang juga?"

Jadi dia hanya memberiku waktu satu jam? Apa dia ingin membunuhku? Aku akan menulisnya, tapi jangan paksa aku terlalu keras!

Perasaan aku sudah bilang padanya untuk memberiku pemberitahuan 24 jam ~~!

.... Aku sedikit berlebihan, tapi itu pada dasarnya karena ini: Kehidupanku menjadi jauh lebih sulit dari yang diduga.

Tidak seperti "Aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaanku tepat waktu": situasi ini lebih seperti "Saat aku sedang benar-benar sibuk, sesuatu yang super singkat dan mendesak muncul."

Ini merupakan masalah bagi pelajar - tidak, masalah bagi penulis yang harus melakukan sesuatu yang lain selain menulis!

Aku harus rapat dengan tim pembuatan anime, harus menulis cerita pendek atau membuat iklan.

Di saat yang sama, aku harus ikut serta dalam mengawasi pekerjaan yang lain -

Mereka juga membuat game berdasarkan ceritaku! Dan direncakan akan di rilis di dua platform.

Aku sangat senang, tapi itu artinya aku terkubur dalam pekerjaan.

Saat liburan musim panas tahun lalu, aku ingat Elf stres dan menangis: Karena dua platform artinya dua beban kerja.

Aku merasa beruntung karena saat ini adalah pertengahan Juli. Segera setelah liburan musim panas dimulai, aku bisa bekerja seharian!



Akhirnya, liburan musim panas disini.

Sekolah, yang mengekangku sampai sekarang, sudah hilang, jadi aku bisa fokus bekerja sebagai penulis.

"Kebebasan! Liburan musim panas terbaik!"

Sekarang jam 3 sore. Aku menyelesaikan kerjaanku yang sekarang dan meregangkan tubuhku.

Saat ini, aku sedang ada di kamarku. Sedikit tidak biasa, tapi hari ini aku tidak bekerja dengan Makina-san di ruang keluarga. Alasannya? Dia pergi ke sebuah acara. Aku pikir kalian semua tahu tentang Comiket Musim Panas.

Sudah dua minggu semenjak produksi anime pertamaku dimulai, jadi aku bisa berpartisipasi di kegiatan yang lainnya - itulah yang kupikir.

"Aku tidak bisa membiarkan rencana ini terpengaruh negatif olehku."

Itu cuma basa-basi, jadi hari itu aku tidak mengatakan apapun.

"..Baiklah, ayo buat makanan untuk Sagiri."

Ketika aku sedang membuat makanan -

"Aku pulang -!"

Makina-san pulang. Aku mendengar langkah kakinya; kemudian pintu ruang keluarga dengan cepat terbuka.

"Masamune-san, Masamune-san! Kebetulan sekali!"

"Iya? Apa yang kau butuhkan?"

Mata Makina-san bersinar:

"Aku butuh pendapat Masamune-san dan Eromanga-sensei secepat mungkin!"

"...Aku dan Sagiri? Entah kenapa aku punya perasaan buruk..."

Makina-san terus menyerang:

"Tidak tidak tidak, ini sesuatu yang berhubungan dengan Sekaimo!"

"..Eh? Sungguh?"

"Iya! Iya!"

Kemudian, dari hasil akhirnya - iya, dia mengatakan yang sejujurnya.

Dulu aku belum tahu itu... tapi, apa yang dia katakan sebenarnya berhubungan dengan Sekaimo.

Ngomong-ngomong, perasaan burukku ternyata benar.

"Jadi, tolong biarkan aku menemui Imouto-sama!"

"....Jika kau bilang begitu."

Karena dia telah berjanji pada Sagiri, Makina-san tidak diperbolehkan pergi ke lantai dua sendirian. Jika dia ingin bertemu adik perempuanku, dia butuh izinku.

Aku kirim pesan ke Sagiri kemudian membawa Makina-san ke kamarnya.

...Kita tinggal di bawah atap yang sama, tapi pemandangan ini sungguh ganjil.

Aku mengetuk kamar terkunci. Pintunya terbuka...sedikit.

"...Apa?"

Aku melihat wajah adik perempuanku.

"Makina-chan.... bilang...dia punya sesuatu yang ingin diperlihatkan padaku dan Nii-san..."

"Aku sendiri tidak tahu apa itu - Makina-san?" Jawabku dan berbalik padanya.

