Selama sesi wawancara "Adik Perempuan Paling Imut di Dunia" di Akihabara, pertama kalinya Eromanga-sensei menunjukkan jati dirinya.

Di hari yang sama, di sebuah ruangan didalam Akihabara, aku sedang makan bersama rekan kerjaku.

"Terima kasih atas kerja keras kalian."

"Hm, kuharap akan ada lebih banyak orang mengetahui novelku."

Seorang lelaki berambut blonde yang sedang mengenakan pakaian musim semi menanggapiku. Dia adalah juniorku, Kunimitsu Shidou. Dan disebelahnya ada Kusanagi-senpai.

Saat aku meninggalkan panggung, aku juga melihat Elf dan Muramasa-senpai, tapi aku lebih memilih langsung pergi menuju dua orang ini karena ada "sesuatu yang penting diantara laki-laki".

"Terima kasih banyak. Semua ini berkat kerja keras kalian semua."

Kataku. Itu adalah kenyatannya, aku tidak melakukan banyak hal. Wawancaranya sukses karena Eromanga-sensei (atau lebih tepatnya, karena bibiku, Kyouka-san).

"Jadi... apa sesuatu yang penting diantara laki-laki ini yang kau bicarakan?"

Aku mendapatkan perasaan buruk, jadi aku bertanya pada Kusanagi-senpai sambil menyiapkan mentalku.

"Itu,... itu tentang Kunimitsu."

"Tentang Shidou-kun?"

Aku mengulangi perkataannya kemudian berbalik kearah Shidou-kun.

Biasanya dia selalu seperti seorang pria muda yang berkilauan, tapi hari ini bahunya kelihatan lesu, dan kepalanya menghadap kebawah seperti ingin jatuh. Dilihat-lihat lebih dekat, ekspresinya sangat buruk sekali. Apa dia kurang cukup tidur atau yang lain?

"Sebenarnya, belakangan ini... aku sangat merasa lelah."

"Lelah? Jadi kau tidak bisa menulis?"

"Bukan berarti aku tidak bisa menulis apapun, tapi perkembangannya sangatlah lambat. Tidak peduli seberapa keras kucoba, aku tidak bisa melakukannya..." Keluhnya.

"Aku sedang menulis, tapi tiba-tiba aku malah searching Bagaimana cara meningkatkan motivasi dan novelku bahkan tidak bertambah satu kata pun!"

Wow wow wow!

Hal ini cukup normal bagi orang-orang yang bekerja di rumah, aku yakin kebanyakan dari kita pasti mengalami hal itu.

"Jika aku jadi kamu, aku akan tidur."

Tidur untuk beberapa jam dan mandi - meskipun mungkin kau tidak pulih kembali ke kondisi prima, tapi setidaknya melakukan itu akan memperbarui motivasimu. Sangat berguna baik dalam hal bekerja maupun belajar.

Mendengar saranku, Shidou-kun menggelengkan kepalanya.

"Bahkan setelah aku tidur, tidak ada yang berubah sama sekali. Aku tidak bisa menulis...lalu perlahan-lahan, aku tidak dapat membayangkan bagaimana aku menulis novel sebelumnya... pada akhirnya akupun jadi begadang."

"Hah, jadi situasinya cukup serius. Apa ada sesuatu hal yang terjadi?"

Aku tidak yakin ada sesuatu yang bisa kulakukan, tapi setidaknya aku akan mencoba mendengarkan masalahnya.

"Ada banyak... Apa kau ingat saat aku mengikuti turnamen Light Novel Dunia?"

"Iya, terus?"

Turnamen Light Novel Dunia

Awalnya turnamen itu dimaksudkan untuk penulis pendatang baru, tapi karena ada penulis terkenal yang ikut turnamen itu, jadi pada akhirnya seseorang yang masih pemula atau tidak terkenal berakhir kalah. Acara itu sangatlah kacau (diantara pemula).

"Saat itu, pekerjaanku bisa saja menjadi novel jika aku terus melanjutkannya."

Dulu, Elf juga mengatakan hal yang sama. Dia bilang Shidou-kun masih menulis series cerita pendek karya pertamanya, yang ceritanya dapat menghangatkan hati orang-orang.

"Satu setengah tahun kemudian, aku mencoba melanjutkannya... tapi tidak ada yang diterima, aku tidak bisa melakukannya."

Ceritanya tidak ada yang luar biasa, tapi aku tidak bisa mengatakan itu padanya.

Yah tapi, jika kita tidak dapat menulis, hal itu akan mempengaruhi pendapatan kita. Itu bukanlah hal yang bagus.

Itu adalah alasan pertama Shidou-kun merasa sedih. "Kerjaan tidak berjalan lancar."

"Kau tadi bilang banyak, jadi artinya ada alasan yang lainnya lagi?"

"Iya." Ucapnya sambil meneteskan air mata "Alasan lainnya... adalah hatiku sakit tapi tidak berdarah semenjak White Valentines..." (note: white valentine : hari dimana seorang pria membalas budi dengan memberikan coklat kepada perempuan karena telah memberikan coklat di hari valentine. informasi lebih lengkap google)

Aku tidak terlalu mengerti, tapi sepertinya Shidou-san menyukai editorku, Kagurazaka-san.

Beberapa dari kalian mungkin sudah lupa, jadi izinkan aku untuk mengatakannya lagi:

Selama hari Valentine, aku, bersama Army dan Shidou-kun, membuat strategi perang Valentine, yang dapat membuat Shidou-kun menerima coklat dari Kagurazaka-san (coklat pertemanan, lebih tepatnya.)

Sebulan kemudian, di hari White Valentine, Shidou-kun membalasnya dengan kue yang sangat luar biasa besar. Tapi Kagurazaka-san memakannya bersama dengan rekan kerjanya (laki-laki).

Dengan kata lain, perasaannya tidak mencapai orang itu. Hatinya hancur, Shidou-kun berakhir mabuk-mabukan di rumahku.

Alasan kedua Shidou-kun merasa sedih. "Cinta tidak berjalan lancar."

"Aku mengerti. Jadi begitu mengapa kau merasa sedih."

"Ada lagi!"

Lagi?

Dia melanjutkan:

"Hari ini, rencanaku datang kesini, adalah mengikuti acara musim semi ini untuk mengganti moodku... tapi aku bertemu banyak pengarang dan penulis pendatang baru. Kebanyakan dari mereka diwawancarai, kebanyakan dari mereka terlihat senang... aku menjadi lebih sedih. Aku tidak pernah menerima surat satupun dari penggemarku."

Ucapnya, kepalanya menunduk terlihat seperti akan jatuh ke meja kapanpun.

Kusanagi-senpai pun tertawa, dan berkata:

"Kau harusnya mencontoh diriku, jangan menulis saat sedang sakit hati, kau hanya membuatnya tambah buruk! Ah, selamat, Izumi-sensei, penjualan Sekaimo telah mencapai 100.000 salinan! Sungguh, seseorang yang ada dibawah sepertiku tidak bisa menandingimu. Apa kau berencana ingin menganimasikannya?"

"Ahahahah, entahlah?"

Sangat merepotkan.

Aku tidak pernah mencapai angka itu sebelumnya, jadi aku tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Berbeda dengan Elf, aku tidak bisa mengikuti arah pembicaraan ini. Yang bisa kulakukan hanyalah tersenyum kaku.

Dengan begitu -

Alasan ketiga Shidou-kun merasa sedih. "Dibandingkan dengan penulis yang lainnya, kerjaanku tidak berjalan lancar".

... Pada dasarnya seperti itu.

"Hah... Aku tidak punya energi untuk cemburu lagi... yang bisa kulakukan hanyalah menangisi diriku sendiri..."

Shidou-kun tersenyum hampa. Disebelahnya, Kusanagi-senpa mengangguk.

"Jadi seperti yang kau lihat disini, aku telah berbicara dengannya berulang-ulang kali, tapi aku sudah tidak tahan lagi. Izumi-kun, tolong kita."

"Meskipun kau mengatakannya..."

Meskipun aku memang ingin membantu, aku tidak yakin ini adalah hal yang dapat kubantu. Aku pikir orang itu harus melakukannya sendiri.

Contohnya, jika Elf atau Muramasa-senpai mendengarku mengatakan sesuatu yang sangat menyedihkan, aku yakin mereka akan menertawakan atau mengomeliku. Itu adalah cara mereka sendiri untuk membantuku memperoleh semangatku kembali. Dengan begitu aku dapat menyelesaikan masalahku sendiri.

Ini bukanlah sesuatu yang dapat aku bantu. Aku merasa jika aku memaksa membantunya, itu malah akan menjadi bumerang.

Kusanagi-senpai berbalik padaku:

"Jadi, Izumi, ini kesempatanmu."

"Kesempatan? Apa yang bisa aku lakukan?"

"Untuk membantu Kunimitsu, ayo kita pergi ke kencan kelompok."

"Kencan kelompok!?"

Aku tidak menyangka Kusanagi-senpai mengatakan itu.

Disebelahnya, mata Shidou-kun terbuka lebar.

"Kencan kelompok...maksudmu...yah, dengan jumlah laki-laki dan perempuan yang sama, kita mulai berbincang-bincang dan itu akan menandai awal sebuah hubungan..."

"Iya! Jika ada cewek cantik, kau mungkin akan semangat kembali!"

Mendadak, dengan *sreeet*, Shidou-kun bangkit dari atas meja.

"Itu benar! Terakhir kali Kusanagi-senpai membawaku ke sebuah klub, aku merasa sangat termotivasi!"

"Aku akan mengatakan ini sebelumnya; Aku tidak akan minum dengan Kunimitsu."

"Ke, kenapa? Itu sangat menyenangkan! Meskipun aku tidak terlalu mengingatnya!"

"Tutup mulutmu! Bagaimanapun juga, aku tidak akan minum denganmu."

"Eh? Eh?"

Hubungan mereka tidak terlalu buruk.

Izinkan aku untuk memberitahu ulang masalah ini. Ada ketika dimana, dikarenakan Shidou-kun mabuk berat, Kusanagi-senpai (bersama denganku dan Elf) punya ingatan yang tidak ingin kita ingat.

Kusanagi-senpai menyilangkan tangannya membentuk "X".

"Kali ini, kita bersama Izumi, yang masih dibawah umur, jadi tidak ada alkohol."

"Dengarkan aku, Kusanagi-senpai, Shidou-kun. Bisakah kalian berhenti membuat rencana tanpa bertanya padaku dulu? Aku TIDAK AKAN ikut! Aku punya seseorang yang aku suka!" Balasku dengan cepat, lalu "Selain itu, Shidou-kun juga punya seseorang yang dia suka! Lantas mengapa kalian baik-baik saja dengan rencana ini?"

"Hmmm, kau ada benarnya juga..."

Junior ini sepertinya akan setuju-setuju saja pada apapun.

Kusanagi-senpai tersenyum:

"Biarkan aku memberitahu pikiran Kunimitsu sekarang. Kerjaanku tidak berjalan lancar. Cintaku tidak berjalan lancar. Semuanya tidak berjalan lancar. Bukan berarti aku menyerah pada Kagurazaka-san, tapi ini adalah kesempatan untuk bertemu cewek baru. Akan lebih baik lagi jika dia lebih muda dariku."

"A, aku tidak berpikir seperti itu!" Dengan cepat Shidou-kun mengoreksinya.

"Sungguh?"

".........."

Melihat mata Kusanagi-senpai, Shidou-kun tidak bisa melakukan apa-apa dan membalikkan badan.

Tepat sasaran kah?

Dengan lembut Kusanagi-senpai menyentuh pundaknya, kemudian berbalik padaku:

"Meskipun ada seseorang yang kau sukai, bukanlah masalah jika itu kencan kelompok. Jangan jadi keras kepala Izumi."

"Jika kau membiarkan karakter utama di light novel mengucapkan itu, para pembaca akan menghajarmu sampai babak belur."

Belakangan ini, orang-orang mulai banyak meminta membuat karakter utama menjadi sedikit beradab.

Kusanagi-senpai mengguncang-guncang pundaknya:

"Lagipula baik aku maupun Kunimitsu bukanlah karakter utama di light novel~"

"Aku pikir itu sesuatu yang orang normal lakukan."

"Aku tidak peduli dengan alasanmu. Tak seorangpun dari kita peduli, ya kan Kunimitsu?"

"Eh... a, apa yang harus kulakukan..."

Gawat. Shidou-kun sedang dipengaruhi olehnya.

Kusanagi-senpai pun memukul meja:

"Hey, Izumi... Izumi Masamune-sensei si murid SMA, tidakkah kau ingin membantu juniormu yang sedang patah hati ini? Aku hanya ingin mengenalkannya cewek-cewek imut menggantikan wanita tua itu!"

"Jangan sebut Kagurazaka-san seorang wanita tua!"

Seperti yang diduga dari Shidou-kun, dengan cepat ia mengatakannya. Aku pun berkata:

"Tunggu sebentar! Apa yang sedang kau rencakan padaku?"

"Kenalkan aku dengan cewek-cewek SMA."

Pinta Kusanagi-senpai dengan wajah serius.

Polisi! Aku akan menelepon polisi untuk menangkapmu!

"Ba, bagaimana bisa aku mengenalkan temanku pada seseorang yang sangat mencurigakan sepertimu!"

"Mencurigakan? Mananya? Kita hanya ingin bersenang-senang!"

"Bohong!"

Mendengar penolakan kerasku, Kusanagi-senpai memegang leher Shidou-kun dan mendorong wajahnya padaku.

"Izumi! Lihatlah betapa polosnya mata dia ini! Apakah seseorang yang selalu memikirkan eroge ini terlihat mencurigakan?"

"Aku tidak tahu dia sedang memikirkan eroge atau tidak, tapi matanya menyedihkan! Seperti ikan mati!"

"Dia memang menyedihkan, bukan?"

"...Bisakakah kalian berhenti menyeretku dalam masalah ini?"

Gerutu Shidou-kun. Aku mengalihkan pandanganku darinya dan melihat Kusanagi-senpai:

"Kalau kau bagaimana? Bisakah kau mengenalkan seseorang padanya?"

"Aku tidak tahu seorangpun yang cukup polos untuk mengobati pria muda ini. Dia hanya bisa diobati oleh cewek polos yang lebih muda darinya."

Kata-katanya mendadak jadi tambah serius, membuatku merasakan sedikit tekanan.

"Mengikut kencan kelompok akan memberimu banyak referensi cinta yang sangat berguna! Ini adalah kesempatan emas; biasanya kau tidak akan pernah mendapatkan kesempatan ini."

“Kuh…Mwwu….”

Jika pikiranku jernih, aku bisa tahu alasannya itu sangatlah tidak masuk akal. Tapi pada saat itu aku tertipu dan merasa apa yang dia ucapkan sangatlah masuk akal.

"Bagus, Izumi - cepatlah dan ajak cewek-cewek imut ikut kencan kelompok! Aku yakin itu pasti menyenangkan! Kita juga bisa menolong Kunimitsu! Jika kau tidak percaya, kau boleh datang dan mengawasi kita!"

"Cewek...imut...kencan kelompok..."

"Iya iya! Cewek Imut! Cewek SMA!"

"Tolong cari cewek-cewek yang polos, Izumi-kun!"

Hey hey! Shidou-kun? Sejak kapan kau ada di pihaknya?

"Kalau bisa, tolong cari cewek yang menyukai light novel!"

"Jika orang semacam itu ada, dia pastilah seorang malaikat... dimana aku bisa menemukan orang seperti itu?"

Oh, Shidou-kun terdengar aneh hari ini.

"Ah ~ apa kau akan meminta bantuan pada rekan kerjamu, Izumi-kun? Itu bukanlah sesuatu yang bisa kulakukan ~"

"Aku tidak ingin mendengarnya darimu!"

Cepatlah dan beritahu aku siapa yang kau sukai?

"Ah, liburan itu sangat menyenangkan. Izumi-kun bersenang-senang dengan dua cewek cantik sementara aku dan Chris-san harus kerja..."

"Apa?"

Ini sudah musim semi, tapi kau masih bisa mengingat sesuatu dari musim panas tahun kemarin?

"Izumi! Bagaimana... kau bisa sekejam itu pada juniormu? Sungguh senior yang dingin!"

Kusanagi-senpai, bisakah kau berhenti berpura-pura terkejut?

"Terus terang, aku pikir Izumi-kun berhutang padaku karena telah tidak mengganggumu bersenang-senang saat liburan itu."

"Tidak tidak tidak, Shidou-kun. Masalah yang kau berikan setelah kau mabuk-mabukan bisa dianggap lunas."

"Eh? Apa hal itu terjadi?"

"Jangan katakan padaku kalau kau lupa!"

Apa dia sungguh tidak mengingatnya? Atau dia berpura-pura lagi?

Kusanagi-senpai berkata dengan nada yang serius:

"Dia jelas tidak mengingatnya."

"Kuh!"

Saat Shidou-kun mabuk di rumahku, Kusanagi-senpai juga tahu masalah itu.

"Aku tidak tahu apa yang kalian berdua bicarakan, tapi sekarang saatnya bagiku untuk meminta bantuan Izumi-kun karena dia berhutang padaku. Kenalkan cewek polos yang menyukai light novel padaku."

"A, aku tidak pernah berhutang apapun padamu..."

"Kuulangi sekali lagi: cewek muda, kau dengar? Muda!"

"Jangan salah paham dulu, aku hanya ingin sebuah pertemanan yang bersifat persaudaraan. Tidak lebih... aku hanya ingin sesuatu yang dapat mengobati hatiku...!"

Apa kau sungguh ingin ngobrol sama cewek SMA SEGITUNYA? Bukankah kau baru saja lulus SMA?

"Baiklah! Baiklah! Aku akan berusaha!"

Aku dipaksa melakukannya oleh junior dan seniorku...

Pada akhirnya, aku menyetujui permintaan mereka.

Selanjutnya adalah bagian yang merepotkannya... dimana aku bisa menemukan perempuan seperti itu...?



Minggu depannya, di dalam kelas. Aku sedang berbaring, tidak bisa memikirkan solusi ketika seseorang sedang menyapaku:

"Mune-kun, Mune-kun."

Dia adalah teman sekelasku, Takasago Tomoe. Gadis cantik dengan rambut hitam panjang. Dengan dadanya berukuran ideal yang hampir nampak di seragamnya.

"Terima kasih atas kerja kerasmu. Aku melihat wawancaramu juga."

"Er... terima kasih."

"Aku tidak tahu Eromanga-sensei adalah perempuan cantik seperti itu."

“Ah…ahahaha…”

Dia bukan yang sesungguhnya - tentu saja, aku tidak bisa mengatakan itu padanya.

Tomoe menurunkan kepalanya, dan berbisik padaku.

"...Neh, apa orang yang kau sukai itu Eromanga-sensei, Mune-kun?"

"Eh... bagaimana ya..."

"Apa aku benar?"

"Hmmm, enggak juga..."

Iya, aku memang menyukai Eromanga-sensei. Tapi bukan Eromanga-sensei yang ada di acara wawancara, Kyouka-san. Pertanyaan Tomoe bukanlah sesuatu yang bisa kujawab dengan mudah.

"Hmmm, tolong jangan tanya itu lagi." Aku memaksa mengakhiri topik pembicaraan ini "Kau tahu..."

"Iya?"

"............"

"Ada apa? Kenapa kau melihatku?" Tomoe terlihat kebingungan.

"Sebenarnya... untuk beberapa alasan, aku sedang mencari seseorang yang cocok dengan kriteria."

"Mwu, kriteria?"

Melihat wajah kebingungannya:

"Iya. Cewek imut yang masih muda, yang masih polos, menyukai light novel dan bisa berbaur dengan orang lain dengan mudah."

"Ah, apa kau sedang membicarakanku."

Tomoe pun tertawa. Kata orang-orang, setiap burung suka mendengar nyanyiannya sendiri. Aku tahu dia akan menjawabnya seperti itu.

"Yah... sebenarnya... aku memang setuju Tomoe memenuhi semua kriterianya..."

Tapi... gimana yah...

"...A, aku cuman bercanda, tapi kau menganggapnya serius. Sangat licik."

Sekarang dia jadi malu.

"Apa sebenarnya yang sedang kau bicarakan?"

"Kencan kelompok."

"Eh?"

"Aku sedang mencari kandidat untuk kencan kelompok - denganku. Itulah mengapa aku mencari perempuan yang memenuhi kriteria itu."

".................Hm."

Tiba-tiba aku merasakan tulang punggungku menjadi dingin.

Dia sedang meremehkanku, ya kan?

"Kau bilang kau punya seseorang yang kau sukai ~ mwuuuuu."

"Kuh!"

Kusanagi-senpai! Shidou-kun! Tidak bisakah kau lihat ini!? Cewek polos yang sesungguhnya TIDAK akan ikut kencan kelompok!

"A, aku tidak bisa menolaknya! Akhir-akhir ini juniorku sedang merasa sedih -"

Dengan cepat aku menjelaskan situasiku pada Tomoe. Aku meyakinkannya kalau ini bukanlah sesuatu yang aneh, hanyalah sebuah kencan kelompok pertemanan yang normal.

Setelah mendengar penjelasanku, Tomoe masih terlihat kurang senang.

"Apa maksudmu, kencan kelompok pertemanan? Aku tidak mengerti."

"Menurut juniorku, itu artinya sebuah pertemuan dimana semua orang bisa bersenang-senang."

"...Hm. Orang itu terdengar seperti hikikomori."

Yeah, itu benar.

Tomoe merenungkannya sebentar, kemudian melihatku:

"Apa orang yang kau sukai tahu ini?"

"Siapa?"

"Sudah ~ ku ~ bilang ~ apa orang yang kau sukai tahu kalau kau akan mengikuti kencan kelompok?"

"Tidak, dia tidak tahu."

"Hoh ~ aku mengerti."

Tomoe menyilangkan tangannya didepan dadanya, menatap langsung padaku.

"Mune-kun ~ kau punya seseorang yang kau sukai ~ tapi kau masih sembunyi-sembunyi ikut kencan kelompok ~"

"......Yup."

"Apa yang kau pikirkan tentang itu?"

"Aghhhhhhh! Aku merasa sangat bersalah! Aku tidak berani melihat dia lagi!"

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana Shidou-kun masih bisa tetap tenang. Sasuga professional hikikomori.

Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa melakukan sesuatu yang tidak setia didepan orang yang kusukai.

"Ada apa, Nii-san? Perutmu...sakit?"

Aku hampir bisa melihat wajah Sagiri di depanku. Kampret, perutku jadi sakit beneran.

Aku memegang kepalaku putus asa. Tomoe melihatku dengan ekspresi serius, kemudian menghembuskan nafas.

"Jika kau merasa keberatan dengan itu, maka tolaklah! Cepatlah cepatlah! Kau sungguh tidak ~ berguuuuuuuuuna !"

Ucapnya, dia menunggu sesaat sebelum memegang bahuku.

"Baiklah, ~ biarkan aku membantumu."

Aku membuka mataku dengan lebar:

"Membantuku... apa kau bilang kau ingin pergi mengikuti kencan kelompok itu?"

"Tapi..."

"Bukan itu maksudku. Maksudku aku akan membantu memecahkan kedua masalahmu: Aku merasa bersalah karena telah membohongi orang yang aku suka dengan ikut kencan kelompok itu dan sangat merepotkan mencari perempuan seperti itu."

"Kau bisa melakukannya?"

"Pertama, untuk menghilangkan perasaan bersalahmu."

"Yeah?"

"Tapi ini masih sepenuhnya tergantung padamu. Semua yang dapat kulakukan hanyalah memberikan dorongan kecil. Pada akhirnya, aku tidak tahu seperti apa orang yang kau sukai itu, atau ada hubungan seperti apa denganya."

Itu memang benar.

"Tapi tetap saja, jika aku adalah pacarmu..."

"Um, jika Tomoe pacarku?"

Mungkin karena aku berpikir terlalu banyak, aku membalasnya dengan nada yang sedikit gugup. Tomoe pun tersipu.

"Jika saja, aku hanya mengandai-andai, oke?"

"Tentu tentu."

"...Oke...*ahok ahok*... Jika... jika aku adalah pacarmu... dalam masalah ini... aku ingin kau memberitahuku."

"Memberitahumu kah..."

"Iya. Jelaskan saja padaku. Seperti bagaimana seniormu memaksamu melakukan ini untuk membantu juniormu yang sedang merasa sedih. Beritahu dia semuanya. Setidaknya aku mengerti kalau pacarku hanya sedang membantu juniornya."

"Tapi bagaimana jika dia marah?"

"Dia akan marah."

Kan?

"Tomoe-san, apa yang bisa kulakukan kalau sudah begini?"

Dengan tulus aku bertanya pada Tomoe yang tidak berdosa dan masih polos.

Dengan pergerakan yang cepat, dia menunjuk wajahnya sendiri:

"Sogok dia dengan hadiah."

"Aku pikir kau tidak berdosa dan masih polos?"

"Aku memang tidak berdosa dan masih polos! Dengar baik-baik! Dengarkan aku, Mune-kun yang bodoh! Peraturan saat kau sedang berurusan dengan perempuan yang sedang marah adalah dengan memberikannya hadiah."

"Hadiah? Berapa banyak?"

"Setidaknya, berikan mereka sesuatu yang berharga."

"Dan kau bilang kau itu tidak berdosa dan masih polos! Bisakah kau katakan saja seperti aku ingin hadiah jika di dalamnya berupa uang?"

Aku mengulangi perkataanku. Dengan tenang Tomoe merentangkan tangannya:

"Pada akhirnya, aku tidak siapa orang yang kau suka. Hadiah seperti apa itu tidak penting jika dia menyukaimu ~ Kau tahu Mune-kun, jika kau menyembunyikan perasaanmu di dalam hatimu, perasaanmu itu tidak akan pernah mencapainya."

Dengan kata lain, jika aku tidak merubah perasaanku menjadi tindakan, maka itu hanya akan menjadi sia-sia. Maka dari itu, mengapa aku membutuhkan hadiah.

Itu adalah solusi Tomoe.

"Kau mengerti? Jelaskan dia semuanya. Kemudian pilihlah hadiah yang dia sukai. Tolong lakukan saja itu."

"Terima kasih! Aku merasa lega sekarang."

Aku menggosok-gosok dadaku, merasa lega dan berterima kasih pada Tomoe.

"Itu bagus. Oh benar benar - saat kau memberinya hadiah, pastikan kau mengatakan ini."

Dia tersenyum dan membuat pose imut:

"Aku sangat menyukaimu."

"Aku mati jika mengatakan itu."

"Eh? Kenapa?"

"Oh ~ jadi seperti itu hubunganmu ~ aku mengerti aku mengerti!" Tomoe memalingkan matanya.

"Kalau begitu - aku akan mencobanya!"

Paling tidak, aku tahu apa yang bisa kubeli untuk adik perempuanku!

"Dan mengenai masalah keduaku!"

Aku mengakhiri topik pembicaraan saat ini. Tomoe juga nampaknya tidak keberatan.

"Hmmm ~ menurut perkataanmu, tidak ada yang berbahaya tentang kencan kelompok itu, kan? Bisakah aku mempercayaimu Mune-kun? Dan juga, sebagai penggemar light novel, aku sangat senang membantu penulis light novel memulihkan diri."

Tomoe membisikkan sesuatu ke telingaku.

"Huh?"

"Penulis hikikomori itu ingin perempuan yang suka light novel, tidak berdosa, polos dan masih muda, benar?"

"Itu benar."

"Hm hm. Aku tahu ada anak yang bahkan lebih cocok untuk itu ~"

Tomoe tersenyum jahat.



Hari minggu selanjutnya.

Di ruang keluarga, dalam rumah Masamune. Kami memutuskan mengadakan kencan kelompoknya disini.

Kenapa disini kau tanya? Well, aku akan menjelaskannya sekarang - atau lebih tepatnya, aku harus menjelaskan hal ini.

Mengapa situasinya berubah jadi mimpi buruk seperti "Mengikuti kencan kelompok tepat dibawah orang yang kau sukai"?

Aku mencoba menahan air mataku, tapi semuanya sudah ada disini. Aku hanya bisa mencoba bertahan.

Beberapa laki-laki dan perempuan sedang duduk di ruang tamu di hadapanku.

Di bagian laki-lakinya ada - Izumi Masamune, Kunimitsu Shidou, dan Kusanagi Ryouki. Totalnya ada 3 orang.

Di bagian perempuan ada -

"Jinno Megumi, 13 tahun ~☆"

"... Natsume Aya... 11 tahun."

"Siratori Ageha! 8 tahun!"



“…………………………………..” <- Kusanagi-senpai.

“…………………………………….” <- Shidou-kun.

Menghadapi cewek-cewek ini yang sedang tersenyum, kita laki-laki hanya bisa berwajah pucat, hampir ketakutan.

Akhirnya, Kusanagi-senpai memegang pundakku:

"Izumi ~~ Kun ~~! Bisakah kau pergi ke toilet bersamaku?"

"Toilet rumahku hanya bisa dipakai satu orang, senpai."

"Diamlah. Kesini, Kunimitsu."

"Aw, sakit... jangan narik."

"Aku juga harus ikut?"

Aku dan Shidou-kun ditarik paksa ke lorong.

Saat ini, Megumi dengan bahagianya menunjuk kearah kami:

"Ah ~ aku tahu. Selanjutnya adalah sesi strategi kencan kelompokmu! Hm hm, silahkan ♪, itu dibutuhkan jika kau ingin sukses lagipula. Baiklah semuanya, ayo kita lakukan sesi strategi juga ♥!"

Sungguh kesalahpahaman yang besar.

Dan... percakapan ini pun terjadi:

"Dari kiri ke kanan, 70 poin, 40 poin, 10 poin. Bagaimana menurut kalian?"

"Siapa yang ingin kau pilih?"

"Aku ingin orang yang di tengah."

"Apa ada yang aneh dengan matamu?"

Yup. Percakapan yang sangat kotor.

Tentu saja, kelompok Megumi sedang membicarakan kita.

"Lihat, Kusanagi-senpai. Karenamu, mereka punya kesan yang buruk pada kita!"

"Diam."

Dia menutup pintu dan mendorongku ke tembok.

"Izumi... apa-apaan ini?"

"Berhenti berpura-pura. Maksudmu apa dengan cewek-cewek ini?"

"Izumi-kun, kau bilang kau akan mengenalkan cewek imut padaku..."

Aku melirik ke ruang keluarga, dan menjawab:

"Aku melakukan sesuai permintaanmu. Imut, cewek muda - seperti yang kau bilang."

"Terlalu muda!"

"Kau mencari cewek SMP dan cewek SD...!? Apa kita memintamu melakukan itu?"

"Tunggu tunggu... kalian berdua, jangan patahkan leherku! Sakit!"

"Kau hanya berpura-pura bodoh!"

"Kita memintamu, seorang murid SMA karena kita ingin bertemu murid SMA yang menyukai light novel! Tapi kau..."

"Anak sialan itu bilang dia masih berumur 8 tahun!"

"Dia akan jadi cewek SMA ...di masa depan. Tolong pikirkan akan hal itu."

"Sekarang! Yang terpenting adalah... SEKARANG!"

"Apa yang bisa kita lakukan SEKARANG? Kita harus mengikuti kencan kelompok mimpi buruk ini?"

"Bagaimana kalau hanya mengobrol sedikit dan bersenang-senang?"

Aku mencoba mempertahankan sikap "Aku tidak mengerti apa masalahmu"

"Kau sungguh orang... tolol! Sangat tolol! Apa kau pikir ini tidak ada hubungannya denganmu?"

Melihat diriku masih menolak mengakui niat jahatku, Kusanagi-senpai pun marah.

"Apa maksudmu dengan itu?"

"Sekarang, bahkan bocah punya hp. Meskipun dia tidak mengerti betapa berbahayanya internet, tapi jika kau meminta dia merahasiakannya, dengan gembira dia akan menyebarkannya lewat SNS, dan akan memberitahu semua temannya! Dia akan mengunakan Line, Instagram juga -"

"Dan maksudmu adalah?"

"Tidakkah kau mengerti!? Setelah ini, bagaimana jika mereka mengambil foto? Bayangkan seberapa cepatnya sebuah foto dengan judul "Aku ikut kencan kelompok dengan penulis light novel ♥" akan menyebar? Ini adalah bukti yang kuat! Kita, di umur dua puluhan! Mereka, kemungkinan besar masih SD! Seluruh dunia akan tahu!"

Mata Kusanagi-senpai menjadi merah.

"Er... aku pikir kau terlalu berlebihan..."

"Bodoh, aku akan memberimu sebuah peringatan sebagai seniormu. Kau harus mempersiapkan diri dalam kejadian 「 Semua informasi publikku di Internet diambil oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab, kemudian menggunakannya melawanku saat masa-masa terpurukku 」. Enkripsi, informasi yang hanya dibagikan dengan teman dan sebagainya tidak memiliki makna terhadap mereka. Aku pernah menerima banyak foto telanjang penulis light novel, kebanyakan dari mereka adalah yang belum pernah aku temui sebelumnya - itulah buktinya. Kalau begitu bagaimana rencanamu dalam menghadapi hal seperti itu?"

"Aku mengerti maksudmu! Tolong berhenti memberiku contoh mimpi buruk seperti itu!"

Internet mengerikan! Sangat mengerikan!

Akan tetapi, menuruti perkataannya, itu sama saja berbahayanya dengan dia ikut kencan kelompok bersama cewek SMA.

"Kalau begitu... apa yang kau rencanakan sekarang, Kusanagi-senpai?"

"Aku coba memikirkan sesuatu... tunggu sebentar."

Hanya dengan dia tidak berkata "Aku akan pulang" menunjukkan sikap pantang mundur nya dia.



Kita kembali ke ruang keluarga. Mereka sedang menunggu kita. Kita harus memberitahu mereka dengan jelas maksud dari kencan kelompok ini.

"Kau ~ sangat lambat ~ Onii-san ♪"

Yang baru saja berbicara adalah seseorang yang bernada manis tidak lain dan tidak bukan adalah Jinno Megumi.

Tiga belas tahun. Ketua kelas Sagiri, juga salah satu temannya.

Hari ini, Megumi mengenakan pakaian musim semi dan rok mini yang memperlihatkan kaki mulusnya.

Kalian mungkin mengira-ngira, tapi semua perempuan yang ada disini adalah teman Megumi. Tomoe meminta Megumi mengumpulkan mereka.

Tentu saja, sebelumnya mereka sudah tahu tentang kita.

"...Dari Megumi, kita tahu kalian adalah seorang penulis light novel."

Perempuan dengan kacamata adalah Natsume Aya, sebelas tahun. Dia memakai pita di rambutnya, yang cocok dengan bajunya.

Berdasarkan apa yang Megumi katakan padaku - "Aya-chan ingin jadi penulis light novel di masa depan!"

Dia juga ikut beberapa kontes light novel - tidak heran dia terlihat sedikit gugup.

"Senang berkenalan denganmu, Onii-chan!"

Baru saja, kata seseorang dengan suara rendah adalah Shiratori Ageha, delapan tahun.

Rambutnya coklat terang, mengenakan seragam yang tidak sesuai dengan umurnya. Penampilan yang lemah lembutnya menjanjikan kecantikan sesungguhnya di masa depan.

Tepat seperti Megumi katakan - "Ageha-chan adalah orang yang paling banyak disukai laki-laki diantara teman-temanku!"

Mendengar Megumi mengatakan temannya lebih terkenal dari dirinya diantara laki-laki itu sedikit...

Yah, dia imut, sudah jelas... tapi "laki-laki" yang ia katakan mungkin maksudnya "laki-laki seumuran". Paling tidak diriku sendiri tidak merasakan apapun.

Dia adalah orang ketiga di kencan kelompok ini, sang kartu as nya - aku akan menjelaskannya nanti.

Megumi melihat kearah kita:

"Baiklah, sekarang giliran kalian, Onii-san ♥"

Kita (laki-laki) melihat satu sama lain dan dengan cepat melakukan percakapan

Hal itu adalah bagian yang normal dari sebuah kencan kelompok...tapi

(... Aku tidak ingin memberitahu mereka namaku)

(Aku tidak ingin disebut lolicon...Aku tidak ingin disebut lolicon...Aku tidak ingin disebut penulis lolicon...!?)

(...Aku sudah ketahuan dari penname-ku...)

Kita semua tahu berbahayanya jika kita memberitahu mereka nama asli dan penname kita.

Kita juga tahu bakal percuma jika kita meminta mereka merahasiakan kencan kelompok ini

"..Kalau begitu aku pertama."

Kusanagi-senpai mengangkat tangannya dengan berani.

Well.. apa yang akan dia lakukan... tidak banyak yang bisa ia lakukan setelah mereka mengetahui tentang pekerjaannya... hampir tidak ada, faktanya.

"Tolong beritahu kami penname mu."

Aya-chan sangat gugup, seperti seorang penggemar mengikut acara foto bareng.

Ini dia!

Dia akan mulai menanyakan hal ini padanya!

Onii-chan ini, yang terlihat seperti Pangeran Noctis - light novel seperti apa yang ia tulis ya - sebagai penggemar light novel, dia pasti sangat ingin tahu. (note: Prince Noctis Lucis Caelum adalah karakter utama Final Fantasy XV)


".....Kuh..."

Baik Kusanagi-senpai maupun diriku sedang bersandaran ke pojok. Megumi pun menambah garam ke dalam luka kita:

"Ngomong-ngomong ~ selain namamu, tolong beritahu kita juga tentang novelmu."

Tolong berhenti bertingkah seperti ketua kelas!

Sialan, Kusanagi-senpai! Apa yang harus kita lakukan sekarang! Sekarang kita tidak bisa melarikan diri, apa yang bisa kita lakukan?

Dia pun menjawab dengan wajah serius:

"Kadono Kouhei. Novelku adalah Boogiepop series." (note: Boogiepop series memang ditulis oleh Kadono Kouhei. Informasi lebih lengkap di en.wikipedia.org/wiki/Boogiepop_series)

"Huh...!?"

Mataku hampir jatuh dari tempatnya, aku melihat Kusanagi-senpai dengan terkejut.

"..Apa, apa yang kau bicarakan..."

Aku bergumam lemah. Kusanagi-senpai membalas dengan berbisik:

"Sekarang, aku berpura-pura jadi Kadono Kouhei-sensei."

Jangan jangan jangan jangan jangan!

Kau berpura-pura jadi orang lain! Dan kau seharusnya tidak boleh menggunakan nama itu! Itu terlalu beresiko!

Karena Kusanagi-senpai menggunakan nama pengarang yang sangat terkenal, Aya-chan bereaksi "Ehhhhh?" suara terkejut. Dia memanfaatkan waktu itu untuk memberiku perintah.

"Cepatlah kau ikutan juga Izumi, ini sudah tidak bisa ditolong. Aku tidak akan membiarkan kencan kelompok antara penulis light novel dan bocah SD diketahui oleh publik. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja."

"Jika kau berhasil pun, Kadono Kouhei-sensei akan disebut sebagai orang yang ikut kencan kelompok dengan anak SD, apa kau yakin itu akan baik-baik saja?"

"Bagaimana bisa Kadono Kouhei-sensei marah karena hal itu. Itu Boogiepop, kau tahu?"

Apa hubungannya Boogipop dengan ini?

"Dan meskipun kau memalsukannya, dia akan segera tahu - karena kau tidak terlihat mirip dengan yang aslinya."

"Selama aku hidup melewati ini, aku akan melakukan apapun...! Bukan berarti kita akan bertemu lagi! Dan aku ragu bocah ini tahu yang aslinya juga! Kita mungkin akan berhasil jika beruntung. Keadaan terburuknya, kita akan memberitahu mereka kalau kita tidak peduli dia percaya atau tidak."

"Apa kau bodoh!"

Rencananya penuh dengan lubang.

"Ahok ahok ahok ahok ahok..!"

Dikarenakan penname Kusanagi-senpai, Aya-chan sangat, sangat gelisah.

"Apa itu...benar? Bisakah kau tolong memberiku tanda tanganmu!"

"Dia berbohong. Penname nya adalah Kusanagi Ryouki. Novel series nya bukanlah 「Boogiepop」 melainkan 「Pure Love」"

"Izumi!"

Kusanagi-senpai pun berdiri, tapi aku mengabaikannya.

"Aku Izumi Masamune."

"Aku Kunimitsu Shidou."

Kata Shidou-kun, menyerah. Aku mengangkat tanganku menuju Megumi:

"Maaf, Megumi. Bisakah kau tolong merahasiakan kencan kelompok ini?"

"Tentu saja ~ aku janji."

Megumi dengan santai menyetujui permintaanku. Dia tidak bereaksi sama sekali ketika Kusanagi-senpai memperkenalkan diri dengan nama palsu itu.

Ngomong-ngomong, Ageha-chan masih tidak yakin apa yang sedang terjadi, dia memiringkan kepalanya kebingungan.

"Meskipun Megumi selalu menambahkan sesuatu yang tidak penting, tapi dia selalu menjaga janjinya. Perkenalan diri yang normal seharusnya baik-baik saja."

"....Sungguh?"

Mungkin.

Bagaimanapun, setelah mengetahui Sagiri adalah Eromanga-sensei, Megumi tetap menjaga rahasia itu... jadi itu akan baik-baik saja...kan? Walaupun apa yang Kusanagi-senpai katakan menakutiku, paling tidak aku pikir ini lebih baik daripada berbohong secara terang-terangan.

Aku pun melirik Megumi, dengan cepat ia memegang wajahnya dan bertingkah malu malu.

"Oh ~♥ aku tidak tahu Onii-chan sangat mempercayaiku ♪ Aku sangat senang ~ Hatiku berdebar-debar!"

"Okay okay!"

... Aku pikir seharusnya aku tidak menyebut itu saat wawancara kita kemarin, Megumi membuat cerita yang tidak perlu.

"Kalau begitu, sekarang harusnya kita berbagi minum! Onii-chan, biarkan aku mengisi cangkirmu dengan cintaku ~~"

"Hey, tidak usah melakukannya."

Setelah Megumi selesai berbicara, kencan kelompoknya resmi dimulai.

*Duk Duk*. Langit-langitnya bergetar.

Getaran yang baru saja itu maksudnya "Pelankan suaramu"

"................Aku punya hal yang perlu dilakukan, silahkan buat kalian nyaman seperti di rumah sendiri."

Aku pun berdiri dan meninggalkan ruangan keluarga, pergi menuju tangga.

"Sialan...Sagiri.... sepertinya dia sangat marah."

Aku bisa menyadari moodnya berdasarkan suara tadi.

Akhirnya, aku berdiri di depan kamar terkunci. Mungkin itu hanyalah imajinasiku, tapi aku pikir aku melihat aura gelap yang dipenuhi kebencian keluar dari pintu ini.

"Omaigat...."

Kemudian, aku pun masuk dan menghadapi adik perempuanku yang sedang marah.

Sekarang, izinkan aku memberitahu kalian alasan mengapa aku memilih rumahku sendiri untuk dijadikan tempat kencan kelompok diadakan.



Hari ketiga setelah aku berbicara dengan Tomoe. Setelah pulang sekolah, di dalam kamar terkunci, aku mengobrol dengan Sagiri.

"...Nii-san, ada apa? Kakak berkata sangat serius ada sesuatu yang kau butuhkan..."

"... Sebelum itu, tolong terima ini."

"Apa? Ah - ini-!!"

Dengan senang Sagiri menerima buku yang aku berikan untuknya.

"Ini..ini adalah... buku maha agung...."



"Buku 「Ensiklopedia Pantsu」 yang sudah lama berhenti dicetak!"



Dia mengangkat tinggi buku itu, sama seperti Link mengangkat pedang masternya di game. Aku hampir bisa mendengarkan suara yang sama.

"Bagaimana, Nii-san! Bagaimana caranya mendapatkan ini?"

"Aku meminta Tomoe mencarikan buku ini, kemudian kita menemukannya di toko buku tua. Aku membelinya kemarin. Buku yang kau inginkan."

“Um, um!”

Dia menganggukan kepala dengan semangat, masih memegang buku itu. Situasi ini akan sangat menyentuh, jika kalian mengabaikan judul bukunya. Adik perempuanku tersenyum bahagia.

".............Terima kasih banyak, Nii-san."

"Sama-sama, Sagiri."

Ah... mengeluarkan uang banyak untuk membeli buku erotis itu terbayarkan sudah... Tapi aku tidak menduga hal yang Sagiri katakan selanjutnya:

"Jadi, kau berbuat salah apa kali ini?"

"Eh?"

"Apa kesalahanmu kali ini...Nii-san?"

Tanya Sagiri, masih tersenyum.

Jadi dia menyadarinya hah.

Senyumannya seketika menghilang, dan menjadi cemberut:

"Katakan. Cepat. Apa yang sudah kau lakukan... sehingga kau ingin mencoba menyogokku?"

"Bahkan adik perempuanku menganggapnya seperti itu?"

"Aku akan minta maaf jika aku salah."

"Kau tidak salah!"

"Kan!?"

Sagiri mulai menendangku, seperti berkata "Sudah kuduga". Walaupun itu tidak sakit, dia terus menendangku:

"Cepat beritahu aku! *tendang* Nii-san! *tendang* Apa yang kau *tendang* lakukan kali ini *tendang* ...phew...phew..."

Dia kelelahan. Tapi itu sangat imut.

"Baiklah baiklah, aku akan memberitahumu! Tapi... dengarkan aku dulu? Setelah mendengar bagian pertama, kau akan marah, tapi itu hanya kesalahpahaman karena baru mendengar setengahnya. Kau harus membiarkanku selesai terlebih dahulu."

"Jangan buat alasan. Apa yang sudah kau lakukan?"

"Ya.... kali ini... aku akan ikut itu..."

"Itu? Apa itu?"

"Kencan kelompok."

"A...apa?"

"Kencan kelompok."

“………………………..”

“………………………..”

Terjadilah keheningan yang panjang, dan sangat canggung diantara kita.

"Sa, Sagiri?"

"Onii-sama... tadi...aku...aku pikir salah mendengarmu, aku tidak bisa memahamimu. Bisakah kau tolong mengulanginya lagi lebih jelas?"

"Tunggu tunggu, kau salah paham!"

Nada suara wanita kelas atas yang sambil tersenyum sangatlah mengerikan!

"Kencan kelompok, aku bilang memang kencan kelompok. Tapi cuman kencan kelompok pertemanan!"

"Kau jelas-jelas sedang membuat alasan! Mwuuuuuuuuuuuuuuuu ~~ Aku membencimu, Nii-san!"

Sialan! Semua ini salah Shidou-kun.

Anjing lah, hikikomori sialan ini!

Hampir menangis, aku menjelaskan:

"Aku tidak mau ikut kencan kelompok ini! Shidou-kun dicampakkan oleh Kagurazaka-san, dan banyak hal buruk terjadi padanya, jadi dia merasa sedih, maka dari itu dia sangat ingin beremu dengan cewek SMA! Dia menangis! Dan Kusanagi-senpai memohon padaku sambil melutut, aku... aku tidak bisa menolaknya! Aku hanya bisa menerima permintaan mereka! Tolong percaya padaku!"

Aku memberitahukannya segalanya. Sagiri cemberut:

"...Kakak pengen... ikut kencan kelompok dengan perempuan SMA?"

"Tidak, tidak persis seperti itu! Setelah membicarakannya dengan Tomoe, aku memutuskan untuk tidak mengadakan kencan kelompok normal, melainkan kencan kelompok bohong-bohongan untuk membantu Kunimitsu mengembalikan semangatnya."

"Bohongan?"

"Kemudian aku meminta Tomoe, pada Megumi untuk membantu mencarikan perempuan."

Ngomong-ngomong, saat ini, aku sudah menerima informasi terkait perempuan-perempuan itu dari Tomoe dan Megumi.

"Mwu, apa kau akan mengikuti kencan kelompok yang ada Megumi-chan nya?"

"Enggak, cuman kencan kelompok bohong-bohongan."

"Meskipun itu kencan kelompok bohongan... apa bedanya sama kencan kelompok yang biasa?"

"Umur perempuannya tidak sesuai."

"Huh? Berapa umur mereka?"

"Akan ada tiga perempuan, yang berumur 13 belas tahun, 11 belas tahun ...dan...."

"Dan? Yang terakhir?"

".............."

"Cepatlah!"

Menghadapi tekanan yang tidak seperti Kyouka-san, aku hanya bisa menjawab:

"Delapan tahun."

"....................Eh? Sekali lagi, katakan itu sekali lagi."

"Delapan tahun."

"..........Kau menjijikkan."

Ada seorang kakak laki-laki, yang sedang direndahkan oleh adik perempuannya karena ia mengikuti kencan kelompok dengan perempuan berumur delapan tahun.

Kakak laki-lakinya itu aku, ngomong-ngomong.

"Bukan bukan bukan! Ini adalah rencana jahatnya nyonya besar toko buku itu!"

Mata Sagiri mulai berair.

"....Sudah kuduga... Nii-san memang lolicon."

"Apa maksudmu, sudah kuduga? Sejak kapan ada rumor seperti itu?"

"Aku tidak peduli! Namai saja novel Izumi-sensei selanjutnya dengan 「Ayo kita bertemu lagi di sekolah SD」!"

"Bagaimana mungkin aku menamai sebuah novel seperti itu! Di situasi seperti itu, karater utamanya yang adalah seorang guru tidak bisa untuk terus hidup-! Tunggu tungu tunggu! Aku akan mengatakannya sekali lagi, aku bukan lolicon! Aku tanya padamu darimana asalnya rumor itu!"

"....Karena...katanya...Nii-san...bilang...kau menyukaiku..."

"Kuh...."

Selama dia memakai kartu as ini, tidak ada yang bisa kulakukan selain menghela nafas.

Mengapa adik perempuanku mengatakan itu sekarang?

Sagiri sangat tersipu, dan menjawab:

"...Aku...aku...memang...pendek...berdada...rata.... jadi...Nii-san pasti suka...hal itu..."

"Itu salah, Sagiri." Aku menyangkalnya "Aku tidak menyukai perempuan kecil. Aku tidak suka perempuan berdada kecil."

"Eh? Eh??"

Mataku dan mata Sagiri bertemu.

"Aku menyukaimu."

"~~~~~~~~~~~~~~ Hm hm hm ...begitu..."

Balas Sagiri dengan nada yang terdengar seperti marah atau...tidak. Tubuhnya bergetar, kepalanya menunduk kebawah.

"Iya. Aku bukan lolicon. Lebih tepatnya, kau bisa bilang aku lebih menyukai perempuan berdada besar."

"Ah, jadi memang begitu!!!"

Dia membalikkan kepalanya.

Kenapa? Kenapa dia marah sekarang?

Dia pun melirik padaku:

"..Nii-san bukan lolicon... Aku mengerti. Kencan kelompok ini hanyalah bohong-bohongan... Kau punya alasan untuk tidak bisa menolaknya... aku juga mengerti..." Dia berhenti sebentar "Bukan berarti aku bisa memaafkanmu."

"Sungguh?"

"Menurutku... ini bukan sesuatu yang sederhana."

Dari kata-kata Sagiri, aku hampir bisa merasakan bahwa ia pernah mengalami hal ini.

"Aku juga... merasa sedih ketika aku tidak menggambar loli..."

"Ah ah...."

Apa masalah itu benar-benar sama seperti masalah Shidou-kun?

"Akan tetapi... aku punya persyaratan..."

Dan persyaratannya adalah...

"Lakukan disini."

"Eh? Eh? Ehhhhhhhhhh?"

"...Jika kau melakukannya disini... aku akan memperbolehkannya. Jika kau sungguh tidak akan mendekati cewek SD, harusnya ini bukanlah masalah."

"Tidak tidak! Ini tidak akan menjadi masalah....! Tapi apa benar tidak masalah? Hal ini mungkin akan membuat gaduh."

"Tidak masalah. Aku memang tidak menyukainya, tapi ini lebih baik daripada melakukannya di tempat yang aku tidak tahu..."

"..Aku mengerti.... Maaf."

Aku pun menunduk. Adik perempuanku bertingkah tsundere dan berbalik badan. Tapi rambutnya berayun-ayun ke belakang:

"Karena kau telah menjelaskan padaku terlebih dahulu... selanjutnya, jangan buat alasan."

Begitulah kejadiannya.



Kembali ke saat ini, aku sedang dipanggil untuk kembali ke kamar terkunci.

"...Sa...Sagiri... aku datang ~"

Sambil ketakutan, aku mengetuk pintu yang sudah menjadi gelap.

Dengan suara *krikk*, pintunya terbuka. Sagiri sedang berdiri di belakang, matanya kosong.

"Nii-san."

"I, iya?"

"Bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

".... Kencan kelompok." Ucapnya dengan nada bicara kurang senang.

"Ah...kau tahu, kita memperkenalkan diri masing-masing." Aku menghembuskan nafas lega.

"Mengapa kau sudah terlihat sangat lelah?"

"Kau harus melihatnya sendiri...tunggu, apa kau bahkan tahu siapa itu Kusanagi-senpai dan Shidou-kun?"

"... Aku sudah mendengarnya darimu. Si tukang mabuk dan seseorang yang bersamanya."

"Betul betul, itu memang mereka."

Mereka bahkan datang ke rumahku. Tapi untuk menghindari pengaruh buruk pada Sagiri, aku tidak membiarkan mereka bertemu satu sama lain.

"Bagaimana perempuan-perempuan itu?"

"Eh?"

".... Permpuan itu yang dibawa Megumi-chan... apa mereka imut?"

"Ah ah ....hmmm...imut...mungkin? Maksudku, mereka terlalu kecil..."

Untuk seorang murid SMP, mereka bukanlah tipeku.

Di light novel dan anime, aku tidak punya urusan terhadap perempuan semacam itu, tapi di kenyataan, aku pikir kebanyakan laki-laki setuju denganku. Menurutku pribadi, aku hanya akan waspada dekat-dekat dengan perempuan jika dia tiga tahun atau lebih muda dariku.

"Hm...begitukah?"

"Iya."

"....Nii, Nii-san...cinta pada pandangan pertama... saat aku masih SD saat itu..."

"Aku juga lebih muda waktu itu! Zona bahayanya sudah berubah ketika seseorang bertambah tua!"

Ngomong-ngomong, kenapa kita membicarakan masalah ini lagi?

Ini sangat memalukan! Tipuan murahan seperti itu!

"Mwu... aku tidak bisa mempercayaimu..."

"Eh? Eh?"

"Aku bisa membayangkan Nii-san bermain dengan Megumi-chan, membuat suasananya jadi nyaman kemudian menggunakan Ousama Game untuk memaksa mereka membuka baju." (note: game di jepang, di google ada)

"Aku tidak akan melakukan itu! Kamu, Eromanga-sensei pasti akan memberikan perintah seperti itu!"

"Aku tidak tahu siapapun dengan nama itu!"

"Kalau begitu gimana caranya kamu bisa percaya padaku?"

"Jika kakak ingin aku percaya padamu... tutup matamu."

"Huh?"

"Tutup....matamu."

"....................."

Karena Sagiri mengatakan itu sambil tersipu, aku sangat bingung. Walaupun begitu aku masih melakukan apa yang ia katakan.

"Gini?"

"Turunkan kepalamu sedikit."

Hah!? Tunggu, jangan-jangan -!?

Aku memfokuskan semua indraku ke bibirku.

Kemudian - dalam sekejap!

Di - bukan bibirku - tapi di keningku, aku merasakan sesuatu. Ini seperti ... kain?

"............Sa, Sagiri? Apa yang kau lakukan ...pada keningku?"

"Jangan bergerak, jangan bicara. Diam saja."

"................."

Aku tidak punya pilihan selain diam dan membiarkan dia melakukan sesuatu yang dia inginkan.

Akhirnya, Sagiri berkata:

"Baiklah, selesai. Kau bisa membuka matamu sekarang."

Aku membuka mataku. Di depanku ada...

Eromanga-sensei, masih memegang spidol permanen.

"Sagiri! Apa yang kau lakukan di keningku?"

"Mantra untuk memastikan Nii-san tidak bisa menikmati kencan kelompoknya."

"Apa maksudnya itu?"

"Jika kencan kelompok itu dilakukan untuk menyemangati juniormu... maka tidak peduli juga jika kakak tidak menikmatinya ya kan."

Eromanga-sensei tertawa, kemudian suaranya berubah jadi serius:

"Sekarang kembalilah ke kencan kelompokmu, Nii-san."

"Gak mau! Setidaknya beritahu aku apa yang sudah kau tulis!"

"Enggak mau! Ah, aku melarangmu membersihkan itu atau melihat kaca."

".... Apa kau serius?"

"Iya!" Dia mengangguk dengan senang, masih tertawa "Aku sudah bisa lega jika begini."

Bagiku, tidak mungkin aku menolak permintaan adik perempuanku yang imut.

"......"



Aku kembali ke ruang keluarga, membawa "mantra" yang Eromanga-sensei tempel padaku. Tepat sebelum aku memasuki ruangan, Megumi berlari padaku:

"Selamat datang Onii-chan ~ phwww, apa yang ada di keningmu?"

"Er....yah...kau tahu....."

Sudah kuduga! Sagiri menuliskan sesuatu yang membuat orang lain menertawaiku.

"Ah, hmm, aku mengerti. Kau tidak perlu mengatakannya ~"

Megumi menyelaku, masih tertawa.

"Aku sungguh mengerti! Ahahaha, sungguh ~ Onii ~ chan ~ sangat imut. Kau menang, kau menang ♪"

Dengan santai dia menyikutku.

"...Ngomong-ngomong, aku tidak tahu apa yang tertulis di keningku."

"- Aku tidak akan memberitahumu."

"Begitu."

"Setelah kencan kelompoknya berakhir, suruh Izumi-chan membersihkannya untukmu. Tapi jangan melihat kaca, oke?"

"...Aku akan berusaha."

Walaupun begitu, tanpa mengetahui apa yang ada di keningku, aku tidak mengerti apa yang kalian pikir.

Aku pun merubah topik pembicaraannya:

"Ngomong-ngomong, bagaimana kencan kelompoknya, Megumi?"

"Kita sedang minum-minum. Kau terlambat, Onii ~ chan."

"...Jawab aku dengan sejujurnya... apa semuanya baik-baik saja?"

"Selama ada aku, semuanya baik-baik saja ~"

"....Sungguh?"

Aku merasa tidak ada hal baik datang dari perkenalan diri yang membawa bencana ini.

"Yup ~ Onii ~ chan, jika kau khawatir, mengapa tidak kau lihat sendiri saja ♪?"

Aku pergi menuju Kusanagi-senpai, dan bertanya:

"Kusanagi-senpai, apa yang kau lakukan bersama Aya-chan?"

"Hey, Izumi. Apa-apaan jidat anehmu itu..."

"Tolong abaikan saja! Apa yang sedang kau lakukan -"

"Ah, cewek ini pengen jadi penulis light novel, tapi dia punya blog review. Jadi aku menjahilinya."

"Apa kau ingin gelut dengan bocah? Apa yang sudah kau pikirkan?"

Lihat? Aya-chan ingin menangis!

"Kusanagi-sensei... kenapa kau tahu blog ku?"

"Karena kau membuka blog itu dengan nama aslimu. Dengar, memeriksa profil dari seorang cewek yang baru saja kau temui lewat internet itu adalah hal yang wajar di jaman sekarang. Terutama jika kau bertemu dengannya di kencan kelompok."

"Apa maksudmu dengan itu!"

"Untuk memastikan apakah dia masih jomblo atau tidak. Bahkan terhadapmu, jika aku mengulangi trik itu beberapa tahun kemudian, aku bisa membuka percakapan dengan mengatakan 「Kita punya ketertarikan yang sama」 dengan mudah!"

"A...aku mengerti!"

Apa yang dia ajarkan pada cewek SMP...

"Sudahkah kau mempelajari sesuatu? Kalau begitu bagaimana kita kembali ke permasalahan review buruk yang kau tulis tentang 「 Pure Love 」 ku."

“Ahhhhhggghhhhhhhhhhhhhh”

Aya-chan berteriak.

Aku mengerti perasaannya. Itu sangatlah canggung bagi seorang reviewer bertemu penulis setelah menulis review buruk tentang karyanya.

"Ke, kenapa kau membaca blog? Kau itu seorang penulis light novel!"

"Tenanglah. Karena aku seorang penulis light novel, aku memeriksa Internet untuk melihat apa yang orang-orang katakan tentang karyaku. Benar kan, Izumi."

"Tidak tidak, aku tidak melakukannya."

Menakutkan.

"Hm, begtu. Tapi, tetap saja aku ingin tahu. Bukan hanya blog pribadi, aku bahkan memeriksa 'deepweb' dan sebagainya."

"Ha..."

"Sejujurnya, banyak komentar yang memuji Kusanagi Ryouki itu adalah aku sendiri."

“Apa kau tidak tahu malu?” * 2

Baik aku dan Aya-chan berteriak. Meskipun begitu Kusanagi-senpai sepertinya tidak mendengarkan kita.

"Itu bukanlah masalah serius. Semua orang melakukan itu."

"Tidak, mereka tidak melakukannya!"

Aku sangat, sangat berharap senpai ku ini tidak menjelek-jelekkan seorang penulis light novel lagi.

Aya-chan yang malang menutupi wajahnya dengan tangannya.

"Ah ~~ Mooo! Ini mengerikan! Aku datang kesini karena aku pikir aku bisa bertemu seorang penulis light novel. Mwuuuuu"

"Aku hanya menjahilimu. Maaf."

Kusanagi-senpai memegang kepala Aya-chan. Aku pun berkata:

"...Itu aneh, Kusanagi-senpai memperlakukan Aya-chan dengan baik. Bukankah kau bilang kau sangat membenci orang yang menjelek-jelekkan novelmu?"

"Kapan aku mengatakan itu?"

"Sebelum anime mu tayang."

"Itu memalukan, tapi diriku yang sekarang bukanlah diriku yang dulu lagi. Setelah anime ku dibuat, peringkatku meningkat."

Hm...itu masuk akal.

"Pada akhirnya, merekalah yang membayar bukuku, itu hak mereka menuliskan pendapat mereka sendiri. Kadang, review-review mereka membantu mengasah kemampuanku. Dan juga, di hadapan pajak 600 yen, aku tidak akan mengambil pusing akan pendapat pembacaku. Paling buruknya, aku akan marah, hanya itu saja."

"Jadi kau memaafkan mereka, kah."

Kusanagi-senpai melihat ke kejauhan:

"Mmm... hal itu juga sering terjadi selama animeku sedang ditayangkan.... Banyak orang menghinaku... Banyak blog mengejekku... kotak masukku dipenuhi dengan keluhan... mereka menyuruhku untuk mati... Komunitas penggemar kecilku dibully habis-habisan oleh Yamada Elf dan pengarang lainnya..."

Yah, lagipula anime mu baru saja tayang.

Kusanagi-senpai menghembuskan nafas, mengusap kepala Aya-chan dan berkata:

"Biasanya, orang membeli novelku, kemudian membacanya, kemudian akan memuji novelku atau menghina novelku. Kamu - seorang pembaca yang normal - sangatlah berharga. Aku tahu itu. Orang yang sangat kubenci saat ini adalah orang yang tidak membaca ceritaku, tapi tetap menghinanya."

"Bisakah kau berhenti membicarakan hal ini?"

Contoh itu...yah, memang benar, review-review seperti itu pasti membuat darah seorang penulis mendidih.

"Ini adalah pertahanan yang aku ciptakan setelah melihat orang-orang mengatakanku secara online. Pertahanan yang aku ciptakan setelah menahan serangan-serangan tanpa ampun itu. Terutama si reviewer idiot **** itu, bocah tolol yang tidak tahu apa-apa!"

Dan terjadi lagi...

"Agrh ~ kontol, hanya memikirkannya saja sudah membuatku marah! Jika saja aku punya cukup kesabaran! Jika saja aku tidak memasuki rute ini, menahan kesengsaraan untuk sesuatu yang bahkan aku tidak sepenuhnya mengerti! Kontol kuda ~"

"Sekarang kau sudah teralihkan."

"Tidak tidak. lagipula, apa yang ingin kukatakan adalah, aku tidak keberatan jika kau membenci novelku. Aku tidak keberatan jika kau menulis review buruk tentang novelku. Aku tidak akan membenci pembacaku karena sesuatu yang sepele seperti itu."

Kusanagi-senpai melihat Aya-chan, dengan lembut berkata:

"Kau mengerti?"

"Iya."

"Bagus."

Kusanagi-senpai pun tersenyum.

Melihat pemandangan itu, Megumi berbicara dengan nada riang:

"Ehehe ~ Kusanagi ~ senpai, kau sangat ~~ baik! Ehehe ~ ini, ayo minum ~♪"

"Tch."

Kusanagi-senpai mendecakkan giginya, dengan dingin berbicara pada Aya-chan

"Hey, bocah."

"...Iya?"

Jawabnya, ada sedikit pemberontakan dalam nadanya. Kusanagi-senpai memberitahu pembacanya:

"Selanjutnya, tolong tetap membeli bukuku dan membacanya."

"...Aku akan terus menulis review."

"Lakukan apa yang kau suka."

"...Kalau begitu aku akan melakukannya."

"Tolong lakukan."

Dengan begitu, mereka berdua mempalingkan wajahnya ke arah berlawanan.

Megumi berbalik padaku setelah melihat betapa lucunya pembicaraan antara Kusanagi-senpai dan Aya-chan, kemudian berkata:

"Lihat kan, aku sudah bilang padamu ini akan berjalan lancar."

Kemudian, dia menunjuk ke arah sofa.

"Selanjutnya ~ ada di ~~ sebelah sana ♪"

Di sofa ada Shidou-kun dan Ageha-chan (delapan tahun). Mereka duduk berhadapan satu sama lain, Ageha-chan sedang berbicara dengan Shidou-kun.

Dengan tenang aku menyaksikan mereka:

"Semangatlah, Onii-chan! Semangat! Semangat!"

"Jangan...tidak...aku...berhenti, tolong, aku sudah bilang aku tidak sedang sedih, oke?"

"Sungguh?"

Ageha-chan mendekatkan wajahnya ke Shidou-kun. Jarak itu cukup untuk membunuh lolicon manapun.

Ekspresi Shidou-kun menjadi serius, dia sedikit mengangkat tangannya untuk menghentikan perempuan itu.

"Iya, itu benar...."

"Tapi Ageha dengar kencan kelompok ini diadakan untuk menyemangati Kunimitsu-sensei."

"..........Itu..."

Maaf Shidou-kun, sebenarnya... Bersama dengan Kusanagi-senpai, kita memutuskan memberitahu mereka kalau kencan kelompok ini bertujuan untuk membantu menyemangatinya.

Ageha-chan melihat padanya, kemudian melanjutkan:

"Ageha tahu! Onii-chan dicampakkan oleh perempuan yang kau sukai, jadi kau tidak bisa menulis lagi!"

"Phew!?"

Shidou-kun membuat suara dengkuran. Kemudian Ageha-chan mengangkat kedua tangannya:

"Ageha akan menyemangatimu! Bahagialah bahagialah!"

“Mwu muw mwuuuuuu…..”  Dia pun merintih.

Wow...

Seorang murid perempuan SD sedang menyemangati penulis light novel (dewasa) yang sedang patah hati.

Sungguh pemandangan yang diluar imajinasi...

".....Kuh....Kuh.....Izumi Masamune...apa yang sudah kau lakukan...."

Aku mengalihkan pandanganku dan berbalik pada Megumi.

"Lihat, Onii-chan. Aku sudah memberitahumu, semuanya sempurna."

"Sebagai otak dari rencana ini... Aku rasa caramu menyemangatinya tidak sepenuhnya benar..."

Aku pikir kita akan mati. Jika aku adalah Shidou-kun, aku tidak yakin aku bisa bertahan dalam situasi itu.

Meskipun begitu, saat aku sedang mencemaskan mereka, Megumi berkata:

"Jangan khawatir jangan khawatir ~ ♪ Lihat dan tonton saja."

"Darimana datangnya percaya diri itu datang?"

"Karena ~" Megumi memberiku senyuman meyakinkan "Ini adalah rencanaku dan Onii-chan."

"........."

"Onii-chan bilang padaku jika kita mengikuti rencanamu, Kunimitsu-sensei akan ceria lagi ~ Aku percaya padamu ♥"

Megumi berkedip padaku, seperti iblis kecil yang nakal.

"Hmm kalau begitu... mari kita lihat perkembangannya."

"Yup"

"Aku juga mempercayai pilihanmu, karena memilih Ageha-chan."

"Okay."

Dan bagaimana denganmu? Kenapa aku tidak mendengar namamu di balik semua ini, Tomoe?

"Onii-chan - tidak, Kunimitsu-sensei!"

"A..ada apa?"

Menghadapi ekspresi serius Shidou-kun, dengan gembira Ageha-chan menunjukkannya sesuatu.

"Ini untukmu!"

"Ini" adalah amplop berwarna pink yang imut.

"Wow...ini...apa ini....!?"

"Tulisan Ageha ~ untuk Kunimitsu-sensei, surat dari penggemarmu!"

"Huh? Eh? Ehhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh? U, untukku?"

Ini adalah "kartu as Ageha-chan" yang tadi aku bicarakan.

"Shiratori...kau...kau membaca ceritaku?"

"Iya!" Dia tertawa, berseru, "Ageha ~~ sangat menyukai cerita Kunimitsu-sensei!"

Sungguh senyuman yang menyilaukan!

"..........."

Di sisi lain, menghadapi perkembangan tak terduga ini Shidou-kun tidak bisa berkata-kata.

Aku dapat mengerti perasaannya. Dia mungkin tidak menduga akan bertemu seseorang yang membaca novel (kelas teri) nya disini.

Kunimitsu-sensei adalah seorang penulis kroco. Sangat kroco, sebenarnya. Dia tidak memiliki ketenaran, tidak ada hadiah bergengsi, tidak mempunyai cerita yang bagus. Di departemen editor, novelnya bukanlah sesuatu yang spesial. Hingga sekarang, dia masih belum bisa membuat buku yang patut diperhatikan.

Seperti diriku di tahun kedua setelah debut ku.

Ngomong-ngomong, waktu dulu, kebanyakan surat yang aku terima hanya datang dari satu orang (kemungkinan Muramasa-senpai). Selain dia, aku hanya menerima tiga surat.

Hanya. Tiga.

Meskipun aku tidak ingin mengkalkulasi persentasinya, tapi....itu artinya dari ribuan pembacaku, hanya satu dari mereka yang mengirimiku surat.

Selama waktu itu, Izumi Masamune tidak lebih baik dari Kunimitsu Shidou.

Aku tidak menerima satu surat pun dari penggemarku

Menulis novel, tapi tidak ada yang mendukungnya. Aku sangat sedih.

Itulah yang kupikirkan. Mungkin karena aku tidak berusaha memperbaiki novel onlineku, tapi dugaanku sampai sekarang, Shidou-kun tidak mengetahui sukacita seorang pengarang. Dia tidak percaya ada seseorang yang menyukai ceritanya.

Tentu saja, seorang pengarang tidak bisa melihat wajah bahagia pembaca saat mereka membaca bukunya. Kecuali pembacanya sendiri yang memberitahu.

Itulah mengapa -

Perlahan-lahan aku salah memahami mengapa aku menulis

Itulah yang Shidou-kun katakan.

Bagiku, saat seseorang merasa sedih - mungkin terdengar dingin - tapi aku pikir orang-orang harusnya tidak ikut campur masalah mereka. Meskipun dia adalah sahabat dekat atau seorang junior.

Tapi jika seseorang memintaiku pertolongan, maka aku akan membantunya.

Aku ingin menulis sebuah cerita semanis makanan penutup, yang mengubah novelku menjadi sebuah hidangan cantik.

Aku mengingat saat dimana Shidou-kun memberitahuku mimpinya.

Dan begitulah -

"Ada seseorang yang menyukai novel Kunimitsu! Diantara temanku!"

Itulah kenapa Megumi membawa Ageha-chan.

"Makanan Kunimitsu-sensei terdengar enak ~! Aku pernah membuatnya bersama Mama!"

Ada saat dimana dia menuliskan petunjuk memasak ke dalam novelnya.

"Bersama ibumu?"

"Um. Mama bilang cerita Kunimitsu-sensei sangat bagus. Mama bilang membaca buku itu membuatnya semakin baik dalam memasak. Mama juga bilang Mama akan mencoba melakukannya lagi."

"...Begitukah....lagi...."

"Itulah kenapa, tolong semangatlah dan lanjutkan menulis tentang masakan enak!"

Ageha-chan terus mengusap kepala Shidou-kun seperti sedang membagikan semangat padanya.

Ekspresi Shidou-kun menjadi sangatlah bahagia. Dia terlihat seperti ingin menangis.

"Begitu. Terima kasih, Shiratori-san. Kalau begitu, biarkan aku...membaca surat ini."

"Panggil saja aku Ageha, Onii~chan."

"Tentu, Ageha-chan."

"Ehehe ~ ini memalukan."

Dia mengusap-ngusap dadanya, diam-diam melihat Shidou-kun:

"Apa kau ...merasa baikan sekarang?"

Dia tidak tahu betapa berpengaruhnya surat yang ia berikan. Aku hampir dapat melihat pertanyaan tersiratnya "Apa itu benar-benar cukup untuk menyemangatinya."

Shidou-kun pun mengangguk dengan pelan.

"Terima kasih, aku merasa baikan sekarang...mungkin."

Bisakah kau sedikit lebih tegas? Itulah kenapa orang-orang sering menganggap remeh dirimu!

"Mungkin kah..."

Ageha-chan memperlihatkan ekspresi yang rumit.

"Maaf. Tapi aku rasa...bahkan denganmu, aku tidak dapat pulih semudah ini..."

"Tapi selain Ageha, ada banyak yang menyukai buku Kunimitsu-sensei!"

"Sungguh?"

"Iya! Itu benar!"

"Begitu! Kalau begitu, aku harus semangat lagi demi mereka juga, benar?"

"Tolong!"

"Tentu..."

Shidou-kun merendahkan kepalanya. Kemudian setelah beberapa saat, dia melihat Ageha:

"Ageha-chan, ayo hidup bersama!"

"Ehhhhhhhhhh!"

Waduh waduh waduh!!!

Dengan cepat aku berlari dan memukul bagian belakan kepala juniorku yang ****.

"Sakit! Apa-apaan itu?"

"Itu kalimatku! Kau bicara apa pada perempuan yang masih SD?"

"Er...itu cuman bercanda..."

"Sungguh? Tidakkah kau sadar itu terdengar seperti lamaran nikah?"

"Ahaha, begitukah?"

"Iya monyet!"

Menakutkan... aku tidak memalingkan mataku dari seorang lolicon. Aku harap dia bisa mengendalikan dirinya sendiri.

"Hei, Izumi-kun, ada apa di jidat mu itu. Apa itu semacam hukuman bermain game?"

"Tolong abaikan saja!" Aku menutupi keningku. "Er...kenapa kau tidak baca saja surat yang kau terima dari Ageha-chan, Shidou-kun."

"Ini... apa kau yang menyiapkan ini, Izumi-kun?"

"Eh.... lebih tepatnya kami yang menyiapkan ini untukmu. Jadi... bisakah kau menulis sesuatu sekarang?"

"Bagaimana ya...paling tidak aku punya beberapa ide."

Sepertinya dia belum pulih sepenuhnya.

Tapi hal ini sudah diperkirakan. Tidak seperti apa yang Kusanagi-senpai katakan, hal ini bukanlah sesuatu yang dapat selesai dengan cepat.

Bagaimanapun -

"Terima kasih, Izumi-kun. Aku senang datang kesini."

Aman dikatakan hal ini mendapat hasil yang baik.



Aku meninggalkannya dan kembali ke Megumi. Dia berdiri di belakang dan memeriksa semua orang sambil tersenyum. Aku berkata:

"Ini aneh."

"Uh? Apa yang kau bicarakan?"

"Aku pikir kau harusnya jadi pusat perhatian di acara semacam ini."

"Ah ~"

Megumi membuat suara seperti dia sepenuhnya mengerti apa yang ingin kukatakan. Dia pun berbalik, memegang dadanya dan memberiku tatapan mempesona:

"Hm hm ~ aku beritahu ya, orang-orang memanggilku 「 Cupid kelas dua SMP 」. Kencan kelompok dan sebagainya adalah misiku! Aku kesini untuk mengumpulkan orang-orang."

Aku harus mengajaknya di kencan kelompok selanjutnya - tidak tidak, hal itu terdengar aneh!

"Iya, berkat mata Cupid mu, dua pasangan itu berakhir baik! Tapi jika kita membiarkan mereka memperlihatkannya ke publik, maka semua reputasinya akan hancur."

“Ehe ♥ “

Hey, menjulurkan lidahmu dan bertingkah imut tidak akan bekerja padaku.

"Ahaha ♪ Yah tapi, rencananya adalah membuat kencan kelompok yang ringan, jadi semua orang bisa bersenang-senang, yang artinya aku berhasil."

"Aku juga berpikir begitu. Seperti yang diharapkan dari dirimu."

"Ehehehe, tentu saja." Megumi membusungkan dadanya "Tapi... meskipun ini bohong-bohongan... kesempatan langka bagiku bisa berduaan dengan Onii ~ chan ~~"

Dia loncat padaku dan memegang tanganku.

"Hey..."

"Apa kau ingin ikut kencan kelompok - sungguhan?"

"A, apa yang sedang kau bicarakan..."

Aku mencoba menarik tanganku, tapi aku tidak bisa mengumpulkan tenaga yang cukup.

"Bagaimana kalau...."

Dia menarikku ke meja, mengambil cemilan dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Bagaimana kalau pocky game?"

..................

Aku memikirkannya beberapa saat.

"Tidak, tidak mungkin."

"Ehehehe ~? Kenapa? Kau tidak mau ~?"

Melihat reaksiku, Megumi pun tertawa kecil, dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Ini ~ ini ~"

"Ini...tidak bisa...."

"Um.... ~"

"......."

"Aku datang ~~"

..................

............................

"Enggak, enggak jadi!"

"Eh?"

"Aku cuman bercanda, haha ♪ Apa kau sungguh ingin memainkannya?"

"Kau, kau.... berhenti bercanda!"

Jangan lakukan itu lagi! Aku pikir aku akan mati!

"Ahahahahahah ~ Onii ~ chan, wajahmu sangat merah! Imut banget ~~ ♥"

Megumi melepaskan tanganku, masih tertawa. Dia mematahkan pocky nya, dan menunjuk menggunakan setengah pocky padaku:

"Aku tidak akan bermain eroge dunia nyata bersama seseorang dengan hal itu tertulis di keningnya. Sungguh Onii ~ chan yang malang ♥"

Merasa lega dan menyesal, aku pun menghembuskan nafas dan memegang keningku.

"...Hah ~~ apa yang dia tulis disitu..."

Pada akhirnya, aku masih tidak mengetahui jawabannya.

Tulisannya "Shisukon" tebak aja sendiri apa artinya ~