Tanggal 6 Juni

Hari ini, tanggal 6 Juni, menandakan hari ulang tahun ke-21 Hashima Itsuki.

Bulan lalu, kelompok teman-temannya mengadakan pesta kejutan untuk
ulang tahun Shirakawa Miyako. Namun, mengingat Itsuki dan kawan-kawannya hampir selalu ngumpul di apartemennya, tidak terlalu banyak kesempatan untuk membuat kejutan apa pun, jadi mereka semua memutuskan untuk melakukan apa yang biasa mereka lakukan. Meja kotatsu dipenuhi dengan makanan favorit Itsuki──udang dan saus cabai, ada juga lumpia North-Meets-South buatan Chihiro, nasi goreng seafood──dan seluruh ruangan dipenuhi aroma yang menggiurkan.

Tapi hari ini, mereka semua merayakannya lebih meriah dari tahun lalu.

"Selamat ulang tahun dan selamat atas anime mu, Itsuki!"

"""Selamat!"""

Nayuta-lah yang pertama bersulang untuknya, diikuti oleh Haruto, Miyako, dan Chihiro secara bersamaan.

“Bah-ha-ha! Terima kasih semuanya! Bersulang untuk langkah awal dari era baru kehidupanku!"

Dia meneguk birnya, bersemangat. Itu adalah Gouden Carolus Cuvée van de Keizer Red, bir khusus untuk acara khusus, dan terakhir kali dia mencicipi bir itu ketika mereka semua di sini untuk menonton Episode 1 Chevalier of the Absolute World-nya Fuwa Haruto. Malam itu, sayangnya, berujung penyesalan, tetapi malam ini berbeda. Mereka hanya bersulang untuk berita itu; tidak ada yang perlu dinilai dan dicaci maki.

"Pfaahhh... Kampret, Keizer Red ini enak..."

Haruto tersenyum dan meneguk gelasnya sendiri, seolah-olah mencoba melarutkan ingatan pahitnya.

Selain lima orang di meja, ada dua orang lain: akuntan pajak Ono Ashley dan editor Toki Kenjiro. Tujuh orang di apartemen yang cukup minim-anggaran membuat ruangan terasa sempit, memaksa Ashley untuk duduk di kasur dan Toki bersandar di pintu antara ruang tamu dan dapur.

Ashley melontarkan senyuman menakutkan. “Tee-hee-hee! Sekarang kau punya penghasilan lebih banyak dari sebelumnya, Itsuki. Saatnya bagi akuntanmu ini menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya."

"Ya, aku tidak percaya sesuatu yang dibuat kakakku akan ada di TV... Itu sangat keren."

"Benar," ucap Miyako. "Kurasa bahkan orang sinting yang terobsesi adik perempuan seperti dia cukup mengagumkan jika dia bisa melakukannya."

"Hee-hee!" cibir Nayuta ke samping, mereguk root birnya dan bertingkah sedikit senang. "Aku tidak sabar merasakan kontol baru Itsuki yang berumur dua-puluh-satu tahun dan telah diperbaharui!"

Meskipun tidak mengandung alkohol, Nayuta selalu punya kebiasaan bertingkah agak sengklek, seolah-olah dia minum terlalu banyak alkohol. Semenjak Itsuki telah menyelesaikan naskah untuk All About My Little Sister Volume 4, kecenderungan itu semakin kuat.

"Um," Miyako memberanikan diri berupaya untuk merubah topik pembicaraan, "jadi gimana rasanya dapat anime?"

Wajah Itsuki menjadi serius. "Hmm. Yahh, itu cuma, kau tahu, kebetulan, jadi aku tidak terlalu gembira." Dia menjebewkan bibirnya pada Miyako yang sedang terkesima. "Heh... maksudku... Itu semua hanya kebetulan belaka. Hanya itu tuh apa... aku dipilih oleh era ini, sebut saja begitu... " (note: jebew itu kayak manyun tapi cuman bibir bagian bawah yg manyun)

"Hah?"