"Hello hello! Biarkan aku mengatakannya lagi; ada sesuatu yang ingin aku perlihatkan pada kalian."

"Apa itu berhubungan dengan Sekaimo?"

"Iya! - Oh, benar! Masamune-san, kau ingat kemana aku pergi hari ini?"

"Kau bilang sesuatu seperti toko penukaran doujinshi?"

"Iya iya! Itu bukan acara yang besar, tapi kelompok favoritku ikut berpartisipasi."

"...Jadi apa, Makina-chan?"

Menghadapi pertanyaan kami, Makina-san hanya berkata:

"Tang tang! Aku sudah membeli doujinshi Sekaimo!"

"Eh???" *2

Mata kita berdua melebar.

"Kau bilang doujinshi Sekaimo?"

"Kau membelinya hari ini?"

"Iya!"

"Aku tidak percaya...anime nya bahkan belum tayang...tapi orang-orang sudah membuat doujinshi."

"Aku juga sangat terkejut. Aku tidak mengira akan melihatnya secepat ini - ini, lihat?"

"Ohh ~"

Aku melihat kantong plastik yang Makina-san bawa.

"Boleh aku lihat?"

"Tentu. Itulah kenapa aku membawanya."

Dia memberiku empat buku tipis. Aku membukanya dan mulai membaca.

Kesan pertamaku...yah...

"Bukankah ini R18+??"

"Iya, 18+."

Katanya dengan santai.

Aku merasakan gelora yang memalukan, melihat doujinshi erotis anakku.

"...Sudah kuduga, kebanyakannya doujinshi erotis."

"Sebenarnya, hanya ada satu yang tidak...Jadi, bagaimana menurutmu?"

"Apa maksudmu?"

"Aku ingin tahu apa yang kamu - penulis aslinya - pikirkan ketika kamu melihat doujinshi novelmu!"

Jadi itulah kenapa dia membawa doujinshi-doujinshi ini!

"Yah...." Aku berpikir sebentar "Aku merasa senang. Itu jujur. Meskipun topik yang mereka pilih itu sedikit dipertanyakan.... hanya dengan melihat interpretasi orang lain terhadap karakterku membuatku bangga."

"Meskipun doujinshi itu R18?"

"Bahkan jika seperti itu."

"Begitu."

Makina-san dengan gembira mencatatnya.

.... Meskipun aku tidak berpikir preferensi itu dapat berguna untuk skenario Sekaimo...

Ah. lupakan. Itu bukan urusanku.

Dia lanjut bertanya padaku:

"Ada yang lain? Selain senang?"

"Yah, ada juga frustasi. Dan - um, perasaanku bercampur aduk, aku tidak bisa menggambarkannya."

Aku tidak sepenuhnya mengerti apa yang kurasakan saat ini.

Jika seorang mangaka mengatakan padaku "Aku akan menggambar doujinshi dari novel Izumi-sensei!" kemudian memberikannya padaku, aku pikir aku akan merasa kerepotan. Aku tidak tahu apa yang ingin aku katakan pada mereka.

Aku pikir aku akan bingung; kemudian merasa sedih...

"Dada karakter ini tidak sebesar itu; tolong lihat dengan lebih teliti di novel aslinya!"

Aku mungkin akan mengatakan sesuatu yang tidak sopan.

Tolong, semuanya. Tanyakan penulis yang lain (selain aku). Tanya pada mereka apa yang akan mereka lakukan jika mereka berada dalam posisiku sekarang.

"Begitu ~ jadi seperti itu yang kau pikirkan."

"Aku pikir masih ada ruang untuk memperbaikinya! Dibandingkan dengan novelku ada banyak perbedaan di dalam suara dan nada karakter utamanya! Contohnya, di halaman ini, ada kesempatan yang bagus untuk membuat suasananya jadi lebih baik, tapi dia mengabaikannya. Jika itu aku, aku pasti akan -"

"Hey, apa kau juga akan men-supervisi doujinshi nya? Tenanglah!"

Saat kita sedang melakukan percakapan bodoh ini, mata Eromanga-sensei bersinar.

"Biarku lihat!"

"Eh? tidak tidak! Apa yang kau bicarakan?"

Dengan cepat aku memindahkan doujinshi nya. Tapi Sagiri dengan riang keluar dari kamarnya dan berlari menuju diriku.

"Ini sudah dibeli Makina-chan! Biarku lihat!"

"Tidak tetap tidak! Ini terlalu cepat bagimu, Sagiri!"

