Jangan lupa like FP Facebook kami yah! Supaya gak ketinggalan update, thanks
Part 1
Di depan kamar terkunci, ada aku, Elf, Sagiri dan -
"Itulah kenapa kau...
memanggilku?"
Jinno Megumi.
Teman sekelas Sagiri dan ketua kelas: Si lonte super yang punya banyak teman laki-laki. Setingkat lebih tinggi dari kebanyakan murid di kelasnya.
(note: Kata lonte di jepang digunakan untuk menggambarkan perempuan yang suka deket/main sama laki-laki. Dan itu tidak bermaksud negatif.. kenapa saya pake kata lonte? bodo amat)
"Itu benar!"
Aku merapatkan kedua tanganku dan memohon padanya:
"Megumi! Tolong! Tolong beritahu Sagiri bagian aneh dari manga ero ini!"
"Ini pertama kalinya laki-laki memanggilku hanya untuk alasan seperti ini!?"
Megumi mendengar permintaanku kemudian wajahnya menjadi merah.
"Sungguh, aku kesini secepat mungkin karena kau bilang punya sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan ~~"
"Ini sangat penting!"
Setidaknya untukku! Dan karena Sagiri itu temanmu, kau juga harus menganggapnya sebagai temanmu!
"Ke, ke, ke, kenapa aku harus melakukan sesuatu yang sangat memalukan?"
"Karena aku tidak bisa meminta orang lain! Diantara orang yang aku kenal, cuma kamu, si lonte super Megumi-san yang bisa ngobrol dengan Sagiri dan terbiasa membaca manga ero!"
Aku tahu kalau dia itu cuma 'berpakaian lonte' yang berpura-pura jadi lonte tapi hey, terserahlah. Cukup dekat.
"Ohhhhhhhhh ~~~~"
Mata Megumi berubah bentuk jadi ><.
"Jika hal ini terus berlanjut, cewek-cewek itu akan menelanjangiku! Mereka akan melepas celana dan cangcutku! Kehidupanku sebagai pelajar laki-laki akan mendapatkan pukulan keras!"
Tolong selamatkan aku, Megumi-sama!!!
"A, aku mengerti! Ini juga demi Sagiri! Aku akan membantumu."
Megumi menjulurkan tangannya. Aku meletakan tablet itu ke atas tangannya.
"...Ini...Manga ero...Sagiri-chan...Eromanga-sensei....."
Megumi mulai membacanya.
"...Oh...Oh...Begitu...."
Dia berekspresi sama seperti Elf saat membacanya beberapa menit yang lalu. Reaksi ini tidak seperti imej dia yang biasanya, dia bertingkah seperti gadis polos biasa. Kemudian setelah selesai membacanya, dia melihatku dan berkata dengan jelas:
"Seperti yang Onii-chan katakan, manga ero ini punya banyak bagian yang aneh."
"Lihat!?"
Akhirnya seseorang ada di pihakku...!
"Me..Megumi-chan...apa mangaku...seaneh itu?"
Orang yang bereaksi berlebihan ialah tidak lain dan tidak bukan Eromanga-sensei, Sagiri.
Di sebelahnya, bahkan Elf juga terkejut "Jangan-jangan....?"
Megumi berkata dengan serius:
"Sagiri-chan, Elf-chan...kalian berdua punya pemahaman yang sangat salah terhadap tubuh laki-laki."
"Apa yang kau katakan?"
"Ugh...apa itu?"
Meskipun mereka berdua sedikit takut dengan kata "tubuh laki-laki", Elf dan Sagiri masih bertanya.
Seperti orang dewasa yang mengajari anak-anaknya, Megumi mengangkat jari:
"Dengar baik-baik..... Mungkin kalian berdua belum tahu.... tapi ketika laki-laki berusaha sekuat mungkin menahan ke-sange-annya..."
"Ketika laki-laki berusaha menahan?" *2
"Bolanya gak bakalan meledak."
"Enggak?" *2
"Enggaklah!"
Bagus, Megumi! Memang hebat perempuan yang sudah terbiasa dengan kontol.
"Eh? Tapi...."
"Tapi di manga lain bilang begitu...?"
Baik Elf maupun Sagiri tidak bisa menerima kenyataan ini.
"Itu cuma sebuah ungkapan; kau bisa anggap itu sebagai metafora. Itu cara mereka mengatakan『 Aku sudah tidak tahan lagi ~~ Udah batasnya 』; kalian mengerti? Tapi gambaran Sagiri membuatnya menjadi 『 Bolanya meledak dengan kekuatan penuh sehingga dia harus melakukan sesuatu 』- inilah bagian anehnya."
".... A...aku salah dari awal?"
Megumi menjawab dengan tenang, sementara Eromanga-sensei menjadi pucat.
...Apa itu berarti dia itu memang bukan seorang yang berpakaian lonte?
Aku yang mengadakan pertemuan ini...tapi apa yang sedang terjadi? Tiga gadis cantik sedang berkumpul dan berdiskusi "kebenaran tentang bola laki-laki"?
Ini sungguh tidak nyata.
Megumi berkata dengan penuh keyakinan:
"Masih ada banyak bagian-bagian yang aneh, jadi ayo pergi ke suatu tempat untuk membicarakannya tanpa Onii-chan."
"...Megumi-chan...bukan, Megumi-onee-chan...tolong supervisi pekerjaanku." Ucap Sagiri, matanya penuh kekaguman.
Setelahnya, dibawah pengawasan super lonte Megumi-onee-chan, Eromanga-sensei membuat ulang manga ero nya. Dan aku juga harus membacanya lagi.
"...Ka, kalian...apa ini?"
"Hm hm! Harusnya sudah sempurna sekarang! Sangat realistis!"
