Bertatap Muka

Sore hari, tiga hari setelah mereka memilih Mikuniyama Kaiko untuk menggambar versi manga dari All About My Little Sister, dan Hashima Itsuki dan Toki Kenjiro baru saja sampai di kafe dimana mereka dijadwalkan bertemu dengan mangaka baru mereka. Mereka tidak menunggu lama hingga ada sepasang, laki-laki dan perempuan, duduk di sebrang meja mereka.

Itsuki kenal dengan salah satu dari mereka, seorang pria tembem di pertengahan tiga puluh tahunnya. Namanya Tokuyama Kohei, dan dia melakukan editing manga untuk majalah Comic Gifted. Yang satunya lagi pasti Kaiko. Dia terlihat seumuran dengan Itsuki, seorang wanita Jepang cantik stereotip dengan rambut hitam panjang yang mencolok. Wajahnya sedikit menegang──dia pasti gugup──membuatnya tampak seperti makhluk hutan yang pemalu. Pakaiannya longgar, nyaman, dan didominasi warna putih, dan meskipun itu membuatnya sulit untuk dikatakan, dia punya dada yang cukup berisi. Diatas kepalanya ada ikat rambut Alice-style dengan pita besar di atasnya, memberikan sedikit tampilan kekanak-kanakan pada gadis yang berusia hampir dua puluh tahun itu, tapi itu semua cocok dengan imej "gadis kaya" yang ia pancarkan.

"Senang bertemu denganmu lagi, Hashima-san," mulai Tokuyama. "Terima kasih telah meluangkan waktumu untuk kami... Mikuniyama-san, biarku perkenalkan kalian. Ini Hashima Itsuki, sang kreator original."

Kreator original. Itu tepat mengenai Itsuki. Dia tidak lagi jadi hanya seorang penulis; sekarang dia seorang "kreator," otak dibalik apa yang segera akan digambarkan dunia dalam berbagai bentuk media.

"Um, senang bertemu denganmu," ucap Kaiko, suaranya berdering seperti bell sambil memberikan kartu bisnis padanya. Kartunya berwarna putih dengan banyak gambaran pita memenuhi kartu itu, "MIKUNIYAMA KAIKO ── Mangaka" tertulis dengan tulisan yang agak kecil bersama dengan alamat e-mail nya.

[OLI Fan Translation] Imouto Sae Ireba Ii Volume 4


"Se-senang bertemu denganmu juga," ucap Itsuki, sedikit gugup sambil memberikan kartunya sendiri. Kartunya berlatar belakang hitam polos dengan font berwarna kuning, dengan "HASHIMA ITSUKI - Penulis" tepat di tengah-tengah dan email-nya, nomor telepon, dan alamat di bawahnya. Di sisi lain kartu ada daftar karyanya yang sudah diterbitkan sebelumnya.

"Jadi," lanjut Tokuyama setelah mereka bertukar kartu, "seperti yang Anda tahu, kami memutuskan untuk meluncurkan versi manga All About My Little Sister, jadi di masa depan mungkin Anda akan bertemu kami lagi, Hashima-san."

"Oh iya. Saya menantikannya."

Itsuki mengangguk padanya dan Kaiko selagi mereka berdua membungkuk dengan sopan.

"Jadi hari ini, saya hanya ingin kreator original untuk berkenalan dengan Mikuniyama-san dan, saling memberikan pertanyaan dan saran yang mungkin kalian miliki."

Itsuki dan Kaiko menoleh saling menatap. Saat mata mereka bertemu, Kaiko mengalihkan pandangannya, sedikit tersipu. Ada sesuatu yang terasa manis tentang itu──sama sekali tidak seperti Nayuta atau Miyako atau Ashley atau wanita lain dalam hidupnya──dan itu sedikit membuatnya tidak tenang. Dia mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah wanita cantik yang dewasa, berpenampilan menarik, dan bijaksana ini benar-benar mampu mengadaptasi dunia All About menjadi manga, dunianya penuh dengan situasi konyol dan humor berorientasi dewasa yang tidak ada habisnya ini? Sampel yang dia berikan padanya sempurna, tapi...