Aku menjauhkan bukunya dari tangan adik perempuanku.

"Tapi itu doujinshi R18+ dari karakterku!"

"Terus apa?"

"Aku pikir aku punya hak untuk membacanya!"

"Aku tidak percaya kau bisa mengatakannya dengan wajah datar seperti itu!"

Seberapa inginnya dia melihat doujinshi R18 karakternya sendiri?

Tapi karena daritadi aku tegas menolaknya, mata Sagiri mulai berair.



Dia mengepalkan tangannya dan tersipu:

"Mau ~~~~~ liat ~~~~~~!!!"

Lalu dia bertingkah seperti anak kecil, melompat-lompat di lantai.

"Aku mau ~~~~ liat juga~~~!!! Aku mau liat doujinshi ero ~~~~~~~~~~~~ juga!!!!!!!!!!!!!"

"Ahh, sialan!!!" Facepalm.

"Tunggu sebentar! Makina-san, kau harus menolongku! Kenapa kau malah tertawa?"

"Tidak, tidak, aku tidak tertawa ~~" Dia tertawa terbahak-bahak "Sebenarnya, aku membeli doujinshi ini karena ingin melihat percakapan ini di antara kalian berdua."

"Saking tidak tahu malunya kau bahkan mengakuinya?"

"Setiap kali aku menyaksikan percakapan antara kalian berdua, kualitas animenya meningkat. Jangan khawatir; Aku akan membalas bantuanmu."

"Sungguh?"

"Yup! Saat Masamune-san marah, kau bahkan masih bersikap sopan. Itu membuatku sangat senang."

"Hmmm...!"

Dan kemudian -

Ketika aku sedang teraliihkan oleh Makina-san...

"Ada celah!"

Dengan kecepatan yang melebihi kecepatan normal seorang hikikomori, dengan cepat Eromanga-sensei mengambil doujinshi 18+ itu dariku.

"Kau...!"

"Ehehe...Dapat."

Di akhir Sagiri mengangkat tinggi doujinshi itu dengan gembira.

Mempertimbangkan semua hal, pemandangan ini sangatlah berbahaya. Jika ini light novel, maka tidak akan ada yang berani menggambar ilustrasi untuk pemandangan tersebut.

"!"

Dia mulai hendak kembali ke kamarnya.

"Tunggu! Tidak!"

Aku bergegas maju untuk mengambil doujinshi itu. Tapi...

"Grr -!"

"Aw! Sakit! Kau mencakarku!? Kau, aku tantang kau melakukan itu sekali lagi."

Aku mengangkat tanganku lagi.

"Grr-! Ya!"

"Sakit! Kau itu kucing apa?"

"Grr-"

Dia menggeram, seperti ibu kucing yang berusaha melindungi anak kucingnya.

Seberapa inginnya ia membaca doujinshi 18+ itu....

Dia memegang doujinshi itu dengan erat - Kehidupan erotis sehari-hariku bersama adik perempuanku - dengan seluruh kemampuannya.

"Eto...Nii-san.... Aku bilang ini terlebih dahulu...ini...buku ini...bukan berarti aku ingin membaca bagian erotis nya atau sesuatu seperti itu."

"Bohong!"

"Hei, gak usah keras-keras ngomongnya juga bisa kan!"

Kalau begitu bagaimana denganmu? Kau memegangnya dengan sangat erat.

"Lalu apa alasanmu yang lain nya?"

"...Aku hanya ingin melihat bagaimana gambaran orang lain sebagai ilustrator aslinya."

"Meskipun aku bisa menerima alasan yang konyol itu, aku tidak akan membiarkan Eromanga-sensei membaca buku erotis ini!"

"Aku tidak tahu siapapun dengan nama itu!"

"Tapi aku tahu ilustrator yang mesum dan erotis ini!"

"Pokoknya, aku tidak membaca ini untuk melihat gambar yang erotisnya!"

"Baiklah baiklah, aku mengerti."

"Bodoh!"

Dengan *bang* yang keras, dia membanting pintunya.

"...Saking malunya dia jadi marah."

Mau bagaimana lagi, dan aku pun berbalik. Di depanku ada Makina-san, yang sedang guling-guling di lantai sambil tertawa.

"...Phew...ahahaha.... kalian...apa kalian selalu seperti itu?"

"Iya, selalu."

Phew. Aku mengambil nafas dalam.