"Heh-heh-heh... Orang terpilih, yang ditunjuk untuk memikul takdir luas dengan murni kebetulan... Aku harus tetap kuat, dan rendah hati! Aku tidak bisa membiarkan diriku terbawa suasana! Aku harus memenuhi takdir yang dijatuhkan kepadaku, heh-heh-heh... eh-heh... Fah-ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha-haaaaaaaaaaaa!!”

“Wow, diamlah! Maafkan aku yang sudah memujimu."

"Itsuki..."

Miyako dan Chihiro menatap jengkel Itsuki yang tidak-rendah-diri sambil tertawa jahat.

"Iya! Itu namanya semangat, Itsuki! Kau adalah panutan untuk generasi baru! Penyelamat dunia entertainment! Sejarah sastra akan dibagi menjadi era 'pra-Hashima' dan 'pasca-Hashima' mulai sekarang!"

"Hee-hee-hee. Benar sekali, Nayuta. Dia adalah Anak Emas dari generasi kita. Kita akhirnya menemukan seseorang yang bisa melepaskan Shakespeare ke tempat seharusnya ia berada──di masa lalu! "

"Ha-ha-ha-ha! Itu benar! Terus terus! Tapi tolong jangan kasih aku nama panggilan yang akan membuatku merasa seperti bakal ditangkap, oke? Aku juga punya reputasi yang harus dipertahankan!”

Tawa Itsuki semakin keras saat Nayuta dan Ashley menyerang.

“……”

Tapi meskipun mereka semua sedang bahagia dan terus bersenang-senang, Toki tampak aneh karena sesuatu. “Umm,” dia setengah kesal pada Itsuki, “ini harusnya jadi rahasia antara kau, aku, dan editor sampai pengumuman resmi. Kau beritahu orang berapa banyak ha sialan?”

Itsuki hanya membalas tersenyum. “Aw, jangan terlalu marah! Aku tidak membocorkan apa pun di blog atau Twitter atau yang lain!"

"Setidaknya pura-pura lah terlihat menyesal..."

Haruto menyeringai pada Toki ketika kerut muncul di antara alis pak editor. "Iya, aku juga sangat senang saat anime ku dapat konfirmasi dan langsung memberitahu Itsuki, jadi..."

"Kau juga, Fuwa? Ughhh... Yahh, kurasa itu bukan hal yang tidak biasa. Aku mengerti, tapi..." Toki menghela nafas. “...Kurasa kebanyakan penulis bakal memberi tahu seseorang, paling tidak, saat mereka mendengar tentang anime. Aku paham itu, tapi..."

Bukan pemandangan yang tidak biasa di Twitter bagi seseorang mengumumkan versi anime dari seri novel mereka sendiri dan bagi penulis lain untuk me-retweet dan mengirim balasan ucapan selamat, tapi──seringkali──para penulis itu sudah mengetahui berita tersebut cukup lama. Dengan kata lain, jika mereka tidak mengetahuinya sampai pengumuman resmi, akan menimbulkan kecemburuan dan rasa iri sehingga membuatnya mustahil untuk mengirim segala jenis ucapan selamat. Menginformasikan mereka lebih dulu memberi mereka waktu untuk menjernihkan pikiran, menenangkan diri, dan memberikan ucapan selamat palsu secara terang-terangan di media sosial. (Ini mencerminkan pendapat pribadi penulis dan tidak mewakili posisi resmi penerbitnya. -Ed)

“Wa-ha-ha! Tepat sekali! Kau sendiri tahu tidak ada penulis yang akan menyembunyikan rahasia itu! Jadi jangan khawatir" seru Itsuki sambil tersenyum.

"Kan? Caramu membalas perkataanku tanpa sedikitpun penyesalan! Sangat membuatku kesal!" ratap Toki sebelum menghabiskan sisa minumannya dalam satu tegukan.

"Heh-heh-heh..." Itsuki memahami tindakannya dan mengambil gelas Toki untuk diisi ulang. "Ano, KenKen, saya harap anda bisa terus jadi editor saya untuk banyak volume yang akan datang!"

