(OLI Fan Translation) Eromanga-sensei Volume 7 Chapter 1


Izumi Masamune. Enam belas tahun, kelas dua SMA.

Aku bekerja sebagai penulis sambil bersekolah.

Penname ku Izumi Masamune, pada dasarnya nama asliku.

Karena beberapa alasan, sudah dua tahun semenjak aku tinggal berdua dengan adik perempuan hikikomoriku.

Dia adalah anak yang bermasalah. Dia tidak keluar dari kamarnya.

Walaupun kita tinggal di bawah atap yang sama, tapi aku tidak bisa melihatnya. Aku hanya bisa memasak makanannya dan membawakannya ke kamarnya.

Kehidupan seperti itu terus berlanjut untuk beberapa saat.

Perubahan muncul dalam sebuah insiden setahun yang lalu.

Aku jadi mengetahui "identitas tersembunyi" adik perempuanku.

Dia adalah ilustratorku, Eromanga-sensei.

Rekan kerja yang belum pernah aku temui sebelumnya. Dia adalah adik perempuanku, Izumi Sagiri.

Eromanga-sensei adalah seseorang yang senang membuat video live streaming dan menikmati bercanda gurau dengan penggemarnya.

Dia juga suka ilustrasi erotis, sangat menyukainya sampai-sampai seorang penulis terkenal ingin bekerja sama dengannya.

Begitulah Eromanga-sensei. Dan dia adalah orang yang sama dengan adik perempuan yang terus bersembunyi di dalam kamarnya tanpa bertemu siapapun.

Sangat meremehkan jika mengatakan itu adalah sebuah kejutan.

Tapi aku pikir ini merupakan kesempatan yang bagus. Kesempatan bagiku untuk memperbaiki hubunganku dengan adik perempuanku.

Karena dia bukan hanya seorang adik perempuan asing yang tinggal bersama denganku. Dia juga adalah rekan kerjaku, yang membantuku membuat ceritaku.

Kemudian ... yah, banyak hal lain yang terjadi.

Perlahan-lahan, aku diperbolehkan memasuki kamar adik perempuanku. Kamar terkunci.

Dia juga membuat teman baru. Dia sudah tahu kalau aku jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama, dan dia juga menolakku.

Kemudian aku menulis novel baru dengan bantuan Eromanga-sensei.



Novel ini - akan diadaptasi menjadi anime.



Itu benar - mimpi kita tepat berada di depan kita.

Sangat dekat sampai aku hampir dapat meraihnya.

Baiklah, ayo mulai.

Mempertaruhkan hidupku, yang memang aku rencanakan setelah mimpiku jadi kenyataan.

Setelah mimpi kita menjadi nyata, aku -

Akan melamar orang yang kusukai.



Waktu kembali ke momen saat ini.

Tanggal 2 Juli, 17:14. Di ruangan rapat yang besar dari perusahaan penerbit.

"Senang bertemu denganmu, Izumi-sensei -"

"Selamat, novelmu Adik Perempuan Paling Imut di Dunia akan diadaptasi menjadi anime."

Seorang perempuan berkacamata bundar dan melingkar-lingkar tersenyum padaku.

Rambutnya keriting dan berwarna coklat muda. Saat pertama kali melihatnya, umurnya berada di sekitaranku, tapi dia kelihatannya baik dan tidak ragu untuk memperjelas perkataannya.

Ngomong-ngomong, dibalik kacamatanya, bagiku dia terlihat seperti sedang ngantuk.

Itu seperti dia baru saja bangun tidur...hey, jangan bilang kalau itu memang benar. Baik penampilan maupun suaranya terlihat seperti ingin mengatakan "Aku baru saja bangun dari kasur ku~~"

Aku bisa bilang kalau dia dan suasana tegang di dalam ruangan saat ini tidak cocok satu sama lain.

Namun...

"...Anime?"

Saking bingungnya aku hanya bisa mengatakan itu.

Barusan...apa...yang dia katakan?

"Maaf... kalau boleh tahu...kenapa saya dipanggil kesini?"

Aku masih tidak bisa mengolah pikiran ini, jadi aku hanya bertanya seperti itu.

Selain Kagurazaka-san, semua orang dewasa yang lainnya sedang melihatku. Disini sangat sunyi sampai-sampai kau dapat mendengar sebuah peniti jatuh.

Kagurazaka-san menjawab:

"Tentu saja, ini adalah rapat pertama mengenai draf orisinil dari anime Adik Perempuan Paling Imut di Dunia."

Draf orisinili.... kah...

Jadi kita akan membicarakan tentang akan seperti apa anime ini jadinya...bukan?

"...Dibuat jadi anime...sungguh? Novelku....?"

Akhirnya aku dapat mengatakannya.

"Itu ~ adalah ~ apa ~~ yang baru saja kukatakan ~~ hah.."

Jawab perempuan berkaca mata tadi sambil menguap.

Tapi aku tidak mendengarnya. Atau lebih tepatnya, aku mendengarnya, tapi aku tidak memperhatikan.

Aku terdiam kaku, banyak sekali hal yang dipikirkan olehku.

"...................."

Anime? Novelku - novel kita?

Aku tidak mendengar apapun tentang ini! Bahkan Kagurazaka-san tidak memberiku petunjuk apapun terkait hal ini.

Tapi aku tidak dapat membayangkan dia sedang mengerjaiku dengan mengarang informasi ini.

Jadi...ini sungguhan? Apa ini.... benar-benar sungguhan?

Itu...itu ....itu artinya...

"Mimpi kita" akan menjadi nyata!

"Izumi-sensei? Apa kau mendengarkan? Hey, anak muda, apa kau mendengarkan -?"

Dan kemudian...aku...aku .....ingin!

"Ni....ni.....nikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh!!!"

"Yah!!"

Kampret! Saking bahagianya mendengar berita ini sampai-sampai aku mengatakannya tanpa berpikir.

Teriakan tadi menarikku kembali ke kenyataan, memungkinkan diriku untuk melihat apa yang sedang terjadi di sekitarku.

Aku sedang mengangkat kepalan tanganku ke udara seperti Raoh The King of Fist. Perempuan di depanku terlihat diam membisu, dia bahkan tidak bisa mengambil kacamatanya yang jatuh.

".... Barusan.... maksudmu mengatakan itu untuk aku?"

"Tidak tidak, tentu saja tidak!"

Sialan! Aku membuat kesalahpahaman yang besar!

Perempuan itu juga sedang tersipu malu.

"Eh eh...eheheheh.... Sebuah lamaran di pertemuan pertama dengan seorang laki-laki, Onee-san tersentuh, kau tahu ~~ apa itu...cinta pada pandangan pertama?"

"Bukan, bukan seperti itu!"

Aku menolaknya dengan seluruh kemampuanku.

Bagaimana bisa seseorang merebut lamaranku di sini!!

Akan tetapi, itu bukan berarti kesalahpahaman ini telah selesai.

"Oh? Jadi sebelumnya kau menyukaiku?"

"Maksudku itu bukan lamaran!"

"Tapi kamu baru saja bilang nikah ~~"

"Aku berniat ingin melamar orang yang kusukai setelah novelku dibuat jadi anime! Aku hanya mengatakannya tanpa berpikir! ...Aku sangat minta maaf akan hal tersebut."

Aku membungkuk dalam-dalam. Tidak mudah bagiku memberitahu mereka tentang "mimpi kita", jadi aku menyingkatnya - tapi membayangkan diriku mengacaukan hal ini dengan buruk....

Bagaimana jika mereka membatalkan animeku karena ini!??

"Oh? Menikah setelah dapat anime? Luar biasa, seperti di manga saja!"

Melihat betapa pucatnya diriku, perempuan berkacamata itu berseru.

"Hey, berapa umurmu, anak muda?"

"Enam...enam belas."

"Semuda itu!? Dan kau memikirkan ingin nikah di umur segitu?"

"Iya."

Ngomong-ngomong, percakapan macam apa ini? Lagipula dia siapa?

Dia sedang duduk di tengah-tengah...jangan-jangan kalau dia itu direkturnya?

Dia masih sangat muda, tapi aku juga sama. Tapi aku pikir dia mungkin lebih muda dariku.

"Hey ~ kau dengar, direktur? Sepertinya takdir anak ini bergantung pada kita ~~"

"...Yeah...er...berusalah yang terbaik..."

Oh, jadi dia bukan direkturnya.

Orang yang dipanggil "direktur" itu adalah seorang perempuan yang tinggi dan langsing sedang duduk di sebelah kiriku.

Dia tersenyum padaku. Kelihatannya dia mudah untuk diajak bicara.

"Wow ~ wow ~~ cinta anak remaja sungguh membuatku iri ~~ tiba-tiba aku jadi ingin mengacaukan cinta mereka ~~ tidakkah kau setuju, direktur?"

"...Uhm...hal ini...sulit untuk dikatakan?"

"Ah ~~ Aku tidak bisa tidur nanti malam sekarang ~~ sialan ~~ sekarang aku jadi ingin menggagalkan anime ini ~~"

"...Akan seperti apa anime ini nantinya ya.... Aku tidak bisa menunggu..."

Apa mereka...sungguh sedang mengobrol satu sama lain?

Apa tim pembuatan anime ini baik-baik saja? Aku merasa cemas bahkan sebelum kita mulai...

"Kalian berdua, aku benci harus mengganggu pembicaraan kalian, tapi Izumi-sensei sedang berdiri disana."

"Ah, maaf."

"...Maaf."

Yang baru saja berbicara adalah seorang perempuan yang sedang duduk di sebelah kananku. Rambutnya pendek, berwarna hitam, dengan mata yang tajam dan suaranya yang rendah. Kelihatannya mungkin dia yang memegang pimpinan disini.

"Silahkan duduk, sensei."

"Iya."

Hanya dengan berbicara seperti itu memberitahuku kalau dia MEMANG yang berwenang disini. Aku pun duduk sesuai yang dia perintahkan.

"Kalau begitu mari kita mulai rapat pertama mengenai draf orisinil dari anime Adik Perempuan Paling Imut di Dunia."

Dia menepuk pelan dadanya dan memperkenalkan diri:

"Aku Akasaka, produser anime. Senang bertemu denganmu."

Dia berjalan mendekat dan memberiku kartu pengenalnya. Memperlihatkan nama lengkapnya yaitu Akasaka Touko.

Selanjutnya, perempuan yang dipanggil "Direktur" juga berdiri dan, untuk pertama kalinya, mengatakan sesuatu yang serius.

"...Aku direktur. Amamiya ..Shizue..."

Direktur. Amamiya Shizue.

.... Tampaknya dia tidak suka berbicara. Kemungkinan akan sulit untuk mengobrol dengannya.

"Selanjutnya giliranku ~"

Perempuan berkacamata itu menguap lagi, mengangkat tangannya.

"Aku Aoi Makina ~ Penulis skenario ~ dengan kata lain .... phew.... anak muda, aku akan menjadi orang yang paling sering bersamamu ketika bekerja membuat anime ini ~~"

"..........."

.... Apa kau bercanda?

Perempuan yang terlihat tidak mempunyai motivasi ini? ...adalah penulis skenarionya?

(OLI Fan Translation) Eromanga-sensei Volume 7 Chapter 1


Aku hanya bisa terkejut melihatnya.

"Orang yang...bekerja denganku secara langsung...."

"Benar benar benar. Pekerjaanmu adalah ~~ berbicara denganku lagi dan lagi ~~" Dia pun tersenyum "Jangan gugup, panggil saja aku Makina-chan."

Dan begitulah -

"Mimpi kita" telah mencapai klimaks dan diriku dipenuhi dengan kegelisahan dan harapan di saat yang bersamaan.



Rapat pertama adalah memperkenalkan semua anggota kuncinya untuk bertemu satu sama lain - dan saling mengenalkan diri.

Detailnya akan diungkap di rapat kedua - seperti itu.

Yah, karena aku benar-benar tidak punya persiapan sebelumnya, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan di rapat seperti itu, jadi ini tidak terlalu buruk.

Selain itu, kepalaku masih kacau balau. Aku hampir tidak bisa melihat dengan benar.

Bagaimanapun -

Aku sangat semangat.

- Aku harus cepat! Aku harus memberitahu Eromanga-sensei berita ini!

"Kuh!!"

Aku bahkan tidak bisa bersabar membuka pintu rumahku sendiri! Hanya melihat kuncinya pelan-pelan berputar di lubang kunci membuatku tidak sabaran.

Setelah aku masuk, dengan buru-buru aku melemparkan sepatuku dan langsung berlari ke tangga.

Bang bang bang bang bang!!!

"Eromanga-sensei! Berita besar, Eromanga-sensei!!"

"Aku tidak tahu siapapun dengan nama itu!!"

Saat aku baru sampai di lantai dua, pintu kamar terkunci itu pun terbuka. Sagiri berjalan keluar, wajahnya memerah.

Kemungkinan dia baru saja selesai streaming live video, aku bisa melihat topeng Eromanga-sensei di kepalanya.

"Nii, Nii-san, sudah berapa kali aku memberitahumu itu!!"

"Tidak tidak tidak tidak, tidak ada waktu untuk itu! Kau harus tenang. Tenanglah dan dengarkan apa yang akan aku katakan!"

Aku berteriak dan memegang bahu adik permepuanku.

Tapi Sagiri menyipitkan matanya dengan jijik dan mendorong tanganku.

"...Kakak lah yang harusnya tenang terlebih dahulu. Serius.... jangan dekatkan wajahmu padaku seperti itu, menjijikkan."

Jika dia berbicara seperti itu lagi, aku pikir mentalku akan terluka!

Aku merendahkan kepalaku kelelahan, terengah-engah.

“Phew…phew…hoh…”

"...Sudah tenang?"

"Iya. Entah bagaimana."

"Jadi...ada apa?"

"Sebenarnya, kau - kau harus tenang dan dengarkan aku, Sagiri. Kau harus tenang -"

"Terlalu lama. Cepatlah katakan saja."

"...Aku takut kalau pikiran lemahmu itu .....lupakan, aku akan mengatakannya."

"Silahkan."

Bersamaan dengan izinnya, aku mengambil nafas dalam-dalam -

"Novel kita - Adik Perempuan Paling Imut di Dunia akan dibuat jadi anime!"

"Ah, iya, aku tahu."

"Eh ~~?"

Apa?

"A, apa yang terjadi?"

Aku sama terkejutnya dengan ketika aku diberitahu tentang animeku!

"Karena hari ini adalah hari mereka mengumumkan anime barunya, dan itu termasuk sebuah ilustrasi yang digambar olehku...tentu saja aku tahu."

"......"

Tunggu sebentar, aku tidak bisa mengikuti pembicaraan ini.

Sekarang dia mengatakannya, saat rapat tadi mereka bilang padaku kalau beritanya akan diumumkan di website resmi mereka.

"...Jangan-jangan...Nii-san...tidak tahu?"

"...Tidak."

"Begitu....."

Aku mengalihkan pandanganku.

"...Kenapa. Aku penulis novel aslinya, tapi aku tidak tahu tentang itu sampai menit-menit terakhir."

"A...aku tidak tahu...Kagurazaka-san hanya memberitahuku untuk tetap merahasiakannya, dia bilang dia akan memberitamu saat waktunya sudah tepat..."

Tolong jangan libatkan aku dengan drama itu. Perempuan itu hanya ingin menggodaku dengan berkata "membuat anime".

Keputusan penting seperti itu, kenapa dia tidak memberitahuku? Bagaimana jika aku bilang "Aku tidak setuju itu dijadikan anime"? Apa yang akan dia lakukan jika seperti itu?

Tidak. Aku tidak akan mengatakan itu. Dia juga tahu.

Perasaan aneh muncul di hatiku.

Ini adalah sesuatu yang pantas untuk dirayakan, tapi hatiku dipenuhi dengan kemarahan. Namun perasaan itu dengan cepat menghilang.

Sagiri tersipu, melihat kebawah.

"...Aku pikir Nii-san sudah tahu...jadi...kakak...bilang itu...."

- SETELAH MIMPI KITA MENJADI NYATA, ADA SESUATU YANG INGIN AKU KATAKAN PADAMU.

"Yah...itu...bukan..."

"Bukan?"

"Iya, pikiranku benar-benar gelap saat aku mengatakan itu. Jujur saja, aku pikir itu akan membutuhkan waktu yang lebih lama."

"Begitukah?"

Dengan gugup Sagiri melihatku, tubuhnya perlahan-lahan menciut - mungkin karena sedang malu.

"Sagiri, meskipun aku tidak mengira...mimpi kita akan terwujud seperti ini...Tapi aku - akan memberitahumu ini."

"Um..."

Sagiri mengangguk, kemudian melihatku.

"Aku...juga...... akan....mengenalkan...dengan benar...seseorang.... yang...yang...yang paling aku sukai."

Bersamaan dengan ekspresinya, tindakannya, perkataannya...dia memberitahuku isi benaknya.

Dadaku sakit, tapi aku masih berkata:

"Tentu, aku akan menghadapinya dengan benar."

Bukan sebagai kakak laki-lakinya, melainkan sebagai seorang pria yang menyukai Sagiri.

Silahkan saja menertawaiku. Silahkan saja meneriakiku. Aku tidak peduli.

Orang akan mati.

Kita tidak mungkin tahu jika kebahagiaan kita akan tetap sama di hari esok.

Tidak ada seorangpun yang bisa memprediksi masa depan. Tidak mungkin ada cara untuk memastikan kebahagiaan seseorang akan tetap tidak berubah.

Jika aku tidak memberitahunya perasaanku, maka aku akan menyesalinya di masa depan.

Jika aku punya kesempatan untuk meraih kebahagiaanku, maka aku harus mengambil kesempatan itu.

Ini adalah pilihan yang aku buat di kehidupanku. Bayangkan saja aku yang masih anak-anak bahkan orang dewasa pun tidak dapat sepenuhnya siap, kecuali aku mempertaruhkan segalanya, aku tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaanku.

Aku harus mempersiapkan diriku untuk bersikap kuat, menjadi seorang pecundang yang miskin.

Aku akan - menghadapi tantangan ini.

"Iya. Sudah dimulai, Izumi-sensei."

"Iya. Sudah dimulai, Eromanga-sensei."

Sagiri mengambil tabletnya dan menunjukkanku website resmi dari Adik Perempuan Paling Imut di Dunia.

Ada beberapa huruf-huruf besar yang bertuliskan "Anime sedang dalam proses".

Aku melihat websitenya, emosi yang ada di dalam hatiku bergejolak.

Pertarungan baru bagi kita saudara adik kakak baru saja dimulai.



Malam itu, aku sedang mengobrol dengan Sagiri di kamarnya.

Kita membicarakan tentang rapat pertama, tentang tim anime yang hanya ada perempuan - termasuk sang penulis skenario Aoi Makina, direktur Amamiya, produser Akasaka dan yang lainnya.

"Aoi Makina-sa..... Aku pikir aku pernah mendengar namanya sebelumnya."

"Apa dia terkenal?"

"Uhm..... iya...aku menyukainya."

"Oh ~~ seorang penulis skenario yang Sagiri sukai. Ini akan menjadi bagus."

"Um...aku sangat senang."

Tambahnya. Kelihatannya ini adalah kabar baik buat Sagiri.

"Tapi...membayangkan dia ternyata adalah perempuan yang masih muda."

"Iya...tapi walaupun dia terlihat lebih muda dariku, dia sebenarnya lebih tua."

Lagipula dia menyebut dirinya sendiri Onee-san.

"...Berapa umurnya?"

"Aku tidak begitu yakin...aku tidak menanyakan umurnya."

"...Apa dia imut?"

"Eh? Er...eto...mungkin?"

"Huh ~~"

Apa yang sedang terjadi?

"Sebarapa imut?"

"Eh?"

Aku tidak menjawab pertanyaan itu. Jika aku memberitahunya kalau dia memakai kacamata dan punya oppai yang besar, dia pasti akan marah padaku.

"Yah.... biarku pikir jika aku bisa memasukannya ke dalam kata-kata...bagaimana mengatakannya...dia itu seperti.... kucing yang sedang tidur dibawah terik matahari?"

"Huh? Aku tidak mengerti, bagaimana dengan karakternya?"

"Eh.... dia sulit dimengerti? Aku juga tidak terlalu mengerti."

"Bagaimana kesan pertamamu?"

"Aku merasa lembut."

"...Apaan itu?"

Yah, itulah kesanku. Ada apa dengan Sagiri hari ini?

"Pokoknya, aku harus menyiapkan sesuatu. Aku berencana ingin menonton semua anime yang dibuat oleh Makina-san, direktur Amamiya dan produser Akasaka."

Paling tidak itu akan memberiku sebuah topik untuk memperdalam hubungan kita, dan itu bisa memberiku sebuah gambaran tentang akan sepert apa anime kita nantinya.

- PEKERJAANMU ~~ ADALAH BERBICARA DENGANKU LAGI DAN LAGI ~~

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan selama sedang rapat. Meskipun begitu aku harus tahu anime seperti apa yang mereka buat sebelumnya.

"...Jika begitu, aku punya kaset blu-ray, ingin menontonnya bersama? Disini?"

"Su, sungguh?"

"Um...produser Akasaka, direktur Amamiya dan penulis skenario Aoi Makina...aku punya semua anime terkenal yang dibuat oleh mereka."

Seperti yang diharapkan dari Eromanga-sensei. Sebenarnya, aku bukanlah seseorang yang suka membeli kaset blu-ray anime, atau tahu banyak tentang industri anime. Aku sangat bersyukur ada seseorang yang berwawasan luas di dekatku.

Selain itu, menonton anime bersama adik perempuanku -

Ini seperti uji coba untuk "mimpi kita". Ini membuatku sangat senang. Hanya saja yang membedakan adalah kita akan menontonnya disini, di kamar terkunci.

"Ngomong-ngomong, seperti apa anime terkenalnya yang tadi kau bicarakan?"

"Kakak tidak tahu? Ini dia!"

Sagiri mengambil topeng Eromanga-sensei di kepalanya dan memberikannya padaku.

“Stardust Witch ☆ Meruru.”



Setelah liburan akhir pekan berakhir, aku berangkat ke sekolah pagi-pagi seperti biasanya.

Tadi malam, saking senangnya aku sampai hampir tidak bisa tidur, tapi itu tidak membuatku lelah sama sekali.

Aku masih sangat, sangat semangat. Aku merasa takut dan berharap di saat yang bersamaan. Sama seperti ketika aku memutuskan untuk memulai debutku sebagai seorang penulis.

Aku tidak punya pengalaman apapun, tapi aku pikir semua orang akan merasakan yang sama saat kencan pertama mereka.

“Fufufufu….Fufufufufu!!!”

Iya. Aku memang sangat, sangat senang.

Saking senangnya aku sampai ingin membawa kotak kardus ke tepi sungai Arakawa dan main seluncuran ratusan kali. Ngomong-ngomong, maksudnya main seluncuran itu kita berseluncur memakai kotak kardus dari atas bendungan hingga ke bawah ke dekat sungai. Ini adalah permainan yang semua orang di Arakawa tahu!

Saat aku sedang ingin lompat kegirangan, ada suara yang familiar memangilku.

"Hey ~ ~ Mune-kun!"

"Oh, Tomoe! Pagi! Ah~ kau terlihat imut hari ini! Sungguh sepasang oppai yang luar biasa!"

"Apa yang kau katakan!!?"

Teriak Tomoe terkejut, dia langsung memeluk tubuhnya untuk melindungi oppai nya.

"...Maaf. Saking sedang senangnya aku sampai mengatakan sesuatu yang Izumi Masamune tidak boleh katakan."

"Ah - kau menakutiku. Tiba-tiba mengatakan sesuatu yang sangat aneh...aku pikir jiwamu sudah digantikan oleh sosok makhluk dari dunia lain."

"Aku seaneh itu?"

Dia sampai menggunakan metafora yang biasa dipakai di light novel seperti itu...

"Iya kamu aneh ~ Aku pikir aku akan dibawa ke gang kecil yang sepi, kemudian Mune-kun berubah menjadi monster tentakel sebelum memuncratkan lendir kotor yang lengket padaku!"

"Imajinasi mu juga harus ada batasannya!!"

Membayangkan dia sampai menggunakan 2D Dream Novel - sebagai contohnya. (note: 2D Dream Novel adalah series eroge.)

Perempuan itu adalah Takasago Tomoe, putri dari pemilik toko buku dan salah satu temanku.

"Tentu, kita bisa berhenti bercanda sekaran."

Saat ini, Tomoe sedang mengenakan seragam sekolahnya sambil membawa tas. Dia memegang mulutnya dan berpura-pura sedang batuk.

Dan kemudian -

"Mune-kun, selamat!"

Dia memelukku dengan erat.

"Wow!"

"Kau berhasil! Akhirnya kau dapat anime! Aku selalu percaya padamu!"

"Kamu...kamu...berhentilah memujiku!!"

Karena aku sedang bersentuhan dengan tubuh perempuan yang lembut, hatiku berdebar-debar -

Oleh karena itu, aku tidak bisa melakukan apapun pada Tomoe.

"Kau nyonya besar toko buku yang serakah! Aku belum melupai betapa kejamnya kau terhadap novelku!"

"Aku memperlakukan semua buku dengan setara! Selain itu, berkat diriku bukumu bisa terjual di area ini! Kau harusnya berterima kasih padaku!"

"Iya iya, terima kasih banyak ~"

Biasanya, baik aku maupun Tomoe tidak akan melakukan hal seperti ini, tapi hari ini adalah hari yang spesial. Aku sangat senang sampai-sampai aku melakukan sesuatu yang bodoh.

"Ahaha, sepertinya janji Mune-kun akan jadi kenyataan."

"Eh? Janji apa?"

"Hey, kau lupa? Padalah aku sudah bilang sebelumnya ~~? Kalau Mune-kun sudah mempunyai anime, dan kalau kau sudah menjadi kaya -"

Tomoe mendekatkan wajahnya padaku:

"Aku akan menjadi pengantinmu - yang itu."

"Jadi kau mengincar uangku - Aku ingat itu adalah balasanku saat itu!!"

Hmmm...yah...sesuatu seperti itu memang terjadi. Tapi itu hanyalah sebuah candaan di antara pertemanan.



Akan tetapi, tidak peduli betapa "spesial" nya hidupku jadinya, aku masih pergi ke sekolah seperti biasa.

Ada saat ketika seorang perempuan bodoh yang dipanggil Yamada Elf datang ke kelasku. Karena hal itu, sekarang semua orang tahu kalau aku adalah seorang penulis light novel, Izumi Masamune.

Berkat Tomoe dan teman sekelasku yang baik, tidak ada sesuatu yang terjadi. Tidak ada yang memperlakukan diriku berbeda dari orang lain - paling tidak untuk saat ini.

Akan tetapi, saat Adik Perempuan Paling Imut di Dunia dibuat jadi anime - banyak hal berubah.

Baru saja aku duduk di kursiku, seseorang sudah datang ke kelasku.

"Maaf...di kelas ini.... apa ada...Izumi-kun?"

Itu adalah sesuatu yang perempuan katakan sebelum menembak seseorang. Tapi sayangnya, kata-kata itu keluar dari laki-laki.

Aku pikir dia adalah Uchida-kun dari kelas sebelah, anggota dari kelompok pecinta anime.

Aku mengikuti Uchida-kun menuju lorong, kemudian dia berkata:

"Maaf.... Izumi-kun, apa kau ...Izumi Masamune-sensei?"

"Ah, iya. Itu benar."

Apa yang harus aku lakukan ketika ada teman sekelas menggunakan bahasa formal saat berbicara denganku?

Lalu, dia membungkuk dalam-dalam...

"Aku penggemar dari Sekaimo! Selamat atas anime mu!"

"Eh...terima kasih?"

"Tolong lakukan yang terbaik! Aku akan terus mendukungmu!" Katanya, dengan mata yang berkilauan.

Itu membuatku senang tapi malu.

Hal yang sama terjadi beberapa kali hari itu.

Dan ketika sekolah akhirnya berakhir...

"Izumi-sensei akan pulang ke rumah!"

"Beri jalan untuknya!"

Dalam satu hari, aku menjadi raja sekolah ini.

"Sensei, silahkan!"

"..................."

Beberapa menganggapku seperti boss.

"Sensei, tolong ikut dengan kami ke penelitan High-Vision periode ke-4 besok!"

Beberapa menganggapku seperti seorang idol.

Dari jauh, perempuan sedang melihat kita dan berkata "Menjijikkan, apa-apaan itu?"

Tolong lepaskan tanganku, aku akan mati karena malu.

"...Mune-kun, apa kau menjadi penulis light novel karena kau ingin mengabadikan hal ini?"

Tentu saja tidak! Dan kenapa.... tidak ada perempuan yang menyukai ceritaku?

Hey! Yang disebelah sana! Jangan perlihatkan novelku di sekolah! Jangan membaca sesuatu yang berjudul "Adik Perempuan Paling Imut di Dunia" terang-terangan disini!

Setiap kali aku mendengar seseorang dibully karena mereka membaca novelku atau guru menyita nya, aku sangat tersakiti! Tolong baca bukunya secara diam-diam saja! Kau tidak perlu memperlihatkannya di publik seperti itu!!

Bagaimanapun....

Berita tentang animenya sangat mempengaruhi gaya hidup Izumi Masamune lebih dari yang seharusnya.



Aku akhirnya bisa kabur dari beberapa klub dan pulang ke rumah. Banyak hal terjadi, jadi kepalaku sedikit sakit.

Aku akan punya anime ku sendiri, tapi aku tidak tahu sedikitpun apa yang harus kulakukan.

Meskipun aku penulis originalnya...itu tidak merubah fakta kalau Izumi Masamune masih seorang anak kecil. Seorang penulis light novel, tentu, tapi masih anak kecil.

Sangat gelisah bagiku menunggu sesuatu tanpa tahu harus melakukan apa.

"...Menakutkan."

Aku berkeringat dingin.

Bayangan Tomoe yang merupakan teman sekelasku muncul lagi di kepalaku.

Ketika mereka memberi selamat padaku, mereka juga memberikan tekanan berat pada pundakku.

Aku punya masalah yang sama saat novelku dijadikan manga...tapi sekarang... "mimpi kita" bukanlah sesuatu yang dimiliki kita sendiri.

Perasaan ini membuatku senang, dan..... sedikit takut.

Aku melihat kebawah, menurunkan sedikit bibirku -

"Telat!!"

Ada suara yang riang meneriakiku. Melihat ke depan, aku melihat seorang perempuan blonde cantik sedang berdiri di depan, tangannya memegang pinggulnya.

"Elf."

Itu adalah Yamada Elf. Seorang penulis light novel terkenal yang tinngal di sebelahku.

- MASAMUNE, AKU SANGAT MENYUKAIMU.

Dia juga sudah menembakku sebelumnya. Dia memberitahuku betapa ia sangat menyukaiku.

Biasanya, hal itu akan membuat pertemuan kita menjadi sangat canggung. Tapi dia biasa saja.

"Hey Masamune! Daritadi aku sudah menunggumu, kenapa kau sangat lama?"

"Karena animeku baru saja diumumkan, banyak penggemar di sekolah yang datang menemuiku."

"Ah, begitu. Selamat!"

"Terima kasih."

Aku sudah mendengar itu berkali-kali, jadi aku biasa saja.

"Jadi kau akhirnya sudah punya anime mu sendiri! Kau bahkan repot-repot menyembunyikannya dariku, sombong sekali, Masamune!"

Tidak, aku sungguh tidak tahu...tapi aku tidak bisa mengatakannya padamu.

Tanpa ada rasa takut Elf memegang dadanya, berkata:

"Jadi, kita setara sekarang. Masamune...kau melakukannya dengan baik. Petualanganmu akan berakhir disini. Kerja bagus telah menahan kesulitan untuk sampai ke titik ini."

".... Apa yang kau bicarakan?"

Perkataannya yang samar-samar membuatku kesal.

"Ahaha... kau tidak usah merendahkan diri. Karena aku, Yamada Elf, adalah seorang kembang suci. Fakta bahwa statusmu sebagai seseorang yang tidak setara denganku membuatmu kesulitan, oleh karena itu kau menolakku, bukan? Kau punya anime mu sendiri, kau setara denganku sekarang! Majulah dan lamar aku sekarang!"

"Aku tidak pernah memikirkannya seperti itu."

Aku pikir kalau itu adalah orang lain.

"Selain itu, bisakah kau memberiku beberapa saran tentang membuat anime, senpai?"

"Selain itu? Bagaimana bisa kau mengatakan itu terhadap cinta kita?"

Um, kau tahu, hubunganku dengan Elf juga tidaklah normal - kurang lebih seperti itu.

"Uuuu...Lupakan, katakan saja apa yang kau inginkan."

Kemudian aku menjelaskan masalahku pada seorang penulis terkenal yang sedang cemberut.

"...Setelah pengumuman itu, orang-rang banyak memberi selamat padaku...tapi itu membuatku terus memikirkan tentang banyak hal...dan kemudian aku merasa ketakutan."

Itulah kenapa aku harus meminta saran pada seorang senior.

"Apa? Jadi hanya itu?"

Kata Elf dengan nada acuh tak acuh.

"Sangat bodoh ~~~ anime bukanlah sesuatu yang sangat luar biasa, tidak perlu se gelisah itu."

"Kau bisa bilang seperti itu karena anime mu sukses besar!"

"Aku tidak bisa mengabaikan perkataanmu itu. Atas dasar apa kau melihat kesuksesan atau kegagalan terhadap hal itu? Aku bilang anime bukanlah sesuatu yang luar biasa - karena meskipun anime mu gagal, itu bukan akhir dari dunia."

“—————“

"Mengkhianati penggemarmu? Dibully orang-orang? Putus asa akan harapanmu? Takut itu akan berdampak pada pekerjaan yang ada di masa mendatang? Merasa sangat sangat sangat sangat ~~ frustasi? Hanya itu! Tidak ada yang akan membunuhmu hanya karena itu. Masyarakat tidak akan hancur! Karirmu tidak akan berakhir!"

"Itu - kau mungkin benar...."

"Jika kau kalah di saat momen yang paling penting di dalam hidupmu, menangislah selama tiga hari dan tiga malam, mengamuklah, menjadi depresi, merasa menyesal -"

Dengan "buk", elf memukul dadaku

"Lalu, tersenyumlah dan hadapi masalahmu lagi."

"...Kau membuatnya menjadi terdengar sederhana."

Kenyataannya, Elf pasti akan melakukan itu, tanpa diragukan lagi.

Dia pernah bilang kalau kekalahan apapun membuatnya sangat sangat frustasi, tapi itu juga yang membutnya jadi menarik.

Bahkan aku pun sudah menyadari beban di bahuku sudah jadi sedikit enteng.

"Terima kasih banyak. Sudah jelas kalau ini adalah caramu memberi semangat, Elf-senpai."

"Ahaha, sama-sama. Pokoknya, kau bisa bilang kalau membuat anime adalah sebuah game mematikan yang dapat kau hadapi lagi dan lagi. Faktor-faktor penentunya adalah 50% keberuntungan, 30% kerja keras, 30% kecerdasan, 8% kepala yang jernih. 100% secara keseluruhan."

Kata-katamu terdengar keren, tapi nomor-nomornya salah semua.

Sangat menggelikan. Dan juga sangat imut.

"Bahkan jika kau tidak melakukan apapun, kau akan menang jika momennya tepat. Jika momennya salah, tidak peduli seberapa keras kau berusaha, semuanya akan sia-sia. Terus terang, ini adalah festival yang langka dalam kehidupan, kau harus menikmatinya sampai titik darah penghabisan."

Dia mendekatkan wajahnya padaku.

"Ini sangat menarik."



Selanjutnya, aku belajar banyak hal menarik tentang pembuatan anime dari Elf-senpai. Bagaimana mereka mengumpulkan ratusan pengisi suara untuk memilih satu yang cocok. Bagaimana menariknya mendengar suara mereka semua. Dan jika salah satu dari mereka sangat cocok dengan karakternya, maka akan langsung dibuatkan drama CD nya.

Dia memberitahuku tentang saat rapat skenarionya, ketika dia berpikir sangat keras untuk membuat anime yang menarik - ketika debatnya menjadi semakin panas. Mereka berdebat sambil mempererat ikatan mereka, membuat sebuah hubungan yang tahan lama.

Ketika animenya tayang dan bagaimana para penggemarnya mengamuk.

Ketika dia memaksa dirinya sendiri untuk bekerja dan tidak bermain, dan dipuji setelahnya.

Ketika setiap toko buku, toko anime, dan bahkan halte bis akan memajang poster animenya. Bagaimana dia menerima pesan penggemar hampir setiap harinya.

Ketika dia mengadakan perayaan besar di ruangan rapat -

Pengalaman Yamada Elf-sensei seperti dongeng yang menakjubkan bagiku.

- Anime kita mungkin tidak akan se sukses dirinya.

Aku tidak bisa bilang "Lihat saja aku juga akan melakukannya!". Izumi Masamune mempunyai kebiasaan buruk ini, daripada meningkatkan tekad semangatnya, dia malah terus berpikir akan kemungkinan kacaunya anime ini. Ini bukanlah cara berpikirnya pemeran utama light novel; melainkan ini adalah cara berpikirnya karakter sampingan.

Tapi -

".... Aku tidak berpikir.... kalau aku tidak mempelajari apapun."

Dari senpai itu, aku menemukan sumber api di dalam hatiku. Aku percaya itu akan menjadi sumber kekuatan untuk meraih mimpiku.

"Baiklah, tidak ada gunanya untuk takut sekarang. Ayo lakukan."

Sementara aku melupakan animeku dan memikirkan tentang novelku selanjutnya.

Aku seorang penulis lagipula. Itu pekerjaanku untuk mengantarkan novel yang bagus kepada tangan para pembaca.



Berkat Elf, akhirnya aku bisa meringankan bebanku. Tapi orang lain muncul dan mencoba menurunkan motivasiku.

"Begitu ~~ kau akan punya anime mu sendiri ~~ aku pikir itu akan sangat sulit untuk jadi sukses, jadi Izumi, jangan terlalu sedih, oke."

"Aku tidak butuh belas kasihanmu saat animeku bahkan belum saja tayang!"

Seseorang yang baru saja datang ke rumahku adalah Kusanagi-senpai. Dia adalah senior ku, yang selalu memakai baju hitam seperti Kirito.

Dia juga adalah seseorang yang masuh ke sisi gelap setelah dia dapat anime nya sendiri.

"Tapi kau tahu, baik light novel maupun anime yang diadaptasi dari light novel keduanya sedang menghadapi masa-masa sulit. Apa kau pikir hanya anime mu saja yang akan sukses? Apa kau se-naif itu?"

"Tentu saja aku tahu masalah-masalah ini tidak akan sesederhana itu! Itulah kenapa aku berusaha memotivasi diriku sendiri, berusaha untuk membuat anime ku menjadi lebih baik!"

"Yah, bagaimanapun juga ini adalah mimpi yang penting bagimu."

"Iya."

Dia memegang bahuku.

"..... Akan sangat bagus jika semuanya berjalan lancar."

"Kau tidak perlu se-negatif itu! Senpai, apa kau malah mencoba ingin menurunkan semangatku?"

"Yah, kau tidak sepenuhnya salah."

Jika seperti itu, kenapa kau tidak mati saja?

"....."

"Izumi, berhenti membuat wajah seperti itu. Tidakkah kau punya sesuatu yang ingin ditanyakan kepada seorang penulis dengan pengalaman anime nya sendiri sepertiku?"

"Aku sudah meminta saran Elf-sensei, jadi gak makasih."

"Apa kau pikir bualan seorang penulis terkenal akan berguna sebagai referensi bagimu?"

Kau adalah jenis penulis yang sama sepertiku, jangan salah. Itu adalah yang senpai coba katakan padaku.

Sialan...

Tapi... hanya melihatnya saja membuatku mengerti kalau aku tidak bisa sombong hanya karena aku mendapatkan anime. Pada akhirnya, novelku tidak seperti "Dark Elf" milik Elf, yang memang sudah terkenal bahkan sebelum dapat anime.

Kita sedang berdiri di depan rumahku dan berbicara, tapi tiba-tiba aku menjongkok.

"Ughh...."

Aku tahu, aku tahu, kau tidak perlu mengatakannya... Tolong biarkan saja aku menikmati perasaan ini untuk seminggu lebih.

Ekspresi Kusanagi-senpai mengakatan "Waduh, aku berkata terlalu banyak."

"Yah Izumi - apa yang kau pikirkan tentang animeku?"

"Eh?" Aku melihatnya "Yahh..."

Topik yang sangat sulit...

Aku masih berusaha memikirkan sesuatu untuk dikatakan, tapi Kusanagi-senpai tersenyum cerah.

"Tidak usah mengatakannya, kau pasti berpikir kalau itu gagal, bukan."

"Ah, um..."

"Aku tahu, aku tahu, tapi aku pikir kalau animenya sukses."

Itu benar-benar tidak diduga, cukup untuk membuatku terdiam.

Dia melanjutkan:

"Meskipun semua orang mem-bullyku, bilang kalau animeku itu gagal, aku tidak setuju. Memang benar, penjualannya hampir tidak bisa diterima, dan beberapa review buruk menyebabkan seluruh Internet berbalik melawanku. Aku pikir itu salahku karena aku tidak bisa memuaskan penggemarku. Faktanya, sekarangpun kadang-kadang aku masih merasa bersalah. Akan tetapi, aku masih bisa menerima hasil ini, aku masih merasa bersyukur pada tim produksi. Aku bangga mengatakan kalau aku telah melakukan segala yang aku bisa. Yah, dengan kata lain...apa yang ingin kukatakan adalah ...."

Kusanagi-senpai terus menggaruk-garuk kepalanya, ragu-ragu.

"Bagaimanapun juga, pastikan hasil akhirnya adalah sesuatu yang dapat kau terima. Kau seharusnya jangan berpikir Itu bagus selama anime nya berjalan lancar tanpa masalah. Sebagai penulis aslinya, kau harus jadi orang paling bahagia ketika anime nya sukses, kau harus jadi orang paling bersedih ketika anime nya gagal. Kalau tidak, kau tidak akan mendapatkan hasil apapun."

"Aku tidak memerlukanmu untuk mengatakan itu."

Mendengar hal itu, Kusanagi-senpai berbicara dengan nada yang mengejek:

"Kalau begitu, jawab aku Izumi - kesuksesan apa yang kau inginkan?"

Biarku lihat kondisi kemenanganmu - itulah apa yang ia katakan.

Kalau begitu, mari mulai dari awal.

"Kita akan menonton anime kita bersama, dan adik perempuanku bisa tertawa dengan bahagia."



Meskipun aku memberitahu jawabanku dengan entengnya, itu tidak merubah fakta kalau dia memang sedang menurunkan motivasiku.

Sialan - dia terdengar seperti sedang menceramahiku, tapi aku tidak akan tertipu! Dia hanya ingin melampiaskan kemarahannya.

Phew...tetap saja...

Kesuksesan seperti apa yang sedang ku incar? Mungkin aku benar-benar harus memulai dari awal untuk memeriksanya lagi.

Akan tetapi, tepat setelah Kusanagi-senpai pergi, aku kedatangan tamu baru.

"Hey yo ~ Masamune! Aku kesini mau main."

"Masamune-kun, selamat."

Itu adalah Army dan Muramasa-senpai.

Twin tail dan mengenakan baju tomboy - Army-sensei, juga dikenal sebagai Amelia Armeria. Dia adalah mangaka dan ilustrator, dan juga kakak perempuan Sagiri. Dia juga termasuk salah satu alasan anime "Dark Elf" dapat penjualan yang luar biasa.

Disebelahnya ada seorang perempuan cantik berambut hitam mengenakan kimono, Senjyu Muramasa. Dia adalah senior ku di perusahan penerbit yang sama.

Mereka berdua datang untuk memberi selamat atas animeku, tapi -

"Selamat datang. Kebetulan sekali kalian datang."

"Hm? Apa maksudmu?"

"Aku punya sesuatu yang ingin ditanyakan pada Army-sensei."

"Eh? Tentang animemu?"

Insting yang sangat tajam. Army tersenyum lebar.

"Iya iya iya. Aku ingin bertanya - atau lebih tepatnya, aku ingin tahu bagaimana caranya aku mempersiapkan mentalku."

Bagaimanapun juga, orang yang berpengalaman itu sulit untuk ditemui...kecuali Kusanagi-senpai.

"Baiklah ~ Aku juga punya sesuatu yang ingin dibicarakan denganmu."

Kita terdengar seperti teman satu jenis kelamin. Melihat hal ini, Muramasa-senpai mengerutkan alisnya.

"Masamune-kun, kenapa kamu tidak bertanya itu padaku?"

"Eh?"

"Anime atau apalah, aku juga pernah melakukan itu." Katanya sambil menepuk pelan dadanya.

"Eh, aku tidak ingin bertanya padamu, Muramasa-senpai."

"Kenapa!?"

Tampaknya dia tidak mengerti.

"Er...boleh aku mengatakannya?"

"Tentu."

"Aku pikir tidak ada gunanya menanyakan apa yang kau pikirkan saat kau membuat animemu."

"Kau tidak perlu mengatakannya! Aku sakit!" Katanya sambil marah.

Karena ingatan satu-satunya tentang animenya sendiri adalah "Aku pikir aku telah melakukannya...mungkin?" meskipun dia memang punya pengalaman dalam membuat anime, dia mungkin tidak ikut rapat apapun dengan produser atau direkturnya. Dia tidak menonton animenya sendiri. Dia bahkan tidak tahu kalau dia adalah penulis aslinya. Apa yang bisa aku tanyakan kalau begitu?

"Iya, aku tidak bisa memberimu saran! Tapi -!"

Dia berteriak dan berusaha memperjelas maksudnya:

"Sebagai penggemar Izumi Masamune-seni, ada banyak hal yang ingin aku kataan...aw, itu sakit!"

Army menjitak kepala senpai.

"Apa yang kau lakukan, mangaka?"

Kelihatannya Muramasa-senpai menggigit bibirnya, dia sedang menangis. Di sisi lain, Army dengan tenang berkata:

"Berhenti meningkatkan nada suaramu, penulis. Tenanglah."

"Apa yang kau katakan?"

"Huh?"

Dua perempuan cantik sedang menatap satu sama lain.

"...Eto...bisakah kalian berhenti bertengkar di ruang keluargaku?"

"Baiklah. Diluar kalau begitu."

"Kau ingin diluar? Oke!"

"Tunggu tunggu! Tolong jangan bertengkar! Aku bilang jangan bertengkar di ruang keluargaku, tapi bukan berarti kalian bisa keluar dan bertengkar!"

"Aku tahu aku tahu, maksudku adalah kita harus pergi keluar untuk berbicara."

"..Eh? Kenapa?"

Ketika aku bertanya, Armu melihat ke kamar terkunci dan bergumam:

"Aku tidak ingin Sagiri mendengarnya."



Kami mengikuti ide Army dan pergi keluar. Yah, hanya dua puluh meter, tapi tetap saja masih diluar. Kita pergi ke jembatan tua yang ada di dekat sini.

"...Disini seharusnya cukup."

Army menjongkok, kayak preman.

"Tolong jangan menjongkok seperti itu, terlalu vulgar!"

Sangat mengerikan!

"Baiklah baiklah. Masamune, kau terdengar seperti Chris-aniki."

"Jadi? Apa yang kau inginkan setelah Sagiri tidak dapat mendengarkan?"

Aku pikir kita tidak perlu untuk pergi keluar. Kemungkinan besar dia tidak bisa mendengar apapun dari kamarnya.

"Yah..."

Army berdiri, kelihatannya dia tidak tahu darimana harus memulainya. Akhirnya dia berbicara dengan nada yang serius:

"Ada sesuatu yang ingin aku pinta tolong, Izumi Masamune."



"Tolong lindungi Sagiri."



".............."

Baik aku maupun Muramasa-senpai terkejut. Aku berpikir sekeras yang aku bisa, kemudian berkata:

"..... Apa maksudmu dengan itu?"

"Aku tahu tentang mimpimu juga. Sagiri adalah gadis yang sangat lemah, yang dapat tersakiti dengan mudah - tapi dia berusaha sebaik mungkin untuk mimpi itu. Karena itu adalah mimpimu - dia melakukan semua yang ia bisa."

"Iya."

Aku mengerti apa yang baru saja Army katakan. Aku juga tahu itu.

Dia melanjutkan:

"Dia hanyalah gadis yang memegang erat mimpinya, sama seperti Emily sebelum dia membuat animenya."

Emily adalah nama asli Yamada Elf.

"Membuat anime itu lebih sulit dari yang kau dan Sagiri bayangkan. Itu benar-benar mengerikan. Meskipun kau berusaha untuk menjaga mimpimu menjadi kenyataan, cepat atau lambat sesuatu akan terjadi dan mencoba untuk menggagalkan mimpimu. Kebocoran di Internet yang mengarah ke serangkaian pembicaraan kotor bisa dianggap kecil. Hal-hal itu membuatmu ingin menyerah, dan sekarang itu tepat berada di depanmu."

Kau harus mempersiapkan dirimu - ucapnya.

Karena ini datang dari Army-sensei, yang sangat aktif dalam membuat anime, jadi itu terdengar benar di hatiku.

"Dengar baik-baik, Izumi Masmune. Agar mimpimu menjadi kenyataan, kau tidak bisa hanya berfokus dalam membuat anime yang bagus."

"Kau harus melindungi perempuan yang memegang erat mimpinya di hatinya."

"Itu bagus selama hanya mimpimu saja yang kacau. Jika mimpimu hancur, pastikan seyakin-yakinnya Sagiri tidak melihat, tidak mengetahui tentang hal itu. Lindungi dia dengan seluruh yang kau punya. Untungnya dia itu hikikomori, jadi kau bisa melakukannya dengan perencanaan yang matang."

"............."

"- -- Apa kau mengerti?"

"Iya, aku mengerti."

"Sungguh?"

Jangan khawatir, Army-sensei.

Mimpiku itu bukan "membuat anime bagus" atau "Animeku akan jadi yang susah dilupakan", "Animeku akan punya penjualan yang bagus."

"Mimpiku adalah menonton anime bersama dengan adik perempuanku; kita akan tertawa bersama jadi aku bisa melihat betapa senangnya dia. Membuat anime atau novel yang bagus itu hanyalah persiapannya saja, bukan hasil akhirnya."

Sama sperti yang aku katakan pada Kusanagi-senpai sebelumnya, aku hanya punya satu kondisi kemenangan.

"Tidak masalah. Serahkan saja padaku."

"Kalau begitu aku akan menyerahkannya padamu."

Army menghembuskan nafas, seperti beban yang ada di pundaknya sudah hilang.

"Apa yang baru saja aku katakan adalah perasaanku saat membuat animeku. Maaf jika itu bukanlah hal yang kau inginkan."

"Tidak, itu adalah yang terbaik."

Setidaknya itu adalah yang terbaik bagiku.

".... Ngomong-ngong, Army. Jangan-jangan saat kau membuat DARK ELF ..."

Sebelum aku dapat selesai berbicara, Army menyentuh bibirku dengan jarinya.

"Dia bilang dia sangat senang, bukan?"

"Iya."



- INI SANGAT MENARIK!



"Apa yang ingin kulihat adalah ekspresinya."

Dia tersenyum.... sama seperti anak kecil yang berhasil menjahili temannya.

Dia terlihat sangat senang.



Hari yang sama, malam hari.

Aku menyalakan laptopku dan mulai mencari pekerjaanku yang sebelumnya. Karena aku takut dengan hasilnya, itu adalah sesuatu yang biasanya tidak akan aku lakukan.

Tapi setelah pengumuman itu ...apa yang akan orang-orang pikirkan tentang novelku?

Akankah mereka akan membicarakannya lagi? Akankah para penggemarku merasa senang? Akankah mereka merasa khawatir? Hanya memikirkannya saja membuatku gugup.

Jadi aku seharusnya tidak mencari terlalu lama.... Aku menenangkan diriku dan mulai mencari novelku yang sebelumnya...

Hasilnya adalah sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Ada ilustrasi bahagia yang tidak diduga. Disitu ada tanda tangan dari Eromanga-sensei, yang mengatakan dia menggambar itu untuk merayakan pengumuman animenya.

Sepertinya dia juga merayakan berita itu dengan caranya sendiri.

Dibawah kalimat "Selamat atas animenya", aku bisa melihat senyuman dari adik perempuanku (pemeran utama perempuan light novelnya).

".... Jadi Sagiri sedang tersenyum bahagia saat dia menggambar ini"

Ada banyak komentar terjadap ilustrasinya.

- Sangat keren!!!

- Aku sangat senang! Aku menantikannya!

- Selamat atas animenya!

- Tolong jangan buat anime atau manga yang menyerang privasiku.

- Apa yang kau lakukan padaku saat ini adalah benar-benar ilegal!

- Aku paling mencintai adik perempuan.

- Eromanga-sensei, lakukan yang terbaik!

- Selamat, Eromanga-sensei, Onii-chan ♥ aku akan kirim pesan nanti ♪

- Oh yeah!!!!!!! Sangat imut

- Aku sudah lama menunggu ini! Aku sudah lama menunggu ini! Aku sudah lama menunggu ini!

- Adik perempuan paling imut di dunia akan jadi anime yang dapat merubah dunia!

- Ini pasti tidak akan menjadi anime yang biasa saja dan mudah dilupakan.

- Jika kau mengkhianati harapanku, bersiap-siaplah menerima kutukan mematikan milikku.

- Oleh penggemar Izumi Masamune.

- Izumi-sensei, Eromanga-sensei, aku akan mendukung kalian berdua!

- Aku sudah menunggu ini! Aku sangat menyukai cerita ini

Seperti itu -

Masih ada banyak yang bermunculan, bahkan ketika aku masih membacanya.

Ada pesan yang murni mengucapkan selamat, ada pesan pribadi, bahkan ada pesan yang bergaya chuunibyou, banyak gaya yang lain juga.... pesan-pesan ini terus bermunculan...aku tidak bisa membaca semunya.

"...Ha ha."

Ini adalah festival yang langka dalam kehidupan, kau harus menikmatinya sampai titik darah penghabisan - Elf-senpai berkata seperti itu.

Biarku lihat kondisi kemenanganmu - Kusanagi-senpai berkata seperti itu.

Lindungi gadis yang memegang erat mimpinya di dalam hatinya - Army-sensei berkata seperti itu.

Aku juga mendapatkan semangat dari Tomoe dan Muramasa-senpai.

Aku hampir dapat melihat wajah mereka muncul dan menghilang di udara.

Aku dapat melihat senyuman adik perempuanku (pemeran utama perempuan di light novel).

Oke, biarku lindungi mimpi mereka. Ayo mulai perjalanan kita bersama, untuk meraih mimpi kita.

Kemenanganku berada tepat di depanku.

Festivalnya akan dimulai!