Oke, sekarang apa? Sagiri sudah mengambil doujinshi 18+ nya dariku...Saat aku sedang berpikir bagaimana caranya untuk merebut buku itu -

"Wah wah wah!!"

Dari kamarnya terdengar teriakan orang mesum.

"Sagiri! Sagiri! Hey, kau baik-baik saja?"

Aku memukul-mukul pintunya. Di sisi lain, Makina-san tertawa lagi.

Pintunya terbuka, memperlihatkan adik perempuanku.

"Ha...hah..."

Wajahnya sangat merah, terengah-engah.

Perempuan yang aku suka sedang tersipu malu karena dia membaca doujinshi 18+. Aku harus melakukan apa kalau sudah begini?

"Sa, Sagiri?"

"Nii-san!" Dia berkata: suaranya penuh motivasi "Aku juga ingin menggambar doujinshi ero!"

"Kenapa jadi kesitu?"

"Ka, kalau aku melakukannya, aku bisa menggambar sesuatu yang lebih baik daripada ini!"

"Tidak, jangan bersaing dengan doujinshi!"

"Tapi aku mau!"

Ya ampun...Yah, walaupun begitu aku mengerti perasaannya. Bahkan aku, setelah membaca doujinshi nya, punya perasaan "Aku bisa melakukan yang lebih baik daripada ini."

Bagi Eromanga-sensei, si penyuka erotis dan yang berbau hal-hal mesum, doujinshi 18+ sama saja dengan pernyataan perang. Itulah kenapa dia ingin menggambar doujinshi nya sendiri.

"Sagiri...bukankah kau sibuk dengan pekerjaan anime?"

"Memang. Tapi aku masih ingin melakukan ini!" Katanya keras kepala. Matanya mulai lembab.

"Tunggu saja; aku akan menggambar sesuatu yang akan membuat orang-orang tersipu malu jauh lebih dari doujinshi ini."



".... Itulah yang terjadi kemarin."

"Hm ~ kalian memang punya kehidupan yang menarik."

Hari selanjutnya, saat sarapan, aku sedang minum teh bersama Elf di ruang keluarga. Karena pekerjaanku hari ini sudah beres, aku pun beristirahat.

"Setelah itu, Sagiri mengurung diri di kamarnya dan tampaknya sedang mencoba menggambar manga."

"Eromanga-sensei akan menggambar manga juga?"

"Iya. Kau tahu, saat kita meminta Army-sensei untuk manga nya -"

"Ah, dia juga berlatih huh?"

"Yup."

Dia pernah bilang siapapun yang ingin menggambar manga Sekaimo harus bisa menggambar sesuatu yang lebih baik darinya - sebelum Army-sensei mengalahkannya dengan mudah.

Aku tidak tahu kemampuan mereka sebagai ilustrator, tapi sebagai mangaka, tidak mungkin Eromanga-sensei bisa mengalahkan Army-sensei.

Setelah dia dikalahkan, Eromanga-sensei meminya Army-sensei untuk melatihnya menggambar manga. Jadi itu tidak seperti dia tidak bisa melakukannya.

"Tapi aku tidak tahu se-erotis apa hasilnya nanti."

"Yah, tidak ada pilihan lagi selain menunggu - lagipula, dibandingkan dengan itu -" Tiba-tiba, Elf menunjuk sofa di depanku dan merubah subjek pembicaraan "Apa itu, Masamune?"

"Itu? Yah...."

Di sofa ada perempuan yang sedang tertidur ngorok. Tidak lain dan tidak bukan dia adalah Makina-san.

"Adik perempuan hikikomori baruku."

"Kenapa kau sekotor itu? Kenapa ada perempuan yang tidak aku tahu di rumah ini?"

"Bisakah kau berhenti mengatakannya dengan cara yang menyesatkan seperti itu?"

"Berani-beraninya kau membawa perempuan lain ke rumah tanpa izinku - istrimu!"

"Sejak kapan aku menikahimu?"

"Eh? Kita belum?"

"Tentu saja belum,!"

"Oke, berhenti bercandanya."

Elf pergi ke sofa dan melirikku.

"Apa-apaan ini - sialan, dada ini sangat membuatku kesal."

"Jangan sentuh dadanya!"

Apa kau tahu penderitaanku yang harus mengendalikan diri agar tidak melakukan hal itu - tidak, tunggu, bukan itu maksudnya.

Apa yang kau lakukan pada perempuan yang sedang tidur?