“Umm, Hashima-san?” Ucapnya pertama, menatapnya. “Bagaimana menurutmu tentang manga-ku? Aku senang jika kau bisa memberikan tanggapan yang jujur."

“Yahh, um...jujur, menurutku itu sempurna. Sama sekali tidak ada yang salah dengan itu.”

"S-sungguh?" tanya Kaiko, rasa kurang percaya dirinya terlihat.

Itsuki memberinya anggukan meyakinkan. "Sungguh."

"...Ini dari seorang pria yang tidak pernah takut untuk menyuarakan pendapatnya, tidak peduli seberapa kasarnya. Jadi saya pikir kau bisa mempercayainya,” sela Toki.

"Aku tidak kasar," balas Itsuki dengan tatapan tajam. “...Tapi, ya, desain karakternya sempurna, dan aku tidak bisa meminta kualitas yang lebih baik lagi sebagai manga. Aku suka betapa imutnya Ichika dan Yukiko.”

Dorongan itu membuat wajah Kaiko bermekaran dengan senyuman seperti bunga musim semi. “Sebuah kehormatan mendengarnya. Aku berusaha keras mengerjakan itu, jadi aku yakin pekerjaanku dapat mengekspresikan cinta mendalam sebanyak yang kau miliki untuk mereka..."

Alis Itsuki terangkat. "Hoh... Jadi kau memperhatikan usaha ekstra yang aku taruh dalam menggambarkan mereka, ya?"

"Oh tentu. Aku sangat mengagumi cinta yang kau miliki untuk mereka...atau, sungguh, untuk semua adik perempuan di dalam karyamu. Caramu menggambarkan jari kaki Ichika saat dia menaiki tangga tanpa alas kaki di Volume 4... Aku sangat terkagum-kagum."

"Aku tidak mengira kau akan mengungkit adegan itu...!"

Dia telah berusaha keras untuk menulis adegan yang dimaksud Kaiko, meskipun Toki mencemoohnya sebagai "terlalu panjang" dan orang-orang bertanggapan online seperti "Ya, Kazuma mungkin siscon, tapi melihat dia menatap kaki adik perempuannya selama itu sangat menyeramkan.” Bahkan dari halaman sampelnya, Itsuki bisa tahu: Semua yang Itsuki pikirkan itu penting dalam ceritanya, Kaiko memahaminya. Dia tidak sabar ingin melihat apa yang akan Kaiko lakukan pada adegan itu dalam bentuk manga.

"Ngomong-ngomong, aku dengar kau penggemar karakter adik perempuan seperti yang digambarkan dalam novel ini? Sebagai seorang mangaka?"

"Oh, bisa aja, aku belum jadi mangaka! Aku bahkan belum memulai debut profesionalku. Kaiko saja tidak apa-apa.”

Sikap rendah diri itu membuat Itsuki sedikit tersipu. "Oh, um, iya, panggil aku juga Itsuki, um...Kaiko."

"B──baik...Hashima-san."

"Ini bukan omiai, kalian," Toki jengkel. (note: omiai = perjodohan)

"Jadi, Kaiko, bagaimana pandanganmu terhadap adik perempuan?"

"Oh, benar. Yahh… Aku anak tunggal, tapi untuk sementara ini, aku selalu mengagumi konsep seorang gadis yang sangat mengagumi kakak lelakinya seperti itu. Dan saat aku mulai membaca manga dan novel dengan karakter-karakter itu, kurasa aku juga jatuh cinta pada konsep itu.”

"Begitu."

“Dan dengan karyamu khususnya, Hashima-san, sangat jelas besarnya cintamu yang kau curahkan dalam konsep itu. Benar-benar beresonansi denganku, sungguh.”

"Iya. Kau tahu ada banyak penulis yang hanya menganggap adik perempuan sebagai pemeran pembantu sehingga mereka dapat menarik audiens yang menyukai adik perempuan, meskipun para penulis itu sama sekali tidak peduli dengan adik perempuan."