Kata Sagiri sambil mencoba membusungkan dadanya yang menyedihkan. Di sebelahnya, Elfdan Megumi terlihat sama saja.
Di dalam kamar terkunci, mereka dapat pelajaran dari Megumi-sensei. Setelah itu, kelihatannya pengetahuan mereka sudah setara.
"Iya...dibandingkan dengan manga yang pertama, yang ini tidak begitu aneh."
"Ya kan, ya kan!?" Kata Elf.
"Tidak hanya bagian aneh yang Megumi katakan tadi...bagian lainnya...yah...maafkan aku karena tidak mengatakannya - lokasinya juga sudah berubah. Akhirnya bentuknya sudah seperti manusia, yang aku ketahui."
"Iya iya, itu benar." Kata Megumi.
"Jadi, Megumi, boleh aku tanya sesuatu yang penting?"
"? Silahkan?"
"Punyanya siapa ini?"
"Maaf?"
"Kau tahu. Jika perempuan yang tidak pernah melihatnya...yah... dia tidak mungkin bsia tahu, ya kan?"
"Ah - iya iya, itu benar."
Saat aku sedang berbicara terbelit-belit, Megumi mengerti apa yang aku maksud. Dia pun berkata dengan riang:
"Ini punyanya mantanku."
"Oh...mantan kah...."
Aku akhirnya mengerti semuanya dan menjawabnya dengan setengah hati. Karena itu, Megumi pun cemberut.
"Hey, kenapa reaksimu begitu? Aku pikir kau harusnya bilang『hah, kau dulu punya pacar 』atau yang lain?"
"Macam aku bisa aja! Kalau begitu aku tanya, apa-apaan penis yang imut ini?"
Tepat setelah aku mengatakannya, aku sadar aku telah lupa untuk menghindari kata itu. Tapi mau gimana lagi!!
"Eh????"
Seperti seorang kriminal yang terpojok oleh detektif, Megumi menggigil.
"Dia terlihat seperti anak laki-laki yang masih SMP! Itu terlihat sangat aneh sampai aku hampir salah mengira kalau ini manga komedi!"
Perbedaannya sama dengan perbedaan antara kapur dan keju!
"Tapi..! Aku melihatnya! Punya adik laki-laki ku.... punya mantanku ...memang sepanjang itu!"
"Mantanmu bocah di TK apa?"
Aku penasaran dia bilang apa pada anak itu saat itu.
"Kuh...."
"Me, Megumi-chan!"
"Megumi...apa kau...menipu kita?"
Seperti sedang dikhianati, Sagiri dan Elf memberi tatapan interogatif pada Megumi. Di sisi lain, Megumi mulai gemetaran dan berkeringat dingin.
"Bu...bukan seperti itu! Aku bukan lonte ~~~~~~~~~"
Megumi menutup rapat matanya dan berteriak. Tapi aku tidak berpikir seorangpun disini akan mempercayainya.
Setelah Megumi pulang sambil menangis -
"Masamune-kun! Ada apa ini!?"
Masalah lainnya tiba di rumahku. Masalah itu datang dalam bentuk kecantikan yang membanggakan dalam balutan kimono.
"Kenapa kau ada dinisi Muramasa-senpai...dan ada apa dengan ekspresimu?"
"Berhenti bertanya! Masamune-kun! Apa kau tinggal bersama dengan Elf?"
Saking marahnya dia mulai menginjak-nginjak lantai.
Aku berbalik menuju ruang keluarga, berteriak:
"Elf ~~~! Sini dan berbicaralah dengan senpai ~~~!"
"Tentu."
"Wow!"
Elf kemungkinan sedang menunggu, semenjak ia berada tepat di belakangku ketika aku turun.
"Selama musim panas, Muramasa-chan tinggal di rumahku. Barusan waktu aku pulang ke rumah, aku menempel kertas yang bertuliskan 『 Aku tinggal sama Izumi Masamune 』 di punggungnya saat dia sedang fokus menulis."
"Kapan...."
Elf memegang pinggang nya dan tertawa:
"Karena menipu Muramasa-chan itu tidak adil; Aku ingin melawannya secara adil dan jujur, ada masalah?"
"Ugh..."
Aura Elf sedikit menakutiku.
Muramasa-senpai menunjukku dan berkata:
"Bukan hanya Elf! Kertas itu bilang kau tinggal bersama dengan penulis skenario! Apa maksudnya itu? Apa kau ingin membuat harem di rumah?"
"Kau salah paham!"
Aku berusaha sekuta tenaga untuk menyangkalnya.
"Elf ~~ dia tidak menyebutkan beberapa detail yang pentingnya! Dia bilang dia ingin datang kesini - itu benar. Tapi Makina-san adalah penulis skenario buat anime Sekaimo; dia datang kesini buat cari referensi!"
"Berhenti bebicara omong kosong! Kenapa dia harus tinggal bareng sama penulis aslinya untuk mendapatkan referensi?"
"Aku juga tidak tahu! Tapi dia bilang kalau ini satu-satunya cara baginya untuk bekerja, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa!"
"Mana mungkin seperti itu!? Laki-laki sama perempuan tinggal bersama...."
Wajah senpai pun menjadi merah.
"Eh, senpai, apa yang ingin kau katakan?"
"Pertama, biarkan aku bertemu penulis skenario itu! Sebagai penggemar pertama Izumi Masamune.... juga pacarnya.... Ada yang ingin kukatakan padanya."
Dia bilang pacar....
Aku tahu dia sedang mencoba membanggakan diri, tapi senpai, kau terlalu jelas.
Melihat percakapan kita, Elf pun tertawa dan memegang bahuku:
"Masamune, lupakan saja. Jika dia sudah begini, dia tidak akan merubah pikirannya."
"Kau pikir ini salah siapa?"
"Yah, aku juga ingin berbicara dengan perempuan itu. Cepat bangunkan si naga gendut itu."
Mereka belum berbicara satu sama lain, tapi Elf tampaknya sudah membenci Makina-san.
"Yah...tentu."
Elf bukan masalah...tapi Makina-san dan Muramasa-senpai...aku pikir mereka tidak akan akrab.
Aku membawa mereka ke ruang keluarga. Makina-san masih tertidur di sofa dengan mantelnya sebagai selimut.
"Perempuan ini?"
Melihat kemalasan Makina-san, Muramasa-senpai mengerutkan alisnya.
Lihat kan? Sudah tidak akrab lagi?
"Masamune-kun, bangunkan dia."
"...Dia tidak mudah untuk dibangunkan."
Aku juga tidak bisa membuat tendangan Neo Tiger. (note: referensinya di volume 7 chapter 2)
"Hmmm..."
Sebelum aku dapat melakukan sesuatu, Muramasa-senpai perlahan menjepit hidung Makina-san, sambil menutup mulutnya di saat yang sama.
"Muramasa-senpai! Kau mau membunuhnya?"
"Tapi aku pikir aku bisa membangunkannya dengan cara ini."
Itu tidak sepenuhnya salah! Tapi kenapa produser Akasaka dan Muramasa-senpai keduanya memilih cara yang menyeramkan seperti itu?
Tapi lawannya bukanlah yang lemah. Sepuluh detik... Dua puluh detik...Makina-san masih belum bangun. Tapi...wajahnya memerah.
“…Ugh….”
Ph.....ew.... ph....ew.... Hanya suara itu yang keluar dari hidungnya, dimana dia hampir tidak bisa bernafas.
"Masih bisa menahannya? Tidak mungkin...."
"Sen, senpai, kau harus berhenti! Dia tidak akan bisa bernafas jika kau meneruskannya! Itu menakutkan!"
Setelah mendengarkanku, Muramasa-senpai akhirnya melepaskannya.
"Phew.... ah.... ahhhhh."
Setelah dilepaskan, butuh beberapa detik bagi Makina-san untuk menormalkan nafasnya kembali.
"Zzzzzz...."
Dia masih tidur. Melihat hal itu, Muramasa-senpai berkata:
"...Ohhhh, wajahnya sangat membuatku kesal."
"Setuju." Elf menyipitkan matanya dan melihat Makina-san "Kalau begitu...."
"Bagaimana kalau kita menelanjanginya?" Ucapnya setelah diam sebentar.
"Cukup sampai disana!"
"Aku pikir selama kita menelanjanginya, dia akan bangun."
"Apa maksudmu!"
Selain itu, jangan grepe-grepe saat dia sedang tidur! Aku tidak tahu harus melihat kemana di situasi seperti ini!
"Ug...ohhh..."
Makina-san tertidur ngorok, tapi karena gerakan Elf, wajahnya perlahan-lahan mulai memereah lagi -
"Eh...ahahahahaha!!!"
Ah, dia bangun.
"Tunggu! Ada apa ini? Kenapa ada gadis blonde cantik tidak dikenal sedang grepe-grepe aku?"
Karena dia sedang di grepe-grepe tanpa tahu apa yang sedang terjadi, Makina-san terus berkedip-kedip. Elf dengan tenang mengenalkan diri:
"Senang bertemu denganmu, aku penulis light novel jenius Yamada Elf."
"Ah, senang bertemu denganmu juga - tidak tunggu! Kenapa kau masih grepe-grepe aku?"
Masih grepe-grepe dia, Elf berbalik padaku, kemudian berkata:
"Masamune, biarku beritahu kau sesuatu - perempuan berdada besar akan bangun jika kau meng grepe-grepe nya."
Apa yang sedang kau bicarakan?
"Jika aku membangunkannya dengan cara seperti itu, adik perempuanku akan marah, jadi gak makasih."
"...Dan aku juga akan marah."
Kata Makina-san sambil malu-malu, menutupi dadanya dengan tangannya.
"Phew...."
Dia menguap dan menggosok-gosok matanya sebelum berbicara:
"Aku penulis skenario Aoi Makina. Saat ini aku tinggal bersama dengan Masamune-san ~~"
Dia mengatakan sesuatu yang dapat membuat orang salah paham. Untungnya aku sudah memberitahu Muramasa-senpai dan Elf sebelumnya.
"..Jadi? Yamada Elf-chan dan...kamu..?"
"Aku Senjyu Muramasa, penggemar Izumi Masamune-sensei."
Muramasa-senpai membusungkan dada besarnya dan melihatnya.
Seperti biasa, dia tidak mengenalkan dirinya sebagai seorang penulis. Baginya, menjadi penggemarku mungkin lebih penting.
"Senjyu Muramasa? Makusdmu Senjyu Muramasa yang itu?"
"Iya, Senjyu Muramasa-sensei."
Aku menjawab Makina-san menggantikannya.
"Muramasa-senpai punya sesuatu yang ingin dibcirakan dengan Makina-san terkait konten Sekaimo."
"Oh ~~ Begitukah? Apa itu?"
Makina-san bersiul dan kembali ke sofa.
"Sebagai penggemar novel Izumi Masamune-sensei, penggemar Sekaimo..."
Muramasa-senpai berbicara dengan nada rendah sebelum membuka matanya lebar-lebar, meningkatkann nadanya:
"Aoi Makina! Aku akan mengujimu, untuk melihat apakah kamu benar-ebenar mempunyai kemampuan menjadi penulis skenario Sekaimo!"
Sangat intens sekali, seperti di manga. Sebaliknya, Makina-san hanya berkata:
"Eh ~ gak perlu."
"Apa? Kenaa kau menolaknya?"
"Karena itu merepotkan."
Jawaban yang sangat setengah-hati.
Hal itu sudah diduga, datang dari dua orang dengan kepribadian yang sangat bertolak belakang. Keduanya menggenggam teguh pandangan mereka tanpa ada niatan untuk mundur.
Melihat itu, Elf langsung menambah parah situasinya.
"Makina, kelihatannya ini menarik, jadi kau seharusnya menerima tantangan Muramasa."
"Oh, kau memanggilku dengan nama depan di pertemuan pertama kita?"
"Huh? Gak boleh?"
"Tentu kau boleh. Tapi itu sangat merepotkan."
"Yah, dibandingkan dengan Muramasa, apa yang Makina katakan memang masuk akal. Tapi..."
"Tapi?"
"Muramasa-chan, beritahu dia apa yang kau katakan sebelumnya."
"Tentu. Jika kau tidak mau menerima tantanganku maka tidak ada pilihan lain...."
Dibawah desakan Elf, senpai berkata dengan ekspresi yang jujur:
"Kalau begitu gunakan kematianmu untuk meminta maaf."
"Matanya serius!????"
Makina-san langsung berubah jadi biru seperti hantu dan memberiku tatapan memelas.
Aku mengerti perasaannya. Aku pernah menghadapi Muramasa-senpai saat dia seperti ini sebelumnya.
"Makina-san, Muramasa-senpai tidak sedang bercanda. Tolong anggap dia sebagai penggemar yang sangat berbahaya."
"Ugh.... tapi aku gamau...." Ucapnya sambil mengerutkan dahi.
"Makina, apa yang Masamune maksud adalah kita seharusnya menyelesaikan masalah Muramasa untuk pertama dan terakhir kalinya. Kalau tidak, dia akan terus menempel padamu. Jika animenya sudah tayang, dia mungkin akan langsung datang ke rumahmu."
Gambaran Muramasa-senpai di imajinasi Elf sangat menakuktkan. Tapi ya, penggemar yang menakutkan semacam itu memang ada.
Mendengar ini, Makina-san hanya bisa menghembuskan nafas.
"Baiklah. Menolak hanya akan menambah masalah. Aku akan menerima tantangan ini."
"Memang kau harus" Angguk Muramasa-senpai.
"Jadi...biarku lihat rancanganmu."
Rancangan Makina-san - sama dengan rancangan komposisi series - diperlihatkan ke Muramasa-senpai. Dia duduk di depan Makina-san dan mulai membaca. Aku dan Elf duduk di dekatnya dan menunggu reaksinya.
Setelah beberapa saat.... Muramasa-senpai berkata:
"Tulisan yang bagus."
"Oh..."
Aku hanya bisa melihat. Karena ...
"Bahkan kekasih penulis original Muramasa bilang begitu, ini bukan sesuatu yang sederhana." Elf langsung mengatakan apa yang kupikirkan.
Namun, Muramasa-senpai melanjutkan: "Tapi...."
"Tapi ini belum cukup. Aku masih belum yakin sepenuhnya kalau kau adalah penulis skenario yang tepat buat Sekaimo."
"Jadi apa yang ingin kau lakukan?"
Tanya Makina-san. Muramasa-senpai menjawab:
"Sekaimo volume lima akan dipublikasikan bulan depan...kau pasti sudah membacanya, ya kan?"
"Iya, itu berakhir tepat setelah ada perkembangan yang besar."
"Iya. Perkembangan sempurna yang membuat orang-orang menantikan volume selanjutnya! Bahkan aku ingin membaca bagian selanjutnya!"
Jika kalian butuh penjelasan lebih jauh, itu karena Muramasa-senpai terlalu sering menempel padaku jadi aku memberinya naskahku untuk volume selanjutnya. Karena dia sangat menyukai bukuku, aku bisa melakukan ini untuknya. Dia melanjutkan dengan riang:
"Jadi ini ujianmu yang berikutnya. Selanjutnya, tolong tulis bagian selanjutnya setelah volume lima Sekaimo...dengan kata lain, tulis bagian pertama volume enam."
"Apa?"
"Kau harus menebak bagian selanjutnya kemudian tulis itu! Ini ujian terakhirmu!"
"...Apa kau tahu yang sedang kau bicarakan?"
"Tentu saja. Seorang penulis skenario yang diandalkan penulisnya seharusnya bisa melakukan ini."
"Gak mungkin!"
"Gak bisa? Maka kau harus mati."
"Tunggu, apa kau bercanda?"
Tidak, dia tidak bercanda...!
Selama dia bertemu sesuatu yang berhubungan dengan Izumi Masamune, Muramasa-senpai akan menjadi seperti ini.
"Ngomong-ngomong, aku bisa melakukannya. Aku tidak sepenuhnya yakin kalau aku akan benar 100%, tapi tidak ada yang lebih mengerti novel Izumi Masamune daripada aku."
Dengan bangga Muramasa-senpai membusungkan dadanya. Makina-san berkata takjub:
"...Wow, Masamune-san. Kau punya perempuan yang sangat merepotkan."
"Yeah, sangat menakutkan."
"Dia super menakutkan. Semua yang di katakan itu jujur...tapi aku pikir dia akan membunuhku jika aku menolak untuk meulis, jadi aku akan mencobanya."
"Eh? Kau bisa?"
"Entahlah? Mana tahu sebelum mencoba."
Sekarang dia bersikap seenaknya lagi.
Ugh....
Baik Muramasa-senpai maupun Makina-san...sebagai penulis aslinya, ketika seseorang berkata kalau mereka bisa dengan mudah memprediksi pergerakanku selanjutnya, aku merasa sedikit kesal.
Jika kau bisa, cobalah lakukan. Itulah yang kupikirkan.
"Jika kau bilang begitu, maka lakukanlah. Aku juga akan menulis. Kita akan membandingkan hasil kita."
"Kalau begitu aku akan menulis. Bisakah tolong buatkan aku secangkir teh?"
Sepuluh menit kemudian.
"Sudah selesai?"
Makina-san menebak opening volume enam dan menulisnya.
Dia tidak menulis novel; dia menulisnya sebagai skenario. Hanya beberapa percakapan dan latar belakang utama. Semua tulisan itu dikirim ke tablet dan sedang menunggu untuk dibaca.
Makina-san bertanya pada Muramasa-senpai:
"Ngomong-ngomong Muramasa-senpai, apa yang akan terjadi jika tebakanku salah?"
"Untuk setiap bagian yang salah, aku akan mematahkan satu jarimu. Bagaimana?"
"Menurutku kau benar-benar melakukan itu pada dirimu sendiri! Menakutkan!"
Menurutku dia memang melakukannya.....
Kemudian - hasilnya muncul.
".... Ini seperti yang diduga."
"Masamune, cepatlah. Seberapa benar tebakan Makina?"
".............."
Aku diam untk beberapa detik sebelum menjawab:
"Ini... sekitar.... 70%... benar."
Sialan ~~~~ aku tidak bisa menerima ini!
Ini sama dengan ketika pembaca mengirimku surat yang menebak dengan benar apa yang akan terjadi selanjutnya!
"Jadi ~~ apa itu artinya aku lulus?"
Makina-san bernafas lega. Muramasa-senpai berkata padanya:
"Jadi tiga jari, ya kan?"
"Kamu itu iblis apa!?"
"Cuman bercanda."
Dengan ekspresi yang jujur, Muramasa-senpai melihatku dengan tatapan penuh amarah.
"...Terkadang aku juga bercanda."
"Jangan bercanda seperti itu. Buruk buat jantungku."
Kau sungguh mirip seperti ayahmu.
"Pokoknya, lupakan sajalah..."
Dia batuk sekali sebelum berbalik ke Makina-san.
"Ujian selesai. Aku akui - kau adalah penulis skenario yang tepat buat Sekaimo."
"Itu...yah, setidaknya semua jariku utuh."
Mungkin karena dia telah terhindar dari marabahaya, Makina-san pun menguap. Elf berkata dengan semangat:
"Hah ~ jadi Makina dan Muramasa keduanya bisa menebak 70% dengan benar."
"Tentu saja. Dia kekasihku. Aku selalu berpikir akan menulis apa di bagian selanjutnya. Dan begitulah mengapa novel Masamune-kun dan aku begitu mirip."
"Hahaha, itulah hasil dari tinggal bersama! Cinta komedi Masamune-san terkadang terlalu banyak basa-basinya. Kau bisa saja langsung menulis『 bagaimana seharusnya itu terjadi 』: biarkan cewek pertama yang menang, dengan setiap ending volume ada percakapan pendek yang menyimpulkan semuanya. Seperti itu akan lebih mudah untuk ditulis."
"Kalau gitu kamu aja yang nulis volume selanjutnya! Bodoh, bodoh!"
Sepertinya aku bisa menyerahkan ini padanya.
Kataku, berdiri dan mulai pergi menuju ke sudut.
Begitulah pertemuan pertama antara Elf, Muramasa-senpai dan Makina.
Tapi ketika aku sedang dalam perjalanan menuju ke sudut sendirian, cewek-cewek itu mulai membicarakan sesuatu yang berbahaya:
"Jadi, Muramasa, kau ingin tinggal disini bersama?"
"........... Aku mau."
Ucapnya dengan suara yang rendah.
"Oh, kalian berdua ingin tinggal disini?"
"Iya. Kita sudah memutuskannya saat kau tertidur."
"Oh ~~~ .... Ngomong-ngomong, apa hubungan kalian dengan Masamune-san?"
"Istri masa depan."
Apa yang kau bicarakan...!
"Aku... aku pacarnya."
Senpat tampaknya menyukai sebutan itu.
Mendengar mereka, mata Makina-san mulai bersinar.
"Tunggu sebentar! Sungguh? Kalian berdua punya komedi romantis seperti itu di dunia nyata? Ohohoho, ini menarik ~~!"
Mood nya langsung naik.
"Tidak tidak tidak, tolong jangan putuskan apapun seenaknya! Aku belum menyetujui kalian, ataupun aku punya kamar yang kosong! Selain itu, Sagiri -"
Sebelum aku selesai berbicara, Elf menyela:
"Jangan khawatir, aku sudah memperhitungkan itu."
Ucapnya, seperti semuanya telah diperkirakan:
"Pertama, meskipun kita tinggal dsiini, hal itu tidak akan terlalu mempengaruhi Sagiri. Dan hal itu sudah terbukti."
"...Yahh."
Elf mulai menceramahiku.
"Kedua. Meskipun aku bilang tinggal bersama, Crystal Palace dan kediaman Izumi itu sudah seperti bangunan yang sama, jadi kita tidak perlu kamar kosong di rumahmu."
".... Iya tentu...."
"Terakhir. Jika kita tinggal disini, kita bisa membantumu mewujudkan 『 mimpimu 』."
"........ Apa maksudmu?" *2
Baik Muramasa-senpai maupun diriku terbingungkan.
"Yah, katakanlah.... contohnya: Izumi Masamune, karena kau harus men-supervisi anime, game dan kegiatan yang lainnya...kau pasti sudah mencapai batasnya."
".... Ugh."
Sangat berpengalaman sekali. Dia mengetahuinya.
"...Meskipun begitu, Kyouka-san pindah bersamaku, jadi pekerjaanku di rumah sebenarnya telah berkurang..."
"Tapi itu masih sulit bagimu, bukan?"
"........."
Aku tidak menjawab. Malah, aku berbalik nanya:
"Apa maksudmu? Bagaimana bisa itu berhubungan dengan tinggal bersama?"
"Biarkan aku dan Muramasa membantu pekerjaanmu."
"Eh?" Aku berkedip. "Su, sungguh?"
"Yup." Elf tertawa dan menunjuk Muramasa-senpai "Mempunyai seseorang yang sangat memahami penulis aslinya adalah anugerah. Dia bisa membantu supervisi-nya."
Setelah itu, dia menunjuk dirinya sendiri:
"Dan aku, yang sudah berpengalaman dalam semua bagian projek pembuatan anime, dan mendapatkan hasil yang luar biasa."
Akhirnya, dia menjulurkan tangannya padaku:
"Biarkan kami menjadi penolong Izumi Masamune-sensei! Ya kan, Muramasa ♥?"
Dia melirik ke samping.
"Te...tentu saja! Jika aku bisa membantu Masamune-kun...aku tidak akan meminta lebih!"
"------"
Butuh beberapa detik bagiku untuk kembali ke kenyataan.
Aku pun berdiri dan membungkuk dalam-dalam.
"..Itu.... terima kasih, semuanya...aku...aku...aku sangat tertolong!"
Aku hampir menangis. Ternyata aku punya teman yang sangat hebat...
Dan begitulah -
Kehidupanku yang sibuk kedatangan dua penolong yang paling dapat dipercaya.
- Sebagai gantinya, aku memperbolehkan benih-benih kekacauan tumbuh.
Aku dan dua penolong terpercayaku kembali ke kamarku.
Karena Makina-san sibuk dengan pekerjaannya, dia tetap diam di ruang keluarga untuk bekerja. Setelah percakapannya dengan Elf dan Muramasa-senpai, dia terlihat sangat bermotivasi. Aku pikir dia dapat menyelesaikan apapun yang tengah dikerjakannya saat rapat kita lusa nanti.
"Pertama-tama, Masamune, beritahu aku rencanamu terkait novelmu."
"Tentang itu...kau benar. Ini, lihatlah."
Aku menunjuk ke dinding di sebelah meja. Di sana, aku menancapkan jadwal kerjaku.
Elf melihat itu dengan teliti. Aku bisa melihat mulutnya bergerak sedikit.
"Wow - ini bahkan lebih sulit dari jadwalku yang sebelumnya."
"Kau harus menulis naskah baru hampir setiap harinya. Ada apa denganmu? Kau itu masokis?"
Seseorang pernah mengatakan itu padaku.
"Aku tidak yakin kau bisa mengikuti jadwal ini."
"Aku bisa. Aku harus. Paling sedikitnya aku harus menyelesaikan kerjaanku yang aku susun disitu - sejujurnya, rencananya aku akan menambah kerjaanku selama liburan musim panas. Setelah sekolah mulai lagi, aku akan punya waktu sedikit untuk bekerja."
"Aku pikir etos kerjamu sangat menjijikan. Aku menyukaimu, tapi aku tidak bisa menerima ini."
Elf menjulurkan lidahnya. Muramasa-senpai juga mengerutkan alisnya.
"...Apa semua penulis aslinya menghadapi masalah yang sama ketika sedang membuat anime? Aku hanya tahu tentang menulis novel."
"Aku tidak tahu pastinya - tapi ini adalah keputusanku sendiri."
Untuk mimpiku. Untuk Sagiri.
"Ah...begitu. Kalau begitu aku tidak perlu berbicara lebih jauh lagi." Muramasa-senpai memaksakan senyumannya. "Kau ingin aku melakukan apa, Masamune-kun?"
"Kita bisa membantu apapun yang kau sukai."
~ Ah..aku sangat tersentuh sampai-sampai aku hampir menangis.
"Kalau begitu tolong bantu aku! Aku tidak akan menahan!"
Aku mengeluarkan buku telepon serta catatan dan menyimpannya...
* Dug dug dug dug dug*
"Elf! Muramasa-senpai! Bisakah aku meminta bantuan kalian men-supervisi game Sekaimo?"
"Tidaaaaaaaaaaaaaaaak!!! Aku gak mau supervisi konten game!!!!!"
Setahun yang lalu, Elf-senpai menghadapi masalah yang sama. Dengan demikian, dia berteriak ketakutan.
"Ini adalah 「 pekerjaan yang paling tidak ingin aku lakukan lagi 」 di dalam buku sang penulis light novel jenius Yamada Elf! Kau, kau memintaku untuk melakukan itu lagi.... Sungguh penulis light novel yang kejam! Kau sungguh tidak tahu malu ya, kouhai!!!!!!!!"
Ah ~ untungnya aku punya seseorang yang berpengalaman disini.
Meskipun Elf-senpai tidak terlalu mengerti pekerjaanku seperti Muramasa-senpai, tapi dia punya banyak pengalaman dalam supervisi konten game. Jika aku memintanya untuk melihat itu sebelum memberikan hasilnya padaku, kupikir itu akan sangat memotong waktu yang harus aku gunakan.
Di sisi lain, Muramasa-senpai sepertinya dia tidak mengerti apapun.
"Um...apa maksudmu supervisi?"
"Ini semua adalah konten untuk game yang akan datang. Karena banyak orang yang menulis ini dan bukan aku, akan sangat bermasalah jika aku langsung menggunakan yang mereka tulis. Sebagus-bagusnya, akan ada beberapa perbedaan dari novel aslinya. Memperbaiki perbedaan-perbedaan itu disebut 「 supervisi 」."
"Jadi maksudmu aku harus membaca ini semua kemudian menulis ulang bagian yang aku anggap belum puas?"
"Muramasa-senpai, kau juga bisa melakukan itu."
Sebagai seorang penulis, Muramasa-senpai bahkan lebih baik dariku. Dan semenjak dia tahu ceritaku dengan baik, aku tidak berpikir akan ada masalah apapun jika aku memintanya melakukan ini.
Tentu saja, orang yang harus membuat keputusan akhirnya adalah aku.
"Begitu. Kalau begitu, serahkan padaku."
Muramasa-senpai tertawa dan mengambli tumpukan kertas.
"..... Tapi kau tidak usah menulis ulang semua itu sekali lagi."
"Jika aku melakukan itu, pastikan menulis Senjyu Muramasa-sensei di kredit penutupnya!"
Aku juga sangat ingin melihat game seperti itu! Sungguh penolong yang bisa diandalkan!
Dan kemudian -
Tiga penulis light novel sedang melakukan yang terbaik dalam bekerja.
Aku mengurusi menulis novel aslinya. Muramasa-senpai dan Elf membantu supervisi. Tentu saja, kedua hal tersebut tidak bisa diselesaikan dalam waktu satu hari.
Elf-senpai berkata "Kupikir ini akan butuh waktu setengah bulan."
Jadi ketika malam datang, mereka berdua akan kembali ke rumah Elf - itulah yang kupikirkan...
Elf dan Muramasa-senpai menyantap makanan malam di rumahku. Mandi di rumahku. Ganti baju piyama di rumahku...
Sudah jam 11 malam, tapi mereka masih ada di kamarku.
"...Eh...kalian berdua...ini sudah larut...kalian tidak akan pulang?"
Aku sudah menanyakan ini pada mereka sebelumnya: Lebih dari sekali.
Mengenakan piyamanya, Elf lompat ke kasurku, menarik selimutku kemudian tersenyum padaku:
"Eh ~ tapi sudah tidak ada lagi kereta di jam segini ~~"
"Rumahmu tepat di sebelah rumahku!"
"Ahahaha, baiklah baiklah, aku bercanda. Kau harusnya lebih ramah pada tamumu sendiri, kouhaiku yang imut."
"Itu bukan sesuatu yang dikatakan seseorang yang sudah tiduran di kasurku."
Ngomong-ngomong, setelah makan malam, Elf tidak melakukan apa-apa dan hanya bermain-main. Kadang-kadang dia mengajakku ngobrol; kadang-kadang dia membaca manga atau bermain game mobile.
Aku berterima kasih atas masakan yang enak buatannya, tapi dia tidak terlalu membantu dalam supervisi game nya...sepertinya dia memang tidak ingin melakukannya.
Di sebelahnya, Muramasa-senpai mengenakan baju piyama biru sedang duduk lesehan dan sedang bekerja.
Dia sudah menyerah dengan men-supervisi semuanya - menyerah menulis konten baru buat game Sekaimo.
Apa yang dia katakan sebelumnya bukanlah candaan.
"Senpai, aku sangat berterima kasih atas bantuanmu...tapi sekarang sudah jam 11 malam..."
"...Uh...sudah larut...*haaah* tidak heran aku merasa ngantuk."
"Jadi, kau harus -"
"Iya.... aku harus pergi tidur."
Senpai pelan-pelan berdiri, meregangkan tubuhnya.
Lalu dia menjatuhkan diri ke kasurku.
"Eh? Sen, senpai?"
Dia mengikuti Elf dan sudah diselimut.
"Tunggu sebentar...! Kenapa kau juga disini! Aku sudah menyiapkan kamar untukmu di rumahku! Kembalilah kesana!"
"...Aku, aku mau tidur disini malam ini! Elf, kau seharusnya pulang ke rumahmu!"
"Hah? Hal bodoh apa yang kau bicarakan? Cepatlah kau pulang sana!"
Dua gadis cantik mulai bertengkar di kasurku.
Aku tidak bisa menontonnya lebih lama lagi.
"Hey, kau sendiri yang menyarankannya! Kau bilang untuk membantu Masamune-kun pulih dari kelelahannya bekerja, kita harus tidur di sebelahnya bersama...!"
"Aku mau tidur cuma berdua dengannya!"
"Apa yang kalian bicarakan!?"
Aku mencoba menyela mereka, tapi mereka berdua malah melihatku.
"Jika kita tinggal bersama, kita harus tidur bersama!"
Apa yang terjadi dengan "rumah kita bersebelahan jadi tidak perlu kamar tambahan"?
Tapi aku pikir tidak ada satupun dari mereka yang akan mendengarkan alasan sekarang.
"Jika aku membiarkan perempuan tidur disini, Kyouka-san akan membunuhku!"
"Dia tidak pulang hari ini, jadi itu bukan masalah."
"Adik perempuanku akan marah!"
"Oh. Sudahkah kau memberitahunya kalau kita akan membantu pekerjaanmu?"
"Tapi aku tidak pernah mengatakan apapun tentang tidur bersama!"
Apa yang sedang terjadi?
Aku tidak yakin bahkan ada light novel yang pemeran utamanya dipaksa tidur bersama oleh dua gadis cantik!
"Masamune!"
"Masamune-kun!"
"Kau ingin tidur dengan siapa?" *2
Pilihan manapun yang ku buat akan berakhir malapetaka, jadi aku -
"Aku tidak akan tidur!" Teriakku, menambahkan "Saat ini, aku ---- tidak punya waktu untuk tidur!"
Aku loncat ke kursiku dan melanjutkan pekerjaan secepat mungkin.
"Ah...Lihat, Muramasa. Ini hebat bukan kita datang kemari?"
"Benar...Sangat jarang bisa melihat sesuatu yang sangat menyentuh."
Aku hampir tidak bisa mendengar percakapan mereka.
Pada akhirnya -
Elf dan Muramasa-senpai tidak pulang ke rumah.
Aku tidak tidur pula.
Waktu berlalu dengan tenang.
Ketika aku membalikkan badan, aku melihat mereka sedang tertidur ngorok berdampingan.
"............."
Terima kasih, senpai.
Aku berbisik di dalam hati dan melihat lagi mejaku.
Tirai jendelaku terbuka. Lewat jendela itu, aku melihat langit mulai menjadi lebih terang.
Waktu pun berlalu .....
"Hahhhhhhhhh ~~~~~~~"
Aku meregangkan tubuhku.
Saat aku menutup mataku, aku dapat merasakan denyut jantung di pembuluh darahku.
Aku bisa bilang konsentrasiku menjadi semakin buruk, dan aku juga merasa lelah.
"Cuci muka dulu ah."
Dengan kaki yang bergetar, aku berdiri dan meninggalkan kamar, mencoba pergi ke kamar mandi.
Tiba-tiba -
"!"
Dengan *creak*, kamar terkunci terbuka.
"Sa, Sa..."
Dia keluar dari kamar dan berdiri di depanku.
"Sagiri!"
Itu benar.
Aku melihatnya. Perempuan yang mendekatiku dengan tatapan menakutkan adalah adik perempuanku Sagiri.
Selain itu, baju piyamanya terlihat imut.
"............"
Kemudian, dia menarik lenganku.
"Hey?"
"..........."
Tarik. Tarik.
Maksud dari gerakannya adalah aku seharusnya tidak mencoba menahan. Jadi aku tidak menahannya.
"............."
Sagiri memegang tanganku, membuka pintu menuju kamarnya dan membawaku masuk.
Lalu -
*Klik*.
"..... Sa, Sagiri? Kenapa kau mengunci pintunya?"
"..........."
Dia tidak menjawab pertanyaanku yang sedang ketakutan. Dia hanya melihat lantai dengan tatapan sedingin es seperti Kyouka-san.
"........... Ha..... haruskah aku...duduk?"
"............"
Dia tidak bergerak: Hanya terus melihat ke lantai.
Tatapannya sangat dingin aku pun jadi ketakutan. Aku pun duduk di depannya tanpa perlawanan, menunggu diceramahi olehnya.
Akhirnya, dia berkata:
"...Nii-san.... kau tahu.... kenapa aku marah?"
Dia benar-benar marah!
Tapi aku sudah menyiapkan jawabannya. Jadi aku mulai menjelaskan:
"...Karena Elf...dan Muramasa-senpai tidur di kamarku? Tapi ada alasan untuk itu!"
"Bukan."
"Tapi aku tidak menyentuh mereka - eh? Tunggu? Bukan?"
"Bukan."
Sagiri menggelengkan kepalanya.
"Aku sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat frustasi melihat Elf-chan tidur disini semalam ~~~~"
Betapa marahnya dia...Sagiri-sama sangat menyeramkan...
"...Tapi apa yang paling membuatku marah ...adalah..."
"?"
Aku tidak mengerti. Aku tidak bisa memikirkan yang lain.
Melihatku, Sagiri berkata:
"Kau sungguh tidak mengerti, iya kan?"
"A, apa?"
"Kyouka-san, Elf-chan juga. Aku yakin sudah banyak orang yang memberitahumu...tapi Nii-san...kau sama sekali tidak mengerti."
Sudah sangat lama semenjak terakhir kali adik perempuanku marah padaku.
"Kenapa kau tidak tidur semalam?"
"!"
"Kemarin juga! Kemarinnya lagi juga! Kapan terakhir kali kau tidur dengan nyenyak?"
".........."
"Aku...sudah bilang padamu berkali-kali! Aku mohon! Tolong tidurlah!"
"Itu -"
Aku tidur nyenyak semalam - aku ingin mengatakannya, tapi aku tidak bisa.
Itu bohong. Dan aku pikir dia tidak akan tertipu sedikitpun.
"...Maaf, tapi -"
"Tidak ada tapi-tapian!"
Dia memalingkan kepalanya.
".... Musim panas. Selama liburan musim panas..."
"Tidak."
"Aku tidak ingin pekerjaanku tertumpuk sampai aku tidak bisa ikut serta dalam pembuatan anime. Di rapat selanjutnya, akhirnya kita akan membicarakan tentang skenarionya -"
"Berhenti bicara."
Wajahnya semakin dekat. Dia sedang menatapku.
"Jika Nii-san menjadi seperti ini...lalu aku tidak butuh mimpi itu lagi."
"Tunggu Sagiri! Ini -"
Hanya itu satu-satunya hal yang seharusnya tidak boleh kau katakan!
Ketika aku hendak mengatakannya -
"...."
Aku tidak bisa.
Sagiri menangis.
"...Nii-san...kau...melakukan...apa yang paling aku benci."
Sagiri menangis; kemudian dengan perlahan menunjuk kasurnya.
"Tidurlah."
"Apa?"
"Sekarang, tidurlah."
"Tungguh?"
"Selanjutnya...aku akan mengawasimu... untuk melihat apakah kamu tidur atau tidak."
"Mengawasiku... dan aku tidur disini?"
Hal itu sangat mendadak aku pikir kepalaku akan meledak. Hanya mendengar kalimat 『 mengawasi 』 cukup bagiku untuk jadi bingung.
Aku? Tidur di kasur Sagiri - di kasur perempuan yang aku suka?
"Apa kau...sadar apa yang baru saja kau katakan?"
"Mulai sekarang, Nii-san akan tinggal bersamaku."
Ucap Sagiri, tanpa meninggalkan ruang untuk berargumen.
"Apa yang kau bicarakan? Kau memang sudah tinggal bersamaku dari awal!"
"Tidak. Kecuali kita tinggal bersama, itu belum cukup."
"Tapi kita sudah tinggal dibawah atap yang sama!"
Sagiri menggelengkan kepalanya lagi.
"Disini. Tepat disini...
Mulai hari ini, aku ingin kamu tinggal bersamaku di dalam kamar ini."
0 Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan adat dan etika yang pantas.