"Apa kau suka dada seperti ini, Masamune?"

"Sebenarnya iya, aku suka. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan situasi saat ini!"

Karena aku menjawabnya dengan jujur, kita seharusnya tidak melanjutkan topik ini.

"Masamune? Dengar baik-baik, aku akan memberitahumu kebenaran dunia ini - dada besar hanyalah gumpalan lemak."

Aku pikir setiap perempuan dengan D-cup atau yang lebih besar pasti akan marah padamu. Selain itu, itu terdengar seperti sesuatu yang pasti dikatakan oleh semua perempuan berdada kecil.

Elf-sensei, kalau mau bohong juga ada batasnya.

"Dia adalah penulis skenario Aoi Makina-sensei, jangan salah paham."

"Aoi Makina...maksudmu orang yang membuat Meruru itu?"

"Yup."

"Kenapa ada seseorang sepertinya di dalam rumahmu?"

"Yah, ceritanya panjang -"

Aku memberitahunya apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini, aku menjelaskan padanya sama seperti saat aku menjelaskan pada Kyouka-san.

Bagaimana Makina-san datang ke rumahku.

Bagaimana bibiku dan Makina-san akan tinggal bersamaku mulai dari sekarang.

Dan...aku memberitahunya kalau aku masih mengurus pekerjaan rumah.

"...Hm...tinggal bersama...kah ~~"

Setelah mendengarkanku, entah kenapa Elf terlihat tidak senang. Dan kemudian.... ada aura kemarahan yang perlahan-lahan terpancar dari tubuhnya.

Dia hanya duduk disana dan mendengarkanku...kemudian tiba-tiba, dengan suara yang keras, dia memukul meja.

"Apa-apaan itu, sungguh licik! Aku juga ingin tinggal bersama denganmu!"

"Hey, meskipun kau mengatakannya..."

"Biarku pikir...tunggu, sekarang aku memikirkannya, ini mungkin akan bagus. Okelah, sudah diputuskan!"

Mendadak ekspresi Elf jadi cerah.

Padahal dia seperti akan meledak beberapa saat yang lalu. Dasar wanita.

"Masamune! Sampai anime mu selesai, aku yang akan mengurus makanan untuk rumah ini!"

"A.. apa?"

Perkembangan mendadak ini membuatku tak bisa berkata apa-apa.

"Tapi...hanya aku yang bisa membuat makanan Sagiri..."

"Jangan khawatir, aku sudah tahu kesukaan anak itu. Tapi aku mengerti betapa inginnya kau memasak untuknya ~ namun, jangan coba-coba untuk menyembunyikannya..."

Dia mendekatkan diri padaku:

"Kau tidak ingin diam saja tanpa melakukan apapun, ya kan?"

"................ Ugh."

Dia mengetahuinya.

Bukannya aku sekarang tidak melakukan apapun di rumah...tapi pekerjaanku yang sebelumnya sedikit demi sedikit diambil alih. Aku tidak tahu akan berakhir seperti apa nantinya.

"Jangan khawatir. Serahkan saja pada istri masa depanmu Elf."

"Aku berhutang besar padamu kali ini."

Dengan begitu, aku menerima niat baiknya.

Dengan sebuah hembusan nafas, aku menurunkan bahuku.

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Dia tersenyum padaku. Wajahnya sangat mempesona.

Sungguh.... gadis ini sangat bisa diandalkan.

Kita duduk dengan tenang beberapa menit, tiba-tiba, dia berkata dengan suara yang jelas:

"Jadi mulai hari ini, aku akan tinggal disini."

"Eh?"

"Kenapa kau terkejut? Bukankah aku sudah bilang?"

"...Tapi rumahmu ada di sebelah rumahku. Apa bedanya?"

"Perbedaannya sangat besar." Kata Elf "Gadis tetangga dan gadis yang tinggal bersama denganmu keduanya sama sekali hal yang berbeda."

"Um...."

Dia menyentuh hidungku, dan berbisik:

"Tinggal bersama seorang gadis cantik - bukankah itu membuat hatimu berdebar-debar?"

"Wajah! Wajahmu terlalu dekat!"

Dengan cepat aku menjauh darinya.

"Tinggal bersama denganku -"

Tapi seperti sedang bermain petak umpet, dia terus mengejarku.

"...Jika kau beruntung, kau mungkin akan mendapatkan event ecchi, kau tahu?"

"...Jika pemeran utama perempuannya aktif mendekati pemeran utama, maka tidak ada keberuntungan yang terlibat!"

"Meskipun begitu kau pasti akan menahan dirimu sekuat mungkin, jadi aku hanya akan membantumu bersantai sedikit!"

"Aku sangat berterima kasih, tapi aku kan sudah bilang ada orang lain yang aku sukai!"

"Ahaha, jangan khawatir, aku tahu!"

Apa yang dia katakan dan bagaimana dia bertingkah laku tidaklah cocok untuk orang lain .... tapi, serius, untuk dirinya sendiri itu sangatlah cocok.

Semua yang dia lakukan berdasarkan perencanaan dan pertimbangan yang matang terhadap perasaanku.

Setelah apa yang kuperbuat padanya, Elf masih sangat peduli padaku. Aku sangat menghargai pendiriannya.

"Ayo bermesraan sebentar, Masamune!"

Saat pertama kali melihatnya, dia bertingkah kekanak-kanakan, tapi suara dan senyumannya membuktikan kalau dia peduli padaku.

Aku percaya dinding yang mengelilingi hatiku perlahan-lahan mulai runtuh.

"-----------"

Aku pun jadi melamun, tapi tiba-tiba -*Dug dug dug* atap-atapnya bergetar dengan keras.

".... Hah.."

Kejadian itu menyadarkanku kembali...Sangat berbahaya.

"Kuh...dia terus menghalangiku."

Elf menekan lidahnya, tertawa dan pergi dari sisiku, seperti sebelumnya tidak terjadi apapun.

"Barusan, bahkan aku mengerti apa itu maksudnya."

"Yeah."

Kita berdua melihat keatas.

"Manga ero Eromanga-sensei sudah selesai."



Di lantai dua, yang sedang menunggu kita adalah...

"Ehehehe ...."

Eromanga-sensei, dengan senyuman percaya diri. Dia berdiri tegak dengan bangga; satu tangan memegang tablet yang ada di depan dadanya.

"...Selesai."

"Itu...bagus."

Adik perempuanku berkata kalau dia sudah selesai gambar ero manga. Aku harus bilang apa sebagai kakaknya?

Selain itu buat apa dia repot-repot mengatakannya padaku? Sialan, jangan-jangan...

"Nii-san."

Ucap Sagiri dan memberikan tabletnya.

"Lihatlah ♪"

Sudah kuduga -

"..........!"

Kalian mengerti situasiku sekarang, bukan?

Seorang gadis - sambil berpose seperti malaikat - menyuruhku untuk membaca manga ero buatannya sendiri? Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku membacanya? Bagaimana jika dia meminta pendapatku? Eromanga-sensei, hukuman macam apa ini?

Elf bergumam pelan.

"...Ketika Eromanga-sensei dalam mode bekerja, dia tidak berpikir jauh ke depan."

"..Yeah, setelah ini, aku yakin dia pasti akan sangat malu."

Elf dan aku melakukan percakapan singkat lewat mata kita. Melihat itu, Sagiri cemberut:

"Nii-san, cepat!"

"Oke! Aku akan membacanya!"

Aku menyiapkan mentalku dan mengambil tabletnya; kemudian aku mulai membaca manga ero Sekaimo buatan Eromanga-sensei.

Latarnya sangat sederhana.

Kedua saudara itu sedang duduk di kamar yang sama, kemudian suasanya menjadi lebih baik - kemudian, kemudian -

"Aggggggggggrrrrrrrraaaaa!!"

Aku tidak tahan lagi, tanganku mulai bergetar. Kemudian aku mulai berlarian bolak-balik di koridor, sambil menjedotkan kepala ke dinding beberapa kali.

"Ma, Masamune? Kau baik-baik saja? Apa kepalamu tidak apa-apa?"

"Mana mungkin aku baik-baik saja! Tidak mungkin aku masih bisa waras!"

Karena persaudaraan di Sekaimo berdasarkan diriku dan Sagiri!

Sagiri menggunakan dirinya sendiri sebagai referensi untuk menggambar ilustrasi erotis ini!

"Nii-san..! Sepertinya manga ini dapat membuat yang membacanya bereaksi dengan sangat intens!"

"Reaksi ini tidak datang dari manga nya! Ini datang darimu!"

"Eh?"

"Kau memang benar-benar Eromanga-sensei! Hari ini kau sepenuhnya Eromanga-sensei! Kau adalah adik perempuan paling mesum di dunia!"

Kalian mungkin tidak mengerti apa yang kuucapkan, karena bahkan aku sendiri tidak mengerti.

"Itu...itu...!"

Mendengarku berteriak Eromanga-sensei terus, Sagiri akhirnya keluar dari mode Eromanga-sensei. Kemudian... dengan cepat ia tersipu.

"Bukan...bukan seperti itu! Aku hanya menyukai ilustrasi dan manga yang ecchi! Aku bukan orang mesum! Aku sudah bilang padamu!"

"Jangan pikir kau bisa mengakhiri pembicaraan dengan alasan tidak berguna seperti itu hari ini."

"Tentu saja aku bisa! Pembicaraannya cukup sampai disini! Pokoknya, beritahu aku apa yang kau pikirkan! Bagian mana yang kau anggap itu paling...erotis!?"

"Kau masih berani membicarakan itu? Dengar, kau...!" Aku menunjukkan tablet ini padanya "Manga ero Eromanga-sensei! Tentu saja ada banyak hal yang aneh!"

"Apa? Bagian mananya yang aneh?"

"Aku bilang ada banyak yang aneh! Contohnya, pertama, yang paling aneh -"

"Yang paling aneh?"

"..........."

Sialan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Tidak mungkin aku bisa memberitahunya kalau bentuk dan posisi penisnya salah.

"Yah ~~ Sebenarnya....."

Aku merasa kalau memberitahu kebenarannya sama saja dengan bunuh diri.

"...Apa? Cepat katakan!"

Karena aku tadi bilang manga nya aneh, sekarang Sagiri sedang melihatku dengan amarah.

Oke, biarku ingat kembali -

Perempuan yang aku suka baru saja menyuruhku membaca manga erotisnya dan meminta pendapatku.

Apa yang harus ku lakukan?

Dengan nada suara seorang kakak laki-laki, seorang pria, haruskah aku mengatakan itu padanya -?

'Sagiri... penis ini... kau salah menggambarnya.'

Aku tidak bisa!!!!

Itu mustahil!!

"E..Elf...! Bisakah kau menggantikanku mengatakan itu padanya?"

"Eh? Aku?"

"Iya, tolong!"

Aku melemparkan seluruh pertanggungjawabanku pada Elf-sensei.

"Eh...yah, kalau cuman pendapatku...."

Elf mengambil tablet dariku dan mulai mengoperasikannya dengan jarinya yang halus.

"...Oh...Wow...Ohhhhh!!"

Meskipun wajahnya sangat merah, Elf masih membaca manga ero buatan Eromanga-sensei dengan teliti.

...Bagaimana ini...entah kenapa ini membuatku jadi tambah berdebar-debar.

"Sakit!"

Tiba-tiba, Sagiri menendang kakiku.

"...Nii-san mesum!"

"A, aku tidak mesum!"

Dengan cepat aku menyangkal perkataannya (yang memang benar); kemudian merubah topiknya:

"Po..pokoknya, Elf, bagaimana menurutmu? Bisakah kau, memberitahunya bagian aneh dari manga ini untukku?"

"Yah, aku baru saja selesai membacanya."

Elf menyimpan tabletnya dan berkedip-kedip.

"Bagian mananya yang aneh? Aku tidak bisa menemukannya."

Jadi kau juga tidak tahu penis!!!

Harusnya bukan di tempat seperti itu.... ataupun bentuknya yang tipis dan panjang seperti itu....

"Lihat? Bahkan Elf-chan bilang tidak ada yang aneh!"

Yeah. Bukan hanya Sagiri yang aneh, Elf juga sama. Tidak mempunyai pilihan lagi, aku pun menundukkan kepala dan menghembuskan nafas.

"Oh ~~ Gak guna ~~"

"Hey, apa-apaan sikapmu itu? Bagaimana dengan kau yang mengatakannya sendiri? Kenapa kau tidak memberitahuku bagian anehnya dari manga ero ini?"

Situasi pun jadi tambah lebih buruk.

Aku dipaksa untuk mengatakan pada dua gadis cantik ini kalau gambaran mereka terhadap penis itu salah.

"Mau bagaimana lagi...oke, kalianlah yang memintanya -"

"Kalianlah yang memintanya?" *2

"Tidak ada pilihan lain! Panggil bantuan!"

Ayolah, gadis yang suka penis!

Part 2