Kaiko dengan cepat mengangguk. "Tepat sekali! Tapi meskipun hal itu sangat jelas, aku sangat mencintai karakter-karakter itu...hanya karena itu adik perempuan, tahu?"

“Oh, aku sangat memahamimu! Meskipun itu seperti, 'Astaga, aku sudah pernah melihat karakter ini tiga puluh kali,' itu bukan salahnya juga. Yang ada malah, aku mulai mencintainya karena kasihan atau yang lain!"

"Kedengaran seperti dirimu, Hashima-san...!"

“Apa kau punya kesukaan terbaru yang mirip seperti ini, Kaiko? Selain karyaku?"

"Hmm... Aku tahu ini jawaban yang populer, tapi mungkin Sagiri dari Eromanga Sensei."

"Iyaaaaa, dia dewi di Bumi! Jika kau ingin seseorang yang menciptakan adik perempuan yang sangat imut yang anti-mainstream, tidak ada yang bisa mengalahkan buku-buku Fushimi Tsukasa."

"Iya. Dan Kirino dari Oreimo, karya beliau yang sebelumnya, juga sangat bagus."

"Pastinya! Kirino punya keseimbangan yang hebat, tahu? Kayak, caranya ia merencanakan sesuatu, kau akan berpikir pembaca akan kecewa, tapi di akhir dia akan membuatmu terpukau, tahu? Aku ingin bertemu Fushimi kapan-kapan dan meminta saran darinya."

"Dan juga, aku sangat suka Shizuku dari Rakudai Kishi no Cavalry."

"Aku juga! Gadis muda heroik itu, menyerahkan seluruh hatinya pada kakak laki-lakinya...lalu kakaknya [sisanya dihilangkan karena spoiler]!"

………………
………

Festival adik perempuan Itsuki dan Kaiko terus berlanjut, meninggalkan kedua editor itu dalam debu.

"Umm," ucap Tokuyama sambil tersenyum masam, "kita mungkin harus segera menyelesaikannya..."

"Oh, tidak!" henti Kaiko, pipinya masih memerah karena semua percakapan itu. "Aku agak terlalu asyik sendiri...aku minta maaf."

"Tidak apa-apa." Itsuki tertawa. "Ini pertama kalinya aku berbicara dengan seseorang yang bisa mengikutiku tentang adik perempuan seperti ini," Itsuki menatap matanya. “Sekarang aku tahu pasti: Mikuniyama Kaiko, aku merasa sepenuhnya aman menyerahkan All About My Little Sister padamu. Aku harap kau memperlakukan semua adik perempuanku yang tercinta dengan penuh perhatian sepertiku."

Kaiko terdiam sesaat, meresapi perkataan itu. "Tentu saja. Aku janji tidak akan mengecewakanmu," ucapnya dengan senyuman dan suara yang keras.


"Jadi, ya, Kaiko orang yang hebat. Dengan dia di sisiku, aku yakin All About akan jadi adaptasi manga terbaik yang pernah ada. Mwa-ha-ha-ha-ha-ha! "

“……… Oh? Yahh, bagus itu.”

Malamnya, Itsuki menceritakan pertemuannya dengan Mikuniyama Kaiko ke Nayuta, yang datang ke rumahnya untuk makan malam. Dia membahas setiap detail──atmosfernya yang formal, sopan, dan halus (tidak seperti gadis lain dalam hidupnya), bagaimana dia memahami pengaruh yang ada di dalam novel-novel Itsuki, dan betapa senangnya mereka membahas novel lain dengan genre yang sama.

"...Aku senang kau bersenang-senang," jawab Nayuta dengan jengkel.

"Ada apa?" Tanya Itsuki, curiga. "Kau tidak cemburu sama Kaiko, kan?"

“……”

Nayuta mengangguk, dagunya menjorok ke depan dengan kesal.

"S-serius?" tanya Itsuki, sudah terlihat sedikit bersalah.

"...Aku yakin aku mencintaimu lebih dari itu, Itsuki."

"H-hei!" Itsuki langsung memerah. “Jangan salah paham! Kaiko mencintai karyaku, bukan aku!”

"...Tapi, maksudku, jujur aja, aku sungguh tidak bisa mengikuti semua pembicaraan tentang adik perempuanmu."

"Hanya karena kita punya kesamaan itu bukan berarti kita bakal punya perasaan satu sama lain."

"...Baiklah, jadi kau sama sekali tidak memikirkan cewek Mikuniyama itu?"

"G-gak."

Reaksi Nayuta mengejutkan Itsuki. Kenapa Nayuta memergokinya seperti seorang istri yang baru saja mengetahui suaminya selingkuh? Mungkin dia dan Nayuta memang punya perasaan satu sama lain, tapi mereka tidak berpacaran atau apa pun.

"Sungguh? Kau benar-benar, sangat jujur tidak merasakan sedikitpun perasaan untuk Mikuniyama?”

"…………Oke, jika kau mengatakannya seperti itu..." Itsuki mulai berkeringat, dia memalingkan mata. "Maksudku... dia kelihatan baik bagiku, ya...tapi cuma itu."

Nayuta langsung mengerutkan hidungnya.

"Sudah ku duga!"

"Kamu mau apa? Dia sangat cantik! Siapa pun bakal sadar itu!"

"Aummmm!"

"Selain itu, meskipun aku suka Kaiko pada pandangan pertama, apa urusannya denganmu? Tidak ada!"

“Ada urusannya denganku! Aku akan jadi istri masa depanmu, Itsuki!"

"Masa depan itu tidak akan pernah terjadi!" Bentaknya.

"Mmmph... Kau tidak perlu sampai segitunya menyangkalnya..." Nayuta menyilangkan lengannya, cemberut, dan Itsuki tahu ini sebenarnya membuat Nayuta sedikit kesal.

"...Oke, mungkin bukan tidak pernah...tapi aku membicarakan sembilan puluh sembilan koma sembilan persen kemungkinan tidak akan terjadi."

"Jadi, ada kemungkinan nol koma satu persen kita menikah? Wow! Maksudku, pada dasarnya itu sama saja dengan seratus persen!"

Itsuki memutar matanya. "Bagaimana bisa…?"

"Jika sesuatu punya peluang nol koma satu persen untuk berhasil di manga atau anime, itu tanda jaminan akan berhasil."

"...Masuk akal," jawab Itsuki, teryakinkan. "Tapi itu masih di dalam fiksi. Kalau kau ingin masa depan dengan peluang nol koma satu persen itu terjadi dan mewujudkannya jadi seratus persen...kau harus menjadi pemeran utama di cerita itu."

"...!"

Bagi Nayuta, yang sebelumnya telah mendengar Itsuki mengeluh tentang  "menjadi pemeran utama," ini adalah Itsuki pada dasarnya mengatakan "Maukah kau menikah denganku?" padanya.

"Nya-haaah~"

"...?"

Itsuki menatap Nayuta dengan canggung selagi wajah Nayuta meleleh dan pipinya memerah sembari tenggelam dalam angan-angan yang menggembirakan.



Pojok Tanya Jawab

PERTANYAAN
Siapa game designer favorit kalian?

Itsuki : Nomura Tetsuya dan Takaki Kenichiro

Haruto : Favorit lama semua orang, Reiner Knizia. Dia dan master, Uwe Rosenberg.

Nayuta : Well, Miyamoto Shigeru, Kawazu Akitoshi, Matsuno Yasumi, Sid Meier, Todd Howard, Mark Cerny...Ada banyak, sebenarnya.

Chihiro : Maaf... Aku tidak terlalu tahu tentang game...

Miyako : Aku juga... Tapi aku main Mario dan Dragon Quest yang kayak gitu. Dan gal-game yang Itsuki pinjamkan...

Setsuna : Aku tidak terlalu yakin, tapi aku punya banyak seniman favorit.

Toki : Aku benci beberapa orang favorit...

Ashley : Tuhan.