“Pfft. Jangan harap bisa menyingkirkanku,” Toki mengambil gelas Itsuki sebagai balasan yang tadi. "Ingat saja, kau akan lebih sibuk mulai sekarang. Lebih baik kau bersiap-siap."

"Etoo," Miyako mengamati ketika dia menyaksikan semua ini, "mereka selalu berantem, tapi Itsuki dan Toki-san punya hubungan yang cukup baik, bukan? Aku mau tahu apa setiap kolab penulis-editor seperti itu.”

"Mmm," Haruto menjawab pertama, "Aku tidak begitu akrab dengan editorku. Kami masih cukup formal satu sama lain."

"Ya, aku juga," tambah Nayuta. "Maksudku, kita bahkan sama sekali jarang bertemu."

"Tempat ini bisa ada berkat kantor redaksi, tapi menurutku jarang sekali editor seperti Toki-san muncul di salah satu pesta ulang tahun penulisnya."

"Wow, benarkah?" Tanya Miyako, mengangguk.

"Apa kau tertarik jadi editor, Miyako?" tanya Haruko.

"Mmm, mungkin sedikit..."

"Oh, kuharap begitu!" kata Nayuta, matanya bersinar. "Jika kau jadi editorku, Myaa, itu bakalan hebat!"

Miyako tersenyum. "Iya, tapi bangsa pasar untuk pekerjaan penerbit, kayak, sangat ketat, bukan? Aku tidak tahu apa aku punya kesempatan..."

"Ooh, ya," kata Haruto, mencuri pandang pada Toki. “Beberapa teman kuliahku mendaftar di penerbitan, tapi sepertinya mereka semua ditolak. Denger-denger, mereka hanya menerima yang terbaik dari yang terbaik dari universitas unggulan... kayaknya, sih..."

Orang "terbaik dari yang terbaik" di kamar ini saat ini sedang berdebat dengan Itsuki, sangat cepat membiarkan alkohol mempengaruhinya.

"Sudah ku bilang! Ide-ide yang kau kirim padaku belakangan ini itu... Maksudku, kau punya pemahaman tentang adik perempuan, tapi ceritamu jadi semakin keluar batas!"

"Ah, jadi maksudmu ceritaku melampaui semua batas genre? Ha-ha-ha! Senang melihat kita sependapat!"

"Itu bukan pujian! Para adik perempuan yang kau gambarkan dalam karyamu belakangan ini sudah bukan lagi 'adik perempuan' sebagaimana didefinisikan oleh pengetahuan umum! Adik-adikmu itu...mengerikan! Menjijikkan!"

"Apa?! Berani-beraninya kau bilang adik perempuanku menjijikkan! Kaulah orang yang nge-boking cewek itu di toko seks yang mukanya kayak nenek lampir dari Ryūgū-jō!" (note: Ryūgū-jō, adalah kastil naga di bawah laut)

“Jangan, jangan, jangan ingatkan aku tentang itu, kampret! Aku ngeluarin banyak uang untuk nenek lampir itu yang beda banget sama di foto, dan mereka bilang kalau aku gak bisa nuker sama cewek lain, jadi aku cuma duduk ngelamun di sana di tikar dan nunggu waktunya sampai habis──apa kau tahu itu gimana rasanya ha?”

"Gak, gak tahu, tolol! Itu salahmu sendiri pergi ke tempat yang kayak gituan!"

“Jangan masa bodo sama mereka hanya karena kau belum pernah kesana, Dasar penulis perjaka! Sini, aku bawa kau ke sana sebagai hadiah ulang tahun mu!”

“Whoa, gak! Sama sekali gak mau!"

“Oh, jangan jadi pengecut! Tempatnya enak lho! ...Um, anggap kau pergi ke tempat yang bagus! Kayak yang di Shibuya, aku anggota──"

"Berisik! Aku tidak mau dengar itu!"

"Yahh, kalau kau terlalu malu untuk langsung pergi ke tempat kayak mizu shobai, kau bisa coba kunjungi sentai dulu." (note: mizu shobai, bisnis haram di jepang)

"Kunjungi apa?"

Sentai. Kau tahu, dua karakter huruf untuk 'mencuci' dan 'tubuh.' Pada dasarnya, kau pergi ke sana, dan ada cewek yang mencuci tubuhmu."

"Itu masih bisa disebut toko seks, bukan?!"

"Bukan! Kau tidak pergi ke sana untuk ngentot; Kau kesana untuk dibersihkan dan merasa enakan sambil kau──"

"O-oi, aku mungkin bisa menuntutmu sekarang karena pelecehan seksual, dasar editor sampah tukang nyelam ke bawah laut?"

“Aku tidak milih untuk nyelam ke bawah laut! Aku hanya tidak mau uangnya kebuang sia-sia, jadi aku coba menghabiskan waktu sebanyak mungkin!"

Miyako, Nayuta, dan Haruto menyaksikan dengan mata dingin saat aksi vulgar yang berisik ini berlangsung.

"Najis... Ada anak dibawah umur disini, kalian..."

“Jadi itu orang 'terbaik dari yang terbaik'? Lulusan universitas unggulan yang menghalau semua kompetitor? Semoga kontol KenKen copot, amin."

"Hey, tau gak, jadi editor itu pekerjaan yang sulit...dan Itsuki bukan satu-satunya anak yang diurus Toki-san, jadi...apa, kupikir kita seharusnya membiarkan dia bersantai sedikit saat sedang mabuk. Lagipula, masih ada banyak orang macam tai diluar sana yang kerjanya bagus. Riwayat pendidikanmu tidak mengatakan apapun tentang kepribadianmu, jadi..."

"Kau juga cukup kasar, ya, Fuwa?"

Lalu mereka pun diam, menyaksikan Toki menceramahi Itsuki tentang segala hal yang menjijikan, seolah-olah mereka bertiga sedang bertamasya ke TPA setempat.


Setelah menikmati semua makanan dan minuman, masing-masing memberikan hadiah ulang tahun pada Itsuki. Hadiah Haruto adalah dakimakura bergambar karakter anime adik perempuan, bagian depan menggambarkan dia tersenyum dengan pakaian maid dan bagian belakang menggambarkan dalam pakaian yang sama, kecuali sekitar 80 persennya robek. Tidak ada puting yang digambar, yang mungkin menjadi alasan mengapa karakter tersebut terlihat sedikit malu-malu, tapi sedikit senang jika kau melihatnya dengan benar.

"...Hei, apa ini mungkin dari bonus preorder untuk eroge atau semacamnya?"

Haruto tersenyum sedikit tertekan. "Iya memang, terus? Ini bukan karakter yang aku sukai, jadi aku tidak membutuhkannya, tapi aku tidak bisa membuangnya begitu saja. Dengan begini aku sudah menyingkirkannya, dan kau punya satu lagi barang koleksi adik perempuan. Jadi ini win-win, bukan?"

"...Aku tidak tahu apa-apa tentang ini," kata Itsuki saat ia mengamati karakter setengah telanjang itu dengan ragu-ragu, menuliskan judul game-nya di benaknya yang suatu saat mungkin akan dibeli.

Hadiah Miyako adalah cangkir kopi dengan tulisan huruf China untuk "adik perempuan". "Aku menemukannya di toko perabotan rumah tangga," paparnya, "jadi kupikir mungkin kau menyukainya. Agak memalukan saat aku membawanya ke kasir, semoga kau suka."

"I-iya," ucap Itsuki sambil melihat gelasnya. “Aku tahu aku bisa cinta hampir semua karakter jika mereka digambarkan jadi adik perempuan seseorang... tapi aku tidak tahu kalau aku bisa merasakan hal yang sama terhadap kata-nya itu sendiri... Rasanya seperti aku sedang diuji untuk melihat apakah aku bisa mencapai ranah yang lebih baru dan belum dijelajahi..."

Chihiro, sementara itu, memberinya T-shirt dengan ilustrasi pop-art burung hantu.

"Wah! Ini keren!"

"Aku senang kau menyukainya," balas Chihiro dengan malu-malu.

“...Bahan bajunya lumayan bagus. Ini mahal bukan?”

"Um...yahh, Ayah ingin membelikanmu hadiah, jadi ayah memberiku uang untuk membelinya..."

Pernyataan itu membuat Itsuki mengerut sesaat. "...Oh," gumamnya, bibirnya berubah jadi huruf V terbalik. "...Ngomong-ngomong, kenapa T-shirt? Perasaan aku tidak bilang aku ingin baju?"

Chihiro menatapnya, merasa agak canggung terhadap betapa jelasnya Itsuki ingin mengubah topik pembicaraan.

"...Um, jangan marah, oke?"

"...? Apa maksudmu?”

Chihiro tersendat.

"......Aku ingin sesuatu yang bisa kau kenakan di depan umum dan yang tidak membuatku malu saat bersamamu..."

"...Ohh jadi saat kita pergi ke akuarium, apa kau sepanjang waktu berpikir 'Ya tuhan, aku tidak percaya aku harus pergi bareng dengan orang ini dan baju jeleknya', gitu?"

“C-cuma sedikit! Tapi itu tidak masalah!” Jika Chihiro berusaha meringankan efek kejutan dari perkataannya itu, dia gagal. “Bukan berarti aku tidak bisa menghadapinya! Maksudku, setelah sudah terbiasa, itu sama sekali tidak masalah!"

“……Tidak bisa menghadapinya? …Terbiasa?"

"Um... S-serius, itu sama sekali bukan masalah! A—aku juga, selalu pakai jaket olahraga ini, jadi aku bukan orang yang berhak untuk komentar!”

"Hmm...yahh...tidak seperti mu, aku tidak cukup jantan yang bahkan bisa membuat pakaian olahraga terlihat modis. Aku akan memastikan untuk tidak berjalan dekat denganmu lagi mulai sekarang..."

"Itsuki..."

Kesedihan mengaburkan mata Chihiro saat dia mendapat reaksi kesal dari Itsuki. Tapi Itsuki hanya menertawakannya.

"...Cuma bercanda. Gimana kalau kita kapan-kapan belanja bareng?"

"Uh... Oh, um... Iya, tentu! Pasti!” Itsuki tersenyum ketika wajah adiknya ceria kembali.

"Benar! Jadi, sesuai janji, aku memberimu B──────atu… atau akan memberimu itu, tapi jadinya ini aja.”

Di dalam tas yang disediakan Nayuta, diikat dengan pita meriah, ada satu kartu SD. Hal itu membuat mata Itsuki terbuka lebar.

"Oh, jangan-jangan, ini...?!"

Nayuta pernah menulis seluruh novel untuk ulang tahun Miyako bulan lalu. Jadi apakah dia mengulangi trik itu lagi──untuk Itsuki...?

“Kartu SD ini berisi bermacam-macam selfie ber-rating-X. Tidak semuanya jelas terlihat, tapi kau akan menemukan beberapa foto telanjang di sana juga. ^///^”

Pipi Nayuta memerah sambil duduk dengan gelisah. Itsuki menyambutnya dengan ekspresi yang sepenuhya kosong, lalu menghela nafas yang terdengar seperti muncul dari lubuk jiwanya.

"A-apa-apaan reaksi itu?!"

"Bu-bukan apa-apa... um, terima kasih banyak Kanikou, aku akan menyimpan ini selama-lamanya."

"Hah," kata Nayuta ketika Itsuki mengucapkan terima kasih seperti robot. "Kalau begitu, aku ambil ini kembali dan memberimu yang lebih baik nanti." Kemudian, dalam sekejap, dia menyambar kartu SD langsung dari tangan Itsuki.

"Oh..."

Dan Nayuta, tentu saja, langsung menyadari tatapan penyesalan di wajah Itsuki yang ia tunjukkan sedikit.

"Apa iniii? Berubah pikiran, Itsuki?”

"T-tidak."

Dia tersenyum lebar pada Itsuki yang saat ini tersipu malu. "Kalau kamu mau lihat bokep aku, tinggal minta aja, tahu. Nih, bukannya kamu mau ini? Kau bakal lihat hal-hal memalukan yang aku lakukan di foto-foto ini lho!"

"Aku──tidak, aku tidak membutuhkannya! Aku mau yang──, kayak, seratus kali lebih banyak lagi!"

"Yakiiiinnnn? Tidak baik menahan-nahan hasratmu sendiri, tahu? Ayo, kartu ini penuh sama hal-hal cabul cewek 18 tahun yang kau idam-idamkan, lho. Barang yang cukup berguna, bukan begitu?" Dia menggantung-gantungkan kartu memorinya di depan wajahnya, mengejek Itsuki.

Lalu Itsuki tiba-tiba jadi jantan.

"...Begitu? Yahh, jika kau sudah sejauh itu, maka aku akan senang menerimanya."

"Hah?" Nayuta berhenti, matanya terbuka lebar.

"Ada apa, Kanikou? Aku bilang aku mau kartu SD itu. Sini serahkan."

"U-hmm... Kau serius?" Sekarang dia ragu-ragu, kepercayaan diri beberapa saat lalu telah menghilang.

Itsuki mengangguk. "Sudah pasti aku serius."

Itu hanya membuat wajah Nayuta semakin memerah. "Ini, ini seriusan hard-core, oke? Maksudnya...aku melakukan ini karena aku, um, aku tidak yakin membicarakannya di depan orang-orang..."

"Oh sungguh? Yahh, setelah kau berusaha keras membuat itu, sudah pasti aku akan make itu, bukan?"

"Pake...um, pake bokep aku...?"

Matanya menengadah memohon pada Itsuki, keringat membasahi keningnya, saat Itsuki mengangguk, wajahnya sepenuhnya memerah.

"Jadi serahkan itu, Kanikou. Beri aku kartu SD mesum itu yang penuh dengan gambar bokepmu yang paling cabul! Sekarang!"

"Uh, umm. aku..."

"Ada apa? Bukannya kau memberikan itu padaku?"

"T-tapi aku, um, aku mulai berpikir mungkin ini akan membuat banyak masalah bagiku..."

"Masalah?"

[OLI Fan Translation] Imouto Sae Ireba Ii Volume 4 Bahasa Indonesia


"Ma, maksudku, belakangan ini kau pasti sudah dengar semua cerita tentang revenge porn! Itu...sangat menyebalkan jika kau melakukannya padaku!" (note: misalnya nih, pacar lu ngirim pap tete ke lu, terus lu balik kirim pap kontol. nah itu namanya Revenge Porn.. astagfirullah penjelasan macam apa ini)

"...Dan kau pikir aku tipe orang yang akan melakukan itu?"

"Aku tidak b-bilang itu, tapi...oooh..."

Tatapan Nayuta kosong selama beberapa menit, berusaha dengan setiap urat tubuhnya berhati-hati menyerahkan kartu SD ke Itsuki──

"A─aku tidak bisa! Belum!"

─ Kemudian, sambil setengah teriak, dia memotong kartu itu menggunakan kedua tangannya. Sesaat kemudian, dia duduk di dekat meja kotatsu, memakai selimut untuk menutupi setengah wajahnya karena malu.

"Ya ampun... kenapa hari ini kau semangat sekali menantangku...?"

"Jika kau tidak bisa melawannya, Nayuta, dari awal mending tidak usah..."

Itsuki mengalihkan matanya, lalu menghela nafas lega. Baginya, mendapatkan pundi-pundi bokep Nayuta akan membuatnya bingung harus bagaimana. ...Apa aku ingin foto seksi dari gadis yang aku sukai? Tentu aku ingin. Aku ingin, tapi jika aku punya itu, aku akan terus memikirkannya setiap hari sehingga aku yakin hal itu akan mempengaruhi pekerjaanku.

"...Ini sangat konyol," rutuk Haruