"Sampai anime nya selesai, mohon bantuannya ♡."
Orang yang mengatakan itu berada tepat di depanku, tidak lain dan tidak bukan adalah si penulis skenario berkacamata,
Aoi Makina.
Dia hanya membawa ransel kecil, seperti di anime.
"Kau...a...apa yang...kau katakan...disini..."
"Maksudku kita akan tinggal bersama ♡."
Hanya dengan nada dan bahasa tubuh moe nya cukup untuk membunuh laki-laki manapun dalam sekejap, belum lagi maksud dari perkataannya. Bahkan aku pun terkejut untuk sesaat.
"...Kuh."
Cewek imut datang ke rumahku dan berkata kalau dia akan tinggal bersamaku.
Ini seperti mimpi, tapi kenyataannya, saat ini aku merasa kalau ini merepotkan.
Eh? Apa? Apa yang dia katakan? - itulah yang kupikirkan.
Meskipun begitu, cewek ini adalah seseorang yang sudah pasti tidak bisa ku abaikan saat ini.
Jadi aku tidak bisa menutup pintu dan berpura-pura tidak melihatnya.
Banyak hal-hal yang terpikirkan di kepalaku - tapi pada akhirnya, yang bisa kulakukan hanyalah menatap Makina-san.
"…………"
Dia memiringkan kepalanya kebingungan.
"Aneh? Kau tidak berpikir kalimat itu lucu?"
"... Tidak, Tidak juga. Bukan maksudku itu tidak lucu, lebih tepatnya aku masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi..."
"Yah...nanti aku akan memberitahumu...hmmmmmmmmmmmm gimana yaaaaaaaaaaa......"
Makina-san memegang dagunya dan bergumam sendiri untuk sesaat...
"Bukankah aku bilang 『 aku akan mengerahkan seluruh kemampuanku 』 kemarin?"
"Iya?"
"Jadi disinilah aku!"
"Aku masih tidak mengerti."
"Itu artinya selama aku tinggal bersama kalian bersaudara, aku bisa mengerahkan seluruh kemampuanku!"
"Tidak, masih tidak mengerti."
Apa yang dia bicarakan?
"Er...sungguh? Kau tidak mengerti? Tapi..."
Dia berhenti sebentar sebelum melanjutkan:
"Setelah mendengar perkataan produser Akasaka, aku mengerti." Dia menjulurkan lidahnya "Aku tidak pernah menyelesaikan sesuatu jika aku mencoba melakukannya sendiri."
"……………"
Aku sudah menebak itu, tapi ketika melihat wajahnya, mendengar dia berkata seperti itu membuatku marah.
Karena aku tidak tahu harus menjawab apa, aku pun tidak mengatakan apa-apa. Dia terus bicara:
"Kau suka Meruru - bukan?"
"Ya...aku, adik perempuanku, Eromanga-sensei...kami semua menontonnya, dan kami adalah penggemarmu."
"Makasih ♪, tapi kau mungkin sudah tahu.... Kalau anime itu 『 Satu-satunya yang aku kerjakan sampai akhir 』 . Sebenarnya aku sudah bekerja lebih dari itu, tapi hanya Meruru yang bisa aku katakan 『Aku membantu membuat anime ini 』."
Dia mengatakan sesuatu yang terdengar sedikit aneh.
- pada akhirnya, kau hanyalah seseorang yang menggunakan keberuntungan Meruru
Orang yang ada di rekaman mengatakan itu.
Jadi itu benar.
Anime Stardust ☆ Witch Meruru yang terkenal, dan pekerjaan ini.
Baginya pasti ada sesuatu yang berbeda diantara dua hal tersebut. Mengapa dia hanya bisa mengerjakan Meruru sampai akhir. Mengapa dia gagal melakukan apapun setelahnya - mengapa dia tidak bisa melakukan pekerjaan sialan miliknya?
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalaku dengan cepat dijawab olehnya. Dia berkata dengan nada yang ceria:
"Saat aku membuat Meruru, aku tidak tinggal sendiri. Ada seseorang.... yang merawatku setiap harinya. Orang itu berbicara denganku setiap hari mulai dari anime ku sampai skenario ku. Saat itu, setiap harinya sangat menyenangkan."
Mungkin itulah kenapa dia bisa membuat anime Stardust ☆ Witch Meruru yang super menarik.
"Jadi ketika semua orang berkata Meruru diciptakan oleh Aoi Makina - aku sendiri tidak berpikir seperti itu. Orang yang menulis skenario nya adalah aku - tapi aku pikir kita berdua adalah penulisnya."
“….”
"Apa kau mengerti? Perasaan ini?"
"Aku mengerti." Jawabku dengan cepat "Karena aku juga sama."
"Begitukah?"
"Iya. Sekaimo ku ditulis olehku, memang benar...Tapi aku tidak berpikir aku dapat melakukannya sendirian."
Ini adalah karya dari penulis Izumi Masamune dan ilustrator Eromanga-sensei.
Karya Izumi Masamune dan Izumi Sagiri.
Dan aku sering meminta bantuan editor ku, Kagurazaka-san dan Army, yang membuat manga nya.
Lebih terperinci lagi, aku berterima kasih pada Kyouka-san yang merawat kita, senpai ku, Elf-sensei, teman sekelasku, Tomoe dan teman Sagiri, Megumi.
Dan aku berterima kasih pada pembacaku: dukungan mereka lah yang membantuku sampai sejauh ini.
Mereka semua mempunyai efek yang sangat besar. Tanpa mereka semua, novel ini tidak akan pernah dibuat sampai sejauh ini.
Itulah yang benar-benar ku percayai.
"Adik perempuan paling imut di dunia."
Novel ini bukan hanya milikku seorang.
Bukan juga milik kita bersaudara.
Novel ini milik semua orang: Kita semua membantu menciptakannya.
"Begitukah?" Makina tersenyum "Apa novel itu juga dibuat oleh kalian bersaudara?"
"Iya."
Ketika aku datang untuk meyakinkannya, aku memberitahukannya mimpi kita dan sebagian situasi kita.
Aku pikir itu pilihan yang bagus, tapi tetap saja itu merupakan pilihan yang terburu-buru. "Itu adalah usaha kita bersaudara - dan semuanya, termasuk pembaca."
"Dan mulai hari ini, itu juga jadi usahaku - usaha penulis skenario - bukan?"
"Itulah yang ku harapakan."
"Maka dari itu aku harus tinggal bersamamu!"
"Kenapa?"
Kenapa bisa jadi kesitu?
"Biarkan aku mengatakan ini sebelumnya, semua yang aku katakan itu serius."
Kata Makina-san dengan ekspresi jujur.
"Ada tiga kondisi bagiku untuk mengerahkan seluruh kemampuanku."
Dia mengangkat jarinya:
"Pertama, aku harus punya rekan kerja yang penuh motivasi! Dan itu kamu ♡"
"Hm...yah, aku memang cukup termotivasi!"
"Kedua, aku butuh seseorang untuk mengasuhku! Yang artinya itu kamu juga ♪"
"Mengasuhmu?"
Pemilihanmu dalam mengatakan sesuatu sangat buruk, jangan mengatakan sesuatu seperti seorang hikikomori. Aku jadinya membayangkan Sagiri!
"Ketiga, aku butuh sesuatu untuk memenuhi keinginanku dalam bekerja! Yang artinya itu kalian bersaudara!"
"Hmmmmm..."
Ternyata alasan-alasannya terdengar sedikit mengerikan...
"Karakter asli pertamanya adalah dasar bagi pemeran utama perempuannya! Sang adik perempuan yang tidak memiliki hubungan darah! Orang yang tinggal serumah bersamamu! Jadi itu artinya identitas asli perempuan ini adalah Eromanga-sensei!"
"Bagaimana bisa kau tahu!?"
Aku memastikan tidak memberitahu siapapun kalau aku suka Sagiri atau dia adalah Eromanga-sensei!
"Yah, kau mengatakan itu padaku di rapat kedua?"
"Tapi aku tidak mengatakan detail yang paling pentingnya!"
"Aku bisa mengetahuinya dalam sekejap!"
"Ugh."
"Selain itu, setelah begitu banyak volume, aku pikir bukan hanya aku yang menyadarinya."
Mataku melebar: Aku terlihat sangat terkejut.
"...Serius... Bagaimana bisa ini terjadi..."
Saking malunya aku menutup wajahku dengan kedua tangan. Membayangkan cerita cintaku sudah terungkap semuanya....
Di sisi lain, Makina-san....
"Sudah lama sejak terakhir kali aku menemukan sesuatu yang sangat menarik...! Ini...Ini dia !!!"
Dia mengepalkan tangannya; seluruh tubuhnya bergetar.
"Aku harus tinggal bersama denganmu! Dengan begitu aku bisa membiarkan jiwaku merasakan sensasi ini! Sangat mengagumkan!"
"--------"
Saking terkejutnya sampai-sampai aku mundur dua langkah. Dengan cepat dia mendorongku. "Beri aku makan! Masamune-Onii-chan! Tolong rawat aku dengan baik!"
"Satu adik perempuan hikikomori sudah lebih dari cukup untukku!"
"Hewan peliharaan! Kalau begitu biarkan aku jadi hewan peliharaanmu!"
"Berisik! Jangan katakan itu! Jika tetanggaku mendengarnya, itu bukan lagi bahan candaan!" Apa jangan-jangan perempuan ini mengatakannya dengan sengaja!
"Aku harus mengerahkan seluruh kemampuanku, jadi kau harusssssssssssssssssssssssss menolongku!"
“~~~~~~~~~~~~~~”
Aku menutup rapat mataku.
"Meskipun begitu, tidak tetap tidak! Adik perempuanku akan membencinya! Aku tidak akan melakukan sesuatu yang Sagiri benci!"
Bahkan jika itu untuk mimpi kami
“———————”
“——————–”
Makina-san dan aku menatap satu sama lain.
Suasananya jadi tegang. Lebih tegang dari sebelumnya.
Yang memecahkan suasana ini bukanlah aku ataupun Makina-san.
"Nii-san!"
Suara adik perempuanku pun terdengar olehku. Aku langsung membalikkan kepalaku.
Aku melihat Sagiri. Dia sudah menuruni setengah tangga.
"Sagiri!"
Belakangan ini, dia bisa keluar dari kamarnya, tapi itu bukan berarti status hikikomori nya sudah pulih.
Bertemu seseorang yang tidak ia kenal - merupakan beban yang berat.
"Apa...apa kau baik-baik saja?"
"Aku..aku tidak apa-apa."
Tidak kau tidak baik-baik saja. Kedua kakimu sangat pucat; dan bergetar seperti seekor rusa yang baru lahir.
"Aku sudah mendengar semuanya."
Walaupun begitu, Sagiri tetap menuruni anak tangga yang tersisa dan menghadapi Makina-san. "Kau bilang untuk menulis skenario Sekaimo, kau harus tinggal bersama kami."
"Yup."
"Aku sudah bilang tidak padanya -"
"Nii-san."
Potong Sagiri, melihat langsung ke arahku, dan bertanya:
"Hal ini dibutuhkan untuk mewujudkan 『 mimpi kita 』, bukan?"
Tangannya sudah membentuk jadi kepalan.
"Kalau begitu ayo lakukan."
"...Sagiri."
"Lihat? Bahkan adik perempuanmu bilang itu!" Makina-san meningkatkan suaranya...
"Bisakah kau diam untuk sebentar?"
Tatapan dariku saja sudah cukup untuk membuatnya tenang.
"...Hm ~ sungguh tempat yang membosankan. Ini membuatku marah ~~"
... Hampir tenang.
Aku memalingkan mataku darinya dan berbalik menuju Sagiri:
"Apa kau memaksakan dirimu?"
"Iya memang."
"Sudah kuduga. Jadi -"
"Tapi aku mendengar semuanya."
"....................."
"Karena aku sudah mendengar semuanya, aku harus memaksakan diriku...untuk mewujudkan 『mimpi kita 』, aku harus meminta Aoi-sensei menulis skenario terbaiknya." "......................"
"Jika aku tidak melakukannya...dan animenya jadi jelek, aku bahkan lebih membencinya."
Jika dia bilang seperti itu maka tidak ada pilihan lain. Memang seperti itulah Eromanga-sensei.
Selama dia sudah membulatkan pikirannya, dia tidak akan mundur.
Aku menekan lidahku merasa jengkel. Seharusnya aku tidak membicarakan hal ini di tempat ini. "Sialan...Army akan marah padaku.."
Dia memberitahuku untuk menghindari situasi terutama seperti ini.
"Maaf...jika aku membuatmu khawatir. Tapi...aku baik-baik saja."
"Tentu...."
Aku menggaruk-garuk belakang kepalaku, berbalik ke Makina-san, dan berkata dengan nada rendah:
"Aoi Makina-sensei."
"Iya?"
"Ayo bicara sebentar."
"Sudah waktunya!"
Dia berteriak "Mengagumkan!", tapi aku mengatakan sesuatu yang menurunkan semangatnya:
"Ini bukan sesuatu yang bisa kita berdua putuskan."
"Apa maksudmu?"
"Aku butuh izin dari wali ku."
Sekitar satu jam kemudian -
Aku duduk di depan Kyouka-san di sebuah kafe. Sedikit ramai di dalam: ada beberapa anak sekolah yang baru saja pulang dari aktifitas selepas sekolah.
"Kyouka-san, terima kasih telah datang."
"Tidak masalah, lagipula aku walimu."
Izumi Kyouka - tidak perlu pengenalan lebih jauh lagi - dia adalah orang yang merawat kami bersaudara.
Dia adalah adik perempuan ayahku. Satu-satunya keluargaku yang berhubungan darah...tapi dia juga seorang perempuan cantik yang masih muda.
Meskipun dia mempunyai julukan "Ratu Es", dan kebanyakan kesan pertama orang-orang padanya adalah wanita yang dingin... selama acara wawancara kemarin, dia memainkan peran menjadi Eromanga-sensei dan menolong kita.
"Masamune, aku dengar anime mu sedang dibuat sekarang...Apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja."
"Lega mendengarnya. Tapi aku akan tanyakan ini lebih jauh...aku dengar ada penulis skenario yang membuat masalah merepotkan padamu."
"Yah, di awal semuanya memang sulit."
".... Kalau begitu aku akan membantumu beristirahat."
"?"
"Ini 『test 』 yang akan kuberikan padamu." Ucapnya dengan nada rendah yang menakutkan.
"Jika pekerjaanmu terlalu banyak menyita waktumu, maka dapat dimengerti jika belajarmu tidak berjalan dengan baik. Dan kemudian suatu saat, kau merasa tidak bisa lagi pergi ke sekolah ..... aku harap situasi itu tidak akan pernah terjadi. Jangan terlalu terikat dengan janji kita, pastikan kau memerhatikan dirimu sendiri."
"...Iya."
"Aku memang mengatakan padamu untuk tetap menyeimbangkan pekerjaan dan belajar...Tapi terkadang mau bagaimana lagi. Setidaknya saat kau sedang stres dengan pekerjaanmu. Jangan terlalu pikirkan itu."
"..............."
『Aku sudah menyerah padamu, aku sudah tidak mengharapkan apapun lagi darimu 』 - beberapa orang mungkin menyiratkan apa yang dia katakan seperti itu.
Tapi kita sudah bisa berbicara dengan benar sekarang, jadi aku mengerti bukan itu maksud apa yang dia katakan.
"Kau bisa mengambil cuti semaumu dari sekolah. Tidak peduli seberapa terpengaruhnya nilaimu nanti, aku tidak akan marah padamu. Hanya saja - pastikan kau menjaga dirimu sendiri. Ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng."
Suara Kyouka-san memang menakutkan, tapi dia tetap bibiku yang perhatian.
Setelah aku membuang pandanganku yang dulu padanya, aku dapat melihat sisi baiknya.
"Apa kau mengerti."
"Ya aku mengerti."
Ada perasaan hangat memenuhi tubuhku.
"Tidak apa-apa. Itu adalah kondisi yang dibuat oleh persetujuan kedua sisi. Aku akan mengingatnya."
"................Pastikan kau tidak memaksakan diri." Kyouka-san menghembuskan nafas.
"Jadi, Masamune...apa yang ingin kau bicarakan padaku?"
Bagi kita saudara, dia adalah orang dewasa yang paling bisa dipercaya. Anggota keluarga ketigaku...seperti itulah pikirku.
Dikelilingi suara gaduh anak-anak bicara, aku berkata pada Kyouka-san..
"Kyouka-san, tolong hiduplah denganku. Bersama!"
" --- Blewww ?"
Mendadak, mata Kyouka-san terbuka lebar. Kemudian, entah kenapa...dia tersipu malu. "Apa..apa...yang...baru saja...kau katakan?"
"Eh?"
Aku memiringkan kepalaku kebingungan, karena aku tidak tahu kenapa dia tersipu.
Di saat yang sama, semua anak sekolah itu mulai menggerutu. Aku mendengar suara perempuan:
"Seriusan? Dia melamarnya!!!!"
"Keren! Pasangan kekasih dengan jarak umur yang jauh."
"Kita tidak seperti itu -!" *2
Baik Kyouka-san dan aku berdiri dan dengan cepat menyangkal semua perkataan itu.
Kyouka-san berbicara dengan cepat:
"Ma, Masamune! Tolong beritahu apa maksudmu yang sebenarnya! Kau, kau bilang kau ingin hidup bersamaku.... ber...bersama...."
"Maksudku aku ingin Kyouka-san bisa tinggal dengan kita bersaudara!"
"Tidak, tidak ada motif tersembunyi, ya kan?"
"Tentu saja tidak! Aku tidak memintamu hidup bersama supaya aku bisa mencabulimu! Tolong jangan salah paham!"
"A, aku tidak pernah salah memahami maksudmu!"
Dengan tatapan sedingin es, Kyouka-san melihat ke seliling kafe.
"Seperti itu! Hanya obrolan antara aku dan keponakanku! Kalian mengerti?" Aura dari "Ratu Es" membuat gadis-gadis sekolah itu dengan cepat mengangguk. Dan begitulah, semuanya kembali menjadi normal. "...Phew...phew..."
Kyouka-san terlihat lelah, dia menatapku dengan tajam:
"..Sungguh...Masamune, kau mengatakan sesuatu yang sangat membingungkan...."
"Maaf."
"Jadi...kalian...berdua...ingin aku untuk tinggal bersama kalian, bukan?"
"Iya."
"Mengapa kau meminta hal ini?"
"Yah, aku tidak yakin kalau aku dapat mengatakannya dengan cukup jelas...."
Aku memberitahu Kyouka-san apa yang sudah terjadi. Tentang anime Sekaimo, tentang Aoi-sensei sang penulis skenario pemalas yang terkenal.
Aku memberitahunya betapa anehnya Aoi-sensei itu; bagaimana dia kecuali tinggal dengan kita bersaudara, dia tidak akan bekerja.
"Dengan kata lain.... selama anime nya sedang dibuat, dia ingin tinggal bersama kami."
"...Sungguh permintaan yang tidak masuk akal."
Aku sangat setuju.
"Apa orang-orang dari pekerjaanmu semuanya seperti itu?"
"Yah.....kebanyakan...iya."
Maaf, kawan-kawan!
Lagipula, diantara orang-orang yang aku kenal, kebanyakan tidak bisa disebut "normal".
Seseorang yang tidak pergi ke sekolah. Seseorang yang hidup terpisah dengan masyarakat. Seseorang yang hidup dengan tingkat disiplin yang tinggi. Seseorang yang punya fetish aneh atau seseorang yang mabuk-mabukan. Yeah, hampir semua dari mereka itu orang-orang aneh.
"Apa itu berarti aku juga termasuk orang-orang aneh itu?"
"Kau terlalu memikirkannya. Pokoknya, aku tidak berpikir kau perlu memintai pendapatku. Tinggal bersama orang asing bukanlah hal yang bagus untuk Sagiri. Masamune, jangan setujui itu, aku juga tidak akan."
Seperti yang diduga dari bibiku, dia sangat mengerti diriku.
"Sagiri sendiri bilang iya."
"!"
"Karena itu untuk 『 mimpi kita 』, jadi -"
"Dia sudah yakin."
"Tanpa kesulitan."
"Penulis skenario itu, Aoi...."
"Dia berbakat. Kita membutuhkannya untuk mimpi kita."
"...Aku mengerti. Sungguh merepotkan."
Kyouka-san bergumam tanpa mengatakan apapun. Aku pun membungkuk padanya
"Untuk mengurangi beban Sagiri, tolong tinggallah dengan kami, Kyouka-san."
".... Tapi bukankah itu akan membuat beban Sagiri menjadi bertambah besar?"
Itulah mengapa kita hidup terpisah.
Jawab Kyouka-san. Tapi aku menggelengkan kepalaku, dan berkata:
"Sagiri lah yang menyarankan kalau aku harus meminta Kyouka-san untuk tinggal bersama kami."
"Eh?"
Dia terlihat terkejut.
"Setelah acara wawancara itu..aku ingin jadi keluarga dengan Kyouka-san...aku akan merasa tenang jika ada orang dewasa yang dapat dipercaya tinggal bersama kami.... Itulah apa yang dia katakan."
"Eh...."
"Bahkan tanpa masalah Aoi-sensei, rencananya kita sudah akan memintamu untuk tinggal bersama kami."
"...Su..sungguh? Aku...Bisakah aku...tinggal bersama dengan kalian berdua?"
"Iya, tentu saja! Maaf telah menghabiskan waktumu, tapi tolonglah pikirkan itu."
Kyouka-san menyipitkan matanya, ekspresinya jadi tambah dingin.
"Tidak perlu memintaiku seperti orang asing seperti itu."
.... Tentu saja dia tidak mengatakannya, itulah apa yang ekspresinya katakan.
Kelihatannya Kyouka-san menyadari ekspresinya menjadi kaku, jadi dia terlihat bingung. Kemudian, dia membuat senyuman kaku -
"Itu kalimatku.... Meskipun kau orang yang sangat buruk; aku akan selalu bersamamu."
Itu terdengar seperti jawaban sebuah lamaran. (note: MEMANG. sebenarnya jepang nya gatau, tapi inggrisnya 'i will be forever in your debt' yang biasanya suka dikatakan calon pengantin ke keluarga calon mertua di jepang, tapi saya terjemahkan ke kalimat yang sesuai dengan konteks tersebut. jadinya gitu)
Apa yang baru saja terjadi membuatku malu, aku pun melihat ke bawah tanpa mengatakan apapun.
Ketika aku mengangkat kepalaku, mataku bertemu mata Kyouka-san. Dia melakukan hal yang sama.
"Itu..."
"Jadi...kita harus bersiap-siap."
"Kau, kau benar."
Percakapan pun menjadi canggung, tapi -
"Aku akan mulai memindahkan barang-barangku besok...dan aku akan pindah ke rumahmu lusa nanti."
"Oke, aku harus lakukan apa -"
"...Kau sudah sibuk dengan pekerjaan. Jika kau ingin tinggal denganku, pastikan jangan terlalu memaksakan dirimu, oke."
"Tapi...oke, jangan beri aku ekspresi mengerikan itu, aku mengerti."
"Itu bagus."
Tidak ada satupun yang penting dari percakapan diatas. Ini hanyalah percakapan antara keluarga yang berhubungan darah.
"Oh, benar, Masamune. Sebelum kita melanjutkan lebih detail..."
Tiba-tiba, pandangan Kyouka-san pindah ke sisiku.
"Bisakah kau tolong kenalkan orang yang mencurigakan di sebelah situ?"
"Huh -?"
Itu tidak sesuai dengan dugaanku, jadi aku pun berbalik.
Disitu ada seorang perempuan berkacamata yang terlihat sangat familiar yang sedang menguping urusan keluarga Izumi. Dia sedang memegang notebook dan sedang mengetik sesuatu.
"Sungguh, Makina-san...apa yang kau lakukan. Bukankah aku sudah memberitahumu kalau aku akan berbicara dengan waliku, jadi kau harus menunggu -"
"Ehehehe."
Tampaknya dia tidak mendengarkan.
"Kau bertanya apa yang aku lakukan? Tentu saja, aku sedang mengamati."
"Mengamati?"
"Iya, mengamati ♪ Bukan hanya kehidupanmu tapi juga kegiatan sehari-harimu dengan saudara-saudarimu: ini juga bagian dari hidupmu. Ini merupakan kesempatan bagiku untuk mengamati - jadi tentu saja aku akan melakukannya."
Hal ini terlalu penting - itulah apa yang ia maksud.
Makina-san menjilat bibirnya, seperti baru saja memakan sesuatu yang sangat enak. Dia membuat ekspresi puas, jahat...dan - tak disangka, aku melihat adanya ketidaksabaran.
"Meskipun ini terlihat seperti sitkom keluarga yang kikuk ~ mungkin ini dapat membantu pekerjaanku - kuharap."
Dia melihatku dan Kyouka-san seperti kucing.
Tepat ketika aku baru saja menyipitkan mataku -
"Aw! Itu sakit"
Kyouka-san memberinya pukulan tinju karate.
.... Bagaimana bisa gadis ini selalu kena pukul di kepala?
"A, apa yang kau lakukan?"
Kata Makina-san dengan mata berair, dan menutupi kepalanya. Kyouka-san menjawabnya dengan tatapan dingin.
"Ini disiplin."
"A, apa?"
"Menurut yang dikatakan Masamune tadi, kau adalah penulis skenario Aoi, benar? Orang yang ingin tinggal di rumah yang sama denganku dan keluargaku."
"Iya."
"Lantas tolong ikuti aturan keluarga Izumi. Aturan nomor satu, kau harus menghormati satu sama lain. Dengan kata lain...."
"Jangan menganggap remeh anak-anak itu hanya karena mereka lebih muda darimu."
"................."
Menakutkan!
Caranya ia merendahkan suaranya, caranya ia melihat...
Bahkan aku, yang mengetahui sosok asli Kyouka-san, tidak bisa melakukan apapun selain gemetar ketakutan.
Lihat! Makina-san jadi pucat gitu...
"...Hey, Izumi-sensei...aku tidak tahu ada seseorang yang sangat menakutkan di rumahmu."
"Kau dengar? Aku baru saja memintanya untuk tinggal bersamaku hari ini."
"Menarik...bisa jadi referensi...tapi sangat menakutkan.."
Kelihatannya naluri penulis skenarionya bentrok dengan naluri manusianya.
Kyouka-san terus memandang rendah Makina-san, yang sudah pucat dan gemeteran tanpa henti, dan berkata:
"Kau...Aoi Makina-san, bukan?"
"Iya..."
"Sebagai orang dewasa yang tinggal bersamamu, aku memerintahkanmu: Tarik kembali ucapanmu yang mengenai『sitkom keluarga yang kikuk 』."
"Tidak mau!"
"Aku sangat buruk dalam berteman dengan orang lain, tapi aku sangat baik dalam menakuti orang lain. Apa kau ingin tahu seperti apa aku saat sedang benar-benar marah?"
"Izumi-sensei, walimu sangat menakutkan! Tapi, aku tidak akan menarik kembali ucapanku. Aku sungguh berpikir seperti itu, jika aku menarik kembali ucapanku maka berarti itu bohong - Maaf, maaf, tapi aku tidak bisa melakukannya!"
Aku bisa merasakan permohonan maafnya itu nyata meski dia menolak untuk menarik kembali ucapannya.
Ada apa di antara dirinya dengan "keluarga"? Ada apa di antara dirinya dengan topik novelku?
"Aku sangat marah, tapi aku memaafkanmu."
Aku menyela dan menerima permintaan maafnya.
"Kyouka-san, terima kasih sudah repot-repot marah demi diriku."
"Itu tidak apa...Masamune.... kita akan lanjut bicara nanti...besok, oke?"
Kyouka-san mengangkat tangannya dan memegang kepala Makina-san.
Dia memegangnya sangat keras sampai-sampai - *greakkkkkkkkkkkkkkkk*
"Karena hari ini aku harus berbicara dengan tamu ini mengenai 『Aturan keluarga Izumi 』."
"Aw aw! Aku menyerah! Menyerah! Menyerah! Sialan ~~ Tidak, seharusnya tidak seperti ini.... Rencana sempurnaku dengan pengkhayal『 independen 』sang kakak laki-laki dan『 perencana sempurna 』sang adik perempuan...."
"Kau akhirnya mengatakan yang ada di pikiranmu sebenarnya! Berapa umurmu? Kau terlihat seperti remaja bagiku! Dimana sekolahmu? Dimana orang tuamu?"
"Menjawab itu akan menghancurkan kesan 『 gadis misterius 』, jadi tidak, aku tidak akan beritahuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu"
"Kau tidak mempunyai kesan seperti itu dari awal! Aku akan mencaritahu jawabannya, bagaimanapun caranya!"
Sepertinya...meminta Kyouka-san untuk tinggal bersama kami merupakan keputusan yang sangat tepat.
Dan kelihatannya, beban Sagiri akan terkurangi sebanyak mungkin.
Dan begitulah -
Kali ini, rumah tangga Izumi kedatangan anggota keluarga baru dan tamu baru.
Seorang kakak perempuan yang sangat lembut dan menakutkan serta seorang perempuan hikikomori lainnya.
Esok harinya, kita berkumpul di ruang keluarga.
Disini ada aku, Kyouka-san, Makina-san ...dan lewat tablet, kita punya....
"Tolong kerja ...samanya, Aoi-sensei."
Sagiri juga ikut serta dalam rapat ini. Ini pertama kalinya dia bertemu Makina-san dengan benar.
Sebelum aku melanjutkan lebih jauh, izinkan aku memberitahu kalian apa yang Makina-san lakukan saat dia sampai disini.
"Aku Aoi Makina. Mulai hari ini, aku adalah hewan peliharaan keluarga Izumi. Mohon bantuannya, Imouto-sama."
Dia mengatakan sesuatu yang mengejutkan kita.
"...Eh?"
Penulis skenario yang terkenal ini mendadak menjadi patuh: ini membuat Sagiri bingung.
".... Kyouka-san, apa yang terjadi?"
"Aku hanya mengobrol sebentar membicarakan agendanya - tapi ini akan sulit memperbaiki sikapnya."
"Tidak. Aku sangat menghormati Kyouka-sama."
Aku pikir dia sedang bercanda dengan kami. Namun, aku merasa kemungkinan kalau itu memang kebiasaannya karena dia sudah lama bersama Produser Akasaka.
Sepertinya bahkan setelah diceramahi oleh "Ratu Es" tidak dapat memperbaiki sikapnya.
"Pokoknya, sekarang, jangan gunakan nada mekanis seperti itu saat berbicara denganku, Aoi-sensei."
"Mengerti, master ♡"
"Jangan panggil aku master juga."
Nada Makina-san seketika berubah menjadi seperti yang biasanya:
"Kalau begitu jangan gunakan bahasa formal padaku juga. Panggil saja aku Makina-chan atau Makina, keduanya tidak masalah. Sebenarnya, perbedaan umur kita tidak terlalu jauh."
Berapa umurnya dia? Aku ingin tahu, tapi aku pikir dia tidak akan memberitahuku (dan juga pada Kyouka-san).
"Baiklah kalau begitu, Makina-san."
"Jangan gunakan「san 」 ~~ Ah lupakan."
Dia batuk, dan berkata:
"Mohon kerja samanya .... Masamune-san ♪"
Kemungkinan dia memanggilku seperti itu dengan sengaja, sebagai pembalasan karena aku memanggilnya seperti itu.
"..Mwu."
Di sisi lain, Sagiri cemberut. Mungkin melihat Makina-san yang asli seperti itu tidak seperti bayangannya.
Bahkan di depan Sagiri, Makina-san masih mencoba bertingkah imut.
"Imouto-sama, mohon kerja samanya juga ♪"
"Mohon kerja samanya...Makina-chan."
Sagiri memutuskan memanggilnya seperti itu. Akhirnya, sikap Makina-san menjadi serius:
"Maaf karena tiba-tiba meminta hal yang tidak masuk akal seperti itu. Aku akan melakukan yang terbaik agar tidak membebani kalian, supaya bisa membuat 「 anime yang bagus 」. Izinkan aku untuk mendapatkan referensi."
"Tentu...oke, dimengerti."
"Sebagai gantinya, kau bisa menganggapku seperti hewan peliharaan! Perintahkan saja aku apapun yang kau inginkan!"
"Kenapa hewan peliharaan memakai baju?"
"Imouto-sama! Perintah pertamamu sangat kejam!"
".... Cuma bercanda."
"Tapi kau membuatnya seperti bukan bercanda! Apa kau nyonya iblis kelas atas!? Apa itu sungguh cuma bercanda?"
"...Sekitar setengahnya itu bercanda."
Tentu saja, Sagiri tertawa dan membuat atmosfernya menjadi santai.
Tapi aku melihatnya.
Aku melihat Makina-san gemetaran dan berusaha memeluk dirinya sendiri.
Aku melihat mata Eromanga-sensei bersinar.
Seperti itulah mereka memutuskan "ranking" mereka di kediaman rumah tangga Izumi. "Yah, itu cuma bercanda.... tapi kau tidak boleh pergi ke lantai dua."
"Iya! Tanpa perintah Imouto-sama aku pasti tidak akan menginjakkan kakiku di lantai dua!" Hewan peliharan ini - maksudku, Makina-san dengan cepat menjawabnya serius. "Ini kesempatan yang bagus untuk menetapkan aturan dasar bagi semuanya."
Mendengar usul dari Kyouka-san, aku berbalik ke Sagiri.
"Pertama, Sagiri, apa kau punya permintaan lain selain 'jangan pergi ke lantai dua'? Apa itu termasuk kita juga? Atau kita diperbolehkan?"
"Kyouka-san tidak masalah, tapi Makina-chan...Aku harap dia tidak tetap berada di rumah saat kakak pergi ke sekolah."
Itu permintaan yang cukup besar.
"Bagaimana menurutmu, Makina-san?"
"Yah, aku hanya butuh momen-momen dimana kalian sedang berdua. Tapi kemana aku harus pergi saat makan siang?"
"Ada tanggul besar di dekat sini." (note: https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggul)
"Kau bercanda...?"
"Ada yang lain, Sagiri?"
"Tunggu sebentar, kalian berdua! Izumi bersaudara! Tolong katakan kalau kalian tidak bercanda!"
"Kadang-kadang aku juga pergi kesana. Mengetik laptop ku di tanggul itu sangat nyaman."
"Disana panas, aku tidak mau pergi kesana! Jangan anggap tinggi ketahanan seorang hikikomori terhadap sinar matahari! Aku pasti akan terbakar!"
Makina-san memperlihatkan tangannya yang berwarna salju. Sungguh wanita yang lemah. "Manga! Aku akan pergi ke toko manga untuk bekerja!"
Tapi dia hanya akan membaca manga. Aku pikir akan lebih baik jika dia pergi ke tanggul dan bekerja...
"- Ada permintaan lain?"
"Yah....itu...."
Sagiri ragu-ragu. Kelihatannya sulit baginya untuk mengatakannya.
"Aku hanya akan.... mengatakannya pada Makina-chan."
"Ah"
Sepertinya Makina-san menyadari sesuatu: dia tersenyum bahagia.
"Begitukah ~~ ♪ Sini beritahu Onee-chan ~"
Dia mendekatkan telinganya ke tablet. Sagiri menggumamkan sesuatu padanya.
"...Pada Nii-san.... jangan.... sama sekali jangan...."
"Oke ♪ Ah ~~ itulah sensasi yang aku inginkan! Ini dia! Motivasiku membara ~~ sangat bagus datang kesini~"
"Ja, jangan katakan itu keras-keras!"
"Dimengerti, Imouto-sama ♪"
"Jika kau membeberkannya, kau akan menghabiskan sisa hidupmu tanpa celana dalam."
"Hukuman macam apa itu!"
Sialan... mereka sedang bersenang-senang, tapi aku merasa aku tertinggal sesuatu oleh mereka.
Kondisi apa yang Sagiri katakan yang tidak memperbolehkanku mengetahuinya?
Setelah menyelesaikan pembicaraan yang berhubungan dengan topik utama, Kyouka-san dan Makina-san mulai pindah ke rumahku.
Izinkan aku menjelaskan tata ruang kediaman rumah Izumi.
Di lantai pertama, kita ada ruang keluarga; disebelahnya ada dapur. Disini ada juga kamarku, dan kamar mandi dengan satu toilet dan shower.
Di lantai kedua ada sarang Sagiri - kamar terkunci - dan ruangan disebelahnya, kita gunakan untuk menyimpan bajunya.
Ada juga kamar lainnya yang awalnya ditempati orang tuaku, dan kamar mandi.
Ketika Kyouka-san dan Makina-san pindah kesini - setelah berdiskusi panjang -
Aku pindah ke ruangan dimana kita biasanya menyimpan baju Sagiri. Kamarku yang dulu akan jadi kamar Makina-san.
Kyouka-san pindah ke kamar orang tuaku yang dulu.
Kupikir ayahku akan menyetujui adik perempuan kandungnya menggunakan kamarnya. Barang-barang ayahku dan altar orang tuaku masih ada di dalam, tapi aku pikir Kyouka-san tidak akan mempermasalahkannya.
Setelah Kyouka-san pindah ke lantai dua: Dia pun khawatir, "Akankah Sagiri baik-baik saja?", tapi -
"- Ini sedikit sulit, tapi jangan khawatir, aku akan melakukan yang terbaik."
Itulah yang dia katakan.
Baik Kyouka-san maupun diriku telah menyetujui untuk berhati-hati sebisa mungkin, supaya kita bisa tidak bertemu Sagiri saat dia sedang keluar dari kamarnya.
"Aku tidak bisa memindahkan semua bajuku ke kamarku.... jadi aku akan menyimpan sebagian
disini...apa itu tidak masalah?"
"Jangan khawatir, lagipula aku juga tidak mempunyai banyak barang."
Ada sesuatu yang lain yang tidak bisa aku katakan: Sensasi saat aku membuka lemari dan melihat pakaian adik perempuanku membuat hatiku berdebar-debar.
Kyouka-san dan Makina-san tidak memiliki banyak barang, jadi kita menyelesaikannya dengan cepat.
"Aku menyewa rumah lamaku beserta isi-isinya, jadi aku bisa meninggalkan semuanya disana." Ucap Kyouka-san "Lagipula, kita masih tidak tahu kalau gaya hidup seperti ini sungguh baik-baik saja."
Kelihatannya dia berencana untuk kembali secepat mungkin jika Sagiri tidak bisa menerimanya.
Sangat bijaksana sekali.
Di sisi lain, barang-barang Makina-san hanyalah sebuah tas ransel.
"Aku tidak menyewa rumahku, tapi disana ada banyak sekali barang-barang, jadi aku hanya membawa barang yang dibutuhkan untuk bekerja."
"Bagaimana dengan pakaianmu? Jangan-jangan..."
"Aku tidak berencana tinggal disini lama-lama, jadi akan membelinya lewat internet. Atau lebih tepatnya, aku tidak tahu dimana pakaianku di rumah lamaku - jadi aku tidak bisa membawanya meskipun aku ingin."
"Mantelnu ada di dalam lemari bergaya Barat, pakaianmu ada di laci kedua dari bawah, dan celana dalammu ada di laci sebelah kanan."
"Kenapa kau tahu?"
"Karena aku membersihkan kamarmu."
"Termasuk celana dalamku? Tunggu sebentar!? Apa kau serius? Masamune, apa kau orang mesum?"
"Kamarmu saking berantakannya aku sampai tidak punya waktu untuk memikirkan baju-baju itu! Lagipula, aku meminta bantuan produser Akasaka untuk menyentuhnya!"
Masalah seketika muncul!
Masalah pertama - mencuci baju!
"Karena Nii-san suka mencuci celana dalam perempuan..."
"Tidak!"
"Karena disini sudah nambah dua perempuan, biarkan aku yang mencuci baju dari sekarang."
"Oh...maaf repot-repot."
Untungnya Kyouka-san mengajukan diri, jadi kita memecahkan masalah mencuci baju perempuan dengan mudah.
"Biasanya bagaimana kau melakukan itu?"
"Setiap minggu, di hari Selasa, hari Kamis dan hari Sabtu aku akan bersih-bersih rumah. Sagiri membantuku dengan membersihkan kamarnya sendiri."
Ada dua macam hikikomori:
Hikikomori yang bersih dan hikikomori yang pemalas. "Jadi bagaimana kalau kita membagi-bagi pekerjaan?" "Eh? Apa itu termasuk aku juga?"
Makina-san menunjuk wajahnya dengan ekspresi "Aku tidak percaya".
"Memang seperti itu. Jika kau tinggal disini maka kau harus membantu pekerjaan rumah."
"Ah ~ itu ~ pokoknya ~~ sangat tidak cocok untukku ~~"
Sebuah alasan yang berasal dari hikikomori sejati. Jadi aku memberinya keringanan:
"Makina-san tidak punya kemampuan untuk melakukan pekerjaan rumah, jadi tidak masalah jika dia tidak melakukannya."
"Luar biasa! Seperti yang diharapkan dari Masamune-san! Kau sangat mengerti diriku!"
Makina-san dengan riang menepuk-nepuk bahuku.
"Masamune, itu bukan..."
"Lagipula, dia harus menulis skenario untukku. Pokoknya, tolong fokus saja mengerjakan tugasmu sendiri."
"Mengerti! Serahkan saja padaku!"
Hanya di waktu seperti ini aku melihat ada motivasi di dalam dirinya.
"Ah...."
Kyouka-san menghembuskan nafas, kemudian dia berkata.
"Tentang makanannya, aku yang akan membuatnya."
"Tidak, aku yang akan membuatnya seperti biasa. Bahkan jika ada lebih banyak orang, itu tidak membutuhkan banyak waktu untuk membuatnya - selain itu, aku ingin membuat makanan untuk Sagiri."
Pada akhirnya, adik perempuanku sangat pemilih dalam makanan. Butuh satu tahun bagiku untuk bisa membuat sesuatu yang dia suka.
Ini bukanlah sesuatu yang orang lain bisa lakukan. Kyouka-san tidak punya pilihan selain menerimanya.
"...Jika seperti itu maka tidak ada pilihan lagi. Tapi kau harus tidak boleh memaksakan dirimu sendiri."
"Master! Aku menantikan masakan lezatmu!"
Makina-san mengangkat kedua tangannya, matanya bersinar.
Namun, jika dia berperan sebagai maid, maka situasi ini tidaklah normal sedikitpun. Hubungan macam apa yang masternya menyiapkan makanan? Oh - master dan hewan peliharaan.
Dari tablet, Sagiri tertawa:
"...Makina-chan, mau Ka * Ka atau merek biasa?" (note: KalKan - keduanya makanan kucing) "Eromanga-sensei, kau sangat jahat!! Sekarang aku ingin kabur!"
"Aku tidak tahu siapapun dengan nama itu!"
Mereka mulai berdebat lagi.
Supaya menenangkan mereka berdua, aku meninggikan suaraku, berkata:
"Kyouka-san, Makina-san, tolong beritahu aku makanan apa yang kalian sukai. Aku akan membuat sesuatu untuk merayakan hari ini!"
"Keren! Aku ingin hamburger!"
Makina-san dengan sengaja menambahkan *meow* dan duduk di pahaku.
Laki-laki manapun akan senang berada di posisiku, tapi kenapa yang aku rasakan hanyalah jijik?
".... Makina-san...apa kau sudah lupa dengan yang kukatakan?"
"Aku belum lupa! Tapi ini tidak dihitung."
"Aku ~ bilang ~ jangan!!!"
Sagiri menggeram seperti kucing. Mungkin karena mereka berdua hikikomori, hubungan mereka jauh lebih baik dari yang kuduga.
Tentu saja, itu bukan berarti aku mengerti apa yang mereka bicarakan.
Dan begitulah, dua hari pun berlalu semenjak hari itu.
Masih ada dua hari tersisa sampai rapat selanjutnya - rapat yang memutuskan apakah Makina-san bisa mempertahankan posisinya sebagai penulis skenario.
Aku pergi ke sekolah dan menulis novel.
Sagiri diam di rumah dan menggambar.
Kyouka-san pergi bekerja setiap hari.
Kalau Makina-san, yah -
"Masamune-san, Masamun-san."
Dia sedang duduk di ruang keluarga dan menulis skenario di sebelahku.
Kita berdua duduk lesehan dan sedang bekerja.
"Ada apa, Makina-san?"
"Aku...menulis...banyak..."
"..........."
Aku melihat ekspresi sombongnya.
Kemudian dengan tenang aku bertanya padanya:
"...Jadi?"
"Puji aku ♡ Puji aku ♡"
"Makina-san memang hebat!"
"Aku tahu, kan! Kan! Hehe, aku masih belum mengerahkan semuanya ~~~~~~~~~~~♪"
Sangat mengganggu.
30 menit kemudian:
Di ruangan yang sunyi, hanya ada suara dari keyboard.
"Masamune-san, Masamune-san."
"Ada apa, Makina-san?"
"Aku...menulis...banyak..."
"... ... ..."
"Lihat, lihat!"
"...Baik, baik."
Dia hanya menambah satu kalimat! Sekarang ada dua kalimat di kertasnya!
"Selanjutnya adalah perencanaan pertamaku! Apa kau siap?"
"Makina-san memang hebat! Tolong lakukan yang terbaik!"
"Ah ~~ tentu saja ~~~~~~~~♪ Aku akan melakukan yang terbaik ~~~~~~~~~~~~~~♡ "
Setelah 30 menit yang lain.
"Masamune-san, Masamune-san."
"Ada apa, Makina-san?"
"Pekerjaan...ku...."
"Makina memang hebat! Makina memang hebat!"
Dia sangat mudah teralihkan.
Sekarang aku mengerti kenapa dia tidak bisa bekerja jika dia hidup sendiri.
Setiap 30 menit, dia akan teralihkan setidaknya sekali.
"Masamune-san, Masamune-san."
"Ada apa, Makina-san?"
Makina-san menunjukkan layar smartphone nya.
"Aku dapet SSR!"
"Jangan main game mobile! Fokus kerja! Hanya ada dua hari tersisa!"
Percakapan ini terulang beberapa kali.
"Masamune-san, Masamune-san."
"Makina memang hebat! Makina memang hebat!"
"Aku belum mengatakan apapun -! Aku boleh nonton anime?"
"Kau ingin nonton anime sambil bekerja?"
"Iya iya iya. Aku akan punya motivasi lebih jika aku nonton anime sambil kerja ~~"
Kau hanya bisa melakukannya satu per satu - yah, meskipun aku tidak mempercayainya, tapi kata rumor memang ada beberapa orang yang seperti itu.
"Baiklah, anime apa yang ingin kau tonton?"
"Bagaimana kalau Stardust ☆ Witch Meruru?"
"Wow, kau mau nonton itu?"
"Apa ada masalah?"
"Tidak juga, tapi itu memalukan."
Jadi, kita membiarkan tv menyala menayangkan anime Aoi Makina sambil bekerja.
Tentu saja, terkadang...percakapan ini terulang lagi..
"Masamune-san, Masamune-san."
"Makina memang hebat! Makina memang hebat!"
Setelah beberapa saat, Makina berhenti mengetik dan meregangkan tubuhnya. Gerakan itu memperlihatkan betapa besarnya "asset" yang dimilikinya itu.
"Akhirnya ~~ selesai satu halaman ~~~"
Pokoknya, aku harus senang. Karena di rapat selanjutnya - dalam dua hari - akan jadi penentuan. Tanpa rancangan yang sudah selesai, dia akan dipecat.
Itulah perbedaan antara dirinya dengan Elf-sensei. Pekerjaan Makina-san berjalan sangat lambat, itu membuatku tidak sabaran.
"Terima kasih atas kerja kerasnya. ingin teh?"
"Perhatian sekali ~~ Masamune-san sangat pro saat berkaitan dengan mengurus hikikomori!"
"Karena aku menyukai adik perempuanku."
Jawabku sambil membusungkan dada. Dia tiba-tiba memalingkan matanya.
"Hm, jadi kau menyukai adik perempuanmu kah..."
"Ada yang salah?"
"Ah, bukan apa-apa. Aku ingin makanan ringan ~~♪"
"Aku sudah menduganya, jadi aku bawa beberapa."
"Bagus ♪"
Kita beristirahat sebentar. Ngomong-ngomong, aku sudah menanyakannya makanan apa yang ia sukai.
Aku membawa puding dan teh ke meja. Makina-san mengambil sendok dan memberikannya padaku.
"Ini untukmu, Masamune-san."
"?"
Aku memiringkan kepalaku kebingungan karena aku sama sekali tidak tahu apa yang dia maksud. Dia pun tersenyum.
"Suapi aku ♪"
"A, apa?"
"Katakan 『 ah ~~ 』 dan suapi aku."
"Aku tidak akan melakukannya. Memalukan!~"
"Oh ~ itu tidak memalukan ~~ jika kau melakukannya, aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat ~~ sungguh ~~ ♡"
"................."
Aku tidak begitu mengerti, tapi jika ini memang bisa membuatnya bekerja lebih cepat maka aku harus mengambil kesempatan ini.
"Kalau begitu ...."
Aku mengambil sendok dan menyendok puddingnya, perlahan-lahan bergerak menuju mulutnya -
"Ahhh ~~"
"Ah ~~ um."
- Tiba-tiba.
*Duk duk duk duk* Langit-langitnya bergetar dengan keras.
"... ... ... ..."
"... ... ... ..."
Kita berdua melihat ke langit-langit. Kemudian aku menundukkan kepalaku.
"Dia bilang 『aku juga ingin makanan ringan 』."
"Phewwww!"
Makina-san tidak bisa menahannya dan tertawa terbahak-bahak. Dia bahkan memegang perutnya kesakitan.
"Phew.............. Ahahahaha.... jadi kau mengerti..."
"Tentu saja, karena aku kakaknya. Kalau begitu aku pergi dulu."
"Baiklah, hati-hati ~~"
Saat aku sedang berjalan keluar dari ruang keluarga, untuk beberapa alasan Makina-san mengambil notebooknya dan menggumamkan sesuatu:
" .............Ah ~ sangat memalukan ~~"
Aku membawa puding dan teh ke tangga. Di atas tangga ada Sagiri dengan tangannya menyilang; sebuah ekspresi marah terpampang di wajahnya.
Aku hanya bisa melihatnya.
Kecuali Sagiri tahu "orang itu aman", dia pasti tidak akan keluar dari kamarnya - tapi...
"Apa tidak apa-apa kau ada disini? Makina-san ada di lantai bawah."
"Lantai dua. Tidak masalah."
"Oke...jadi, kenapa kau marah?"
Adik perempuanku menggeleng-gelengkan kepalanya sambil marah.
"Mana kutahu!"
Gerakan itu sangat imut aku hampir saja pingsan di tempat.
"Kecuali kau memberitahu alasannya, aku tidak bisa minta maaf - ini yang kau minta."
Aku memberinya puding, teh dan nampan pada Sagiri. Tapi dia memalingkan tubuhnya dariku. "Ikuti aku."
Dengan cepat aku mengikutinya ke kamarnya.
"Simpan disini."
"Iya iya."
Aku melakukannya seperti yang diperintahkan dan menyimpan nampan ke atas meja. Karena aku sama sekali tidak tahu dia kenapa, yang bisa kulakukan hanyalah menuruti perkataannya.
"Duduk di sebelahku."
"Iya iya."
"Suapi aku."
"Iya iya - tunggu?"
Permintaan mendadak ini membuatku langsung melihat ke adik perempuanku. Wajah Sagiri tepat di sebelahku.
"Baru, baru, barusan..... kau bilang apa?"
Sagiri pun duduk; tangannya memegang pahanya.
".... Seperti ini."
Dia menunduk kebawah dan bergumam sendiri. Biasanya aku selalu hampir bisa mendengarnya, tapi hari ini saking bingungnya aku jadi tidak bisa mendengarnya.
Beberapa saat pun berlalu. Kemudian Sagiri...melihatku, tersipu.
"A, aku bilang.... Suapi aku."
"-----"
Ada apa dengannya hari ini? Mengapa dia mengatakan sesuatu yang sangat memalukan?
Apa dia sedang mencoba membuatku pingsan? Hey, hal yang sama baru saja terjadi padaku di tangga!
Ada apa ini? Apa ada trend yang sedang musim tentang perempuan meminta seseorang "menyuapi" mereka?
"Kau...kau tidak dengar.... Nii-san...kau...ah ~~ suapi aku."
"~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~"
.... Aku pikir aku akan mimisan.
Melihat aku yang tidak berbicara apapun, mungkin Sagiri berpikir aku sedang mengabaikannya, jadi dia berteriak:
"Kau, kau menyuapi Makina-chan!"
"Bagaimana bisa kau tahu itu!"
"Aku tidak tahu! Bodoh! Semua hal yang kau lakukan dengan perempuan lain, lakukan juga bersamaku!"
"Eh?"
Logika gila macam apa itu?
Apa yang harus kulakukan saat orang yang kusukai memintaku melakukan itu?
Jika ini Tomoe, aku pasti akan berlutut dan memohon padanya untuk membiarkanku menyentuh oppai nya!
Saking bingungnya aku mulai berpikiran kemana-mana. Di sebelahku, Sagiri, dia....
"Um!"
Mengangkat bibirnya
Melihat ini hampir memberiku serangan jantung. Karena itu terlihat seperti kita akan berciuman.
"Unm...Cepatlah."
"A, aku tahu...kalau begitu...."
Aku menyendok pudingnya.
"Ah ~~"
"Ah...umn"
Dan perlahan-lahan memasukannya ke dalam mulut adik perempuanku.
Melakukan ini membuatku sangat malu. Tanganku gemeteran.
"... ... ..."
"... ... ..."
Sambil aku berusaha menekan perasaanku, Sagiri dengan perlahan memakan pudingnya. "...Um..."
Dia menjilati bibirnya. Harusnya itu bukanlah sesuatu yang aneh, tapi di suasana yang sekarang...
Sialan...caranya dia makan...
Di dalam keadaan kacau ku saat ini, aku tidak berani tersesat di dalam imajinasi ku sendiri. Aku merasa wajahku sangat panas.
Air mata muncul dari mata Sagiri, dan dia berkata:
"Ini sangat memalukan! Nii-san mesum!"
"Ini kan permintaanmu?"
Kau sungguh keterlaluan!
Setelah masa-masa surgawi/penyiksaan berlalu.
“… … … …”
“… … … …”
Keheningan misterius pun menimpa kita.
Karena kita telah selesai memakan puding, aku harus pergi...
"Kalau begitu..... Aku pergi dulu..."
"Aku masih punya sesuatu yang ingin dibicarakan."
Mata Sagiri tertuju padaku.
"Eh..... ada yang lain?"
"Kemarin...."
Dia menyipitkan mata dan mengucapkan satu kalimat di saat yang bersamaan.
"Kau dan Kyouka-san."
"Aku dan Kyouka-san?"
"Keganjenan."
"Tidak!"
Apa yang dia katakan?
"Kau melakukannya."
"Tidak tidak tidak, aku sungguh tidak melakukannya."
"Bohong. kau.... membiarkan dia membersihkan telingamu."
"...!"
"Kau berbaring di pahanya...sambil dia memakai celana ketat...lalu dia membersihkan telingamu dengan lemah lembut, iya kan?"
"Bisakan kau tidak mengatakannya dengan cara jorok seperti itu?"
Kau membuat kita seakan-akan melakukan sesuatu yang sangat erotis!
"Selain itu, bagaimana bisa itu disebut keganjenan!"
"Kenapa tidak! Kau melakukannya dengan dia, ya kan!"
Mata Sagiri ketika dia menuntut jawaban sangat menakutkan!
"Tidak, maksudku...itu harusnya bisa disebut.... sesuatu yang biasa."
"Hm...jadi Nii-san biasanya akan melakukan hal itu?"
"Kau sedang membicarakan tentang membersihkan telinga, ya kan?"
Aku kira kau membicarakan tentang sesuatu yang lain.
"Phew.... dengarkan aku, Sagiri. Ini.... ini terjadi ketika aku sedang mengobrol dengan Kyouka-san, dia kerja lembur di kantornya. Tiba-tiba dia bilang padaku 『 Biarku bersihkan telingamu 』, itu saja."
Belum lagi dia mengatakan itu dengan nada suara yang sangat kesepian
".... Dulu, aku juga biasa melakukan itu pada kakakku."
"Tidak mungkin aku bisa menolaknya."
"Kalau begitu lakukan denganku."
"Kenapa?"
"Bukankah aku sudah bilang.... semua hal yang kau lakukan bersama perempuan lain, lakukan denganku juga."
"....."
Adik perempuanku membersihkan telingaku...
".... Ayah suka membiarkan adik perempuan adik perempuannya membersihkan telinganya, bukan. Maka kita juga bisa melakukannya."
Sagiri menepuk-nepuk pahanya
"Sini."
"............"
*Po po*
"Sini."
"................."
Hari ini Sagiri memakai mantel yang selalu ia pakai. Karena mantelnya cukup besar, itu terlihat seperti dia tidak memakai apapun dibawahnya. Paha putihnya terlihat gurih.
"..Ug."
Karena dia tidak mengerti dengan pemikiranku, Sagiri mencibir dan menepuk-nepuk pahanya lagi.
"Nii-san!!"
"Baiklah! Aku mengerti!"
Aku tidak peduli lagi! Aku menutup mataku dan mengistirahatkan kepalaku ke paha adik perempuanku.
Ini terasa jauh lebih baik dari yang kuduga.
"...Apa ini tidak apa-apa?"
".............."
"....Eto...apa kepalaku terlalu berat?"
"......................................"
"... ... ... ... ... ... ... ... . . . Sagiri?"
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa!!!" Teriak Sagiri "Pokoknya, aku mulai lho."
"Oke...silahkan."
Hatiku berdebar-debar tanpa henti.
"...Un...kalau begitu...dari sini...."
Aku merasa sesuatu menyentuh telingaku.
"...Kau tidak apa-apa? Itu sakit?"
"Rasanya geli."
"Ah, jangan bergerak...bahaya..."
"Ah...."
"..Ah...selanjutnya...aku akan masuk lebih dalam...."
Sagiri berfokus menggerakan alat pembersihnya. Aku berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan perasaan mulus di kepalaku. Saat ini, ini adalah tempat yang paling berbahaya bagiku.
“….Ha….ha….ha…..heh…..”
“………….”
Waktu berjalan sangat lambat. Aku tidak akan terkejut jika aku mimisan sekarang.
Tiba-tiba, Sagiri berhenti.
"...Ano...."
"...Iya?"
"...Nii-san...belakangan ini.... tidurmu cukup?"
"!"
Aku mencoba menjawabnya setenang mungkin.
"Iya."
"Bohong."
“……….”
“……….”
Kelihatannya aku tidak bisa menghindari topik ini dengan mudah...Jadi aku menjawab.
"Uhm ~~ mungkin aku memang kurang tidur...Membuat anime...sungguh menambah banyak pekerjaanku.... Dan aku masih harus menyeimbangkan dengan pekerjaanku yang biasanya...Tapi ini tidak apa-apa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Sekolah."
Sagiri menyelaku dan dengan cepat menunjuk "alasan" nya.
"Iya, kelas pagi sungguh melelahkan."
Pergi ke sekolah dan bekerja sebagai penulis, dan di waktu yang sama masih harus mengerjakan projek anime - ini lebih sulit dari yang ku kira.
Meskipun penulis skenarionya tidak mengikuti jadwal, kerjaan lain yang berhubungan terus berdatangan.
Contohnya: ada pekerjaan mengawasi, bertemu penggemar, acara radio... Pokoknya, ada banyak hal yang harus aku lakukan dan memeriksanya.
Berbeda dengan menulis novel, tidak ada cara untuk melakukannya lebih cepat. Dan karena hal-hal tersebut membuatku gugup, aku jadi jarang tidur.
Namun, untuk sekarang, semuanya masih terkendali.
Aku punya motivasi. Banyak motivasi. Aku pikir aku bisa terus lanjut.
Hanya saja...gambaran akan pekerjaan yang terus berdatangan...sedikit menakutiku.
Pada akhirnya, ini adalah pertama kalinya aku mempunyai anime.
"...Nii-san. Anggap saja ini permintaanku...bisakah kau tidur untuk sebentar?"
"Aku tidak apa-apa."
Apa jangan-jangan itu ...nafasku? Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui...Sagiri dengan cepat mengetahui kalau aku selalu begadang.
Ini tidak bagus...aku membuat adik perempuanku khawatir.
".... Kau tidak mengerti."
"Kau salah. Aku mengerti."
Aku tidak akan membuatmu khawatir lagi.
"...Kau sungguh tidak mengerti."
Sagiri memegang wajahku dengan jarinya.
"Nii-san."
"Iya?"
"Tidak apa-apa...jika kau tidur sekarang."
"Tentu saja aku tidak bisa. Aku masih belum menyelesaikan pekerjaanku hari ini."
Selain itu, aku tidak berpikir aku bisa tidur di pahamu seperti ini.
"Begitukah.... Kupikir kita sudah selesai disini."
Tampaknya Sagiri telah menyerah.
"Meskipun begitu...telingamu sangat bersih."
"Tentu saja."
Telingaku sudah dibersihkan kemarin.
"...Lupakan. Jadi...ada sesuatu yang lain...."
Apa yang ingin ia lakukan? Aku merasa sedikit ketakutan. Sagiri mengeluarkan alat pembersih telinga dari telingaku..
"Aku akan menggaruk belakang telingamu.. sedikit."
"~~~~~~~~~~"
Aku merasakan getaran di tulang belakangku. Melihat itu, Sagiri tertawa puas.
"Oke, selesai!"
"Phew...."
Akhirnya sudah berakhir. Aku bernafas lega, tapi aku merasa sedikit nostalgia...Aneh.
Sagiri mencolek wajahku.
"Ehehe...apa kau sudah merasa nyaman sekarang?"
"...Ada perasaan erotis dari awal sampai akhir."
"Erotis...ugh..."
Dalam sekejap wajah Sagiri menjadi sangat merah. Dia menutup matanya menjadi bentuk >< dan berteriak:
"Nii...kau...su...sungguh ~~!!"
Saking malunya dia sampai tidak bisa berbicara dengan benar. Malahan, dia...
"!"
*Aw* Dia menggigit leherku!
“Ughhhhhhhhhh ughhhhh ~~~~~~”
"Aw aw, sakit! Sa...berhenti!.. Kau akan menggigit pembulu nadiku!"
"BEGO -!"
Adik perempuanku berubah menjadi Vampir Leluhur Sejati berambut silver dan memberiku hukuman ilahi.
Setelah aku kembali ke ruang keluarga, Makina-san sedang berbaring di atas sofa. T-shirt nya terangkat cukup untuk memperlihatkan pusarnya. Sungguh tak senonoh.
“A ~~ a ~~ a ~~ a ~~ ”
Aku mengeluarkan suara kejutan.
"Makina-san. Ma — Ki —-Na —San! Tolong bangunlah! Kau akan sakit lho!"
"Uhm ~~ Aku tidak tidur ~~"
Huh? Itu aneh.
Makina-san masih berbaring, kemudian dia berbalik padaku dan tertawa terbahak-bahak.
"Phewwwwww ahahaha ♪ Selamat datang, Masamune-san."
"Apa ada yang lucu?"
"Tidak ada, aku hanya mendengarkan percakapan yang lucu...jadi aku tertawa!"
Apa dia menggunakan smartphone nya untuk menonton acara komedi?
"Ah ~ perutku sakit. Aku kebanyakan tertawa." Katanya, masih batuk.
"Fokus saja melakukan pekerjaanmu dengan benar."
"Jangan khawatir."
Masih berbaring, Makina melemparkan USB drive padaku.
"Huh?"
Aku menangkapnya.
"Apa ini?"
"Rancangan komposisi series Sekaimo."
"Sudah selesai?"
"Berkatmu."
"Tapi bagaimana? Sebelum aku meninggalkan kamar, kau baru menyelesaikan satu halaman!"
Dia menyelesaikannya dalam waktu sekitar 30 menit?
"Apa jangan-jangan kau hanya menulis 「Belum Diputuskan 」 untuk tipuan...."
"Kenapa kau sangat tidak mempercayaiku? Aku menyelesaikannya, bukan? Karena berkat referensi kalian bersaudara, aku mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang Sekaimo! Itulah kenapa aku menyelesaikan bagian belum diputuskan dalam sekali duduk!"
Kelihatannya begitu.
"Apa kau melakukan sesuatu untuk mendapatkan referensi nya?"
"Fufufufu, tentu saja."
"Uhm..."
Aku tidak begitu mengerti, tapi jika dia bilang "ya", kalau begitu siapa peduli.
Kemungkinan ada kaitannya dengan ia melakukan percakapan rahasia dengan Sagiri.
"Boleh aku lihat."
"Silahkan ~~ ini kesempatan yang langka bertemu seorang penulis skenario jenius tepat setelah ia menyelesaikan pekerjaannya yang lebih cepat dari yang diduga."
"Tidak lebih cepat. Kau terlambat dua minggu."
"Hey, jangan turunkan semangatku! Itu.... iya, sudah kubilang, di rapat selanjutnya tolong urus aku!"
"..Tentu."
Jadi...tampaknya Makina-san telah menemukan motivasinya.
Setelah memeriksa rancangannya, tiba-tiba ada sesuatu yang terlintas di pikiranku.
"Makina-san, aku boleh tanya sesuatu?"
"Huh? Apa?"
"Tentang perempuang di video yang sebelumnya, 「musuh bebuyutan 」mu."
"Ada apa dengannya?"
"Seperti apa dia?"
"Kau ingin tahu?"
Yah, memang benar dia tidak ada hubungannya denganku sama sekali.
"Yah, dia adalah salah satu alasan Makina datang ke rumahku lagipula."
Makina-san membuat suara gerutu, kemudian bangkit dari sofa. Lalu dia melipat tangannya, dan berkata:
"Umm ~~~~ perempuan itu ~~~~~~~~~~ sangat mengerikan!"
Ucapnya dengan ekspresi yang kompleks, tapi nadanya bahagia -
"Saat aku membeli rumahku yang itu, dia bilang 「 jika ada bencana alam, kau tidak mungkin bisa menyelamatkan diri 」 dan 「 seleramu sangat buruk! 」 dan menertawaiku. Tapi kemudian dia membeli apartemen yang mirip! Aku sangat marah! Dia diam-diam cemburu padaku, iya kan?"
Tidak tidak tidak, aku ingin bertanya tentang anime seperti apa yang dia buat.
"Kalian punya ikatan yang dalam ya."
"Tidak!"
Dia marah.
Belum lagi siapa yang lebih mengerikan - meskipun aku pikir sekitar 90% kemungkinan kalau itu Makina-san - tapi aku bisa merasa mereka berdua saling menyemangati satu sama lain.
"Kau jadi punya motivasi terhadap Sekaimo - karena perempuan itu mengejekmu, bukan?"
Jika seperti itu, maka aku harus berterima kasih pada musuh bebuyutannya.
- Ada tiga kondisi bagiku untuk mengerahkan seluruh kemampuanku.
Makina-san pernah berkata seperti itu. Tapi kalau dipikir-pikir, kecuali dia dari awal "ingin mengerahkan segalanya", dia bahkan tidak akan mengatakan itu.
"...Iya, itu juga bagian dari alasannya. Aku ingin menertawai perempuan itu. Itulah alasan sebenarnya bagiku untuk bekerja keras..."
Makina-san menutup matanya dan membuat suara "Um ~~". Kemudian tampaknya dia menyerah dan duduk kembali.
"Aku sudah bilang padamu...ada seseorang yang bersamaku saat aku membuat Meruru bukan?"
"Iya."
"Itu kakak perempuanku."
"....................... Firasatku bilang begitu."
Aku sudah membayangkannya setelah mendengar percakapan antara produser Akasaka dan Makina-san.
"Begitu...yah, kau lihat aku bagimana, kan? Aku diam di rumah setiap hari, jarang pergi keluar. Aku juga tidak suka masalah, jadi hidup sendiri berarti aku sulit untuk menyelesaikan sesuatu."
Dari awal, aku sudah curiga.
Kenapa dia - mengambil pekerjaan yang sulit seperti ini?
"Setelah aku mengambil pekerjaan ini, kakakku khawatir padaku, jadi dia ikut campur. Kemudian...banyak hal terjadi. Banyak, banyak hal...aku tidak akan memberitahu siapapun tentang hal itu...tapi itu menyenangkan. Sangat, sangat menyenangkan...Tapi, pada akhirnya, aku kembali menjadi seperti ini...Sudah lama semenjak aku terakhir kali melihat kakakku."
Kata-kata Makina-san tidak menyebutkan rinciannya, jadi aku tidak bisa memahami terhadap situasinya.
Tapi.... Aku menyadari perasaannya.
Perasaan teramat kuat, yang termasuk kesepian dan penyesalan.
"Kau sedikit seperti kakakku." Gumamnya dengan senyuman kecil.
"Aku?"
"Um. Mengurusi adik perempuan hikikomori, membuat karya bersama...mengajakku pergi dan mengajariku sesuatu...
...... Memberiku mimpi."
Saat ini, aku merasa dia seperti bagian dari keluargaku.
"Adik perempuanmu sangat berbeda denganku...tapi mimpi kalian mirip dengan mimpi kita di masa lalu."
Dia melihat keatas, dan melanjutkan:
"Jadi, aku harus bekerja untuk membuat mimpi kalian menjadi nyata..."
"Mimpi yang kakakmu berikan padamu...apa kau sudah menggapainya?"
Aku merasa ada sesuatu yang membuatku menanyakan pertanyaan ini
Dia tersenyum:
"Iya."
"Lalu -"
"Tapi...yah...."
Dia tersenyum lebar.
"Bagian paling penting dari mimpikku adalah setelah aku menggapainya."
"........."
Aku merasakan tanggung jawab yang berat. Baginya, dan bagiku sendiri, yang tidak memikirkan tentang "setelah mencapai mimpi kita".
Itulah kenapa aku tetap diam tanpa mengatakan apapun.
"Kau ingin meraih mimpimu dan menemukan kebahagiaanmu. Jika aku bisa membuat acara keluarga sitkom yang kikuk ini selesai - aku pikir aku akan senang."
Itulah kenapa dia akan bekerja keras.
Mata tanpa motivasi miliknya menunjukkan sebuah cahaya yang berkilauan.
1 Comments
Waduh rencana mau tidur malah keterusan baca, semangat min TL nya!!
ReplyDeletePost a Comment
Silahkan berkomentar dengan adat dan etika yang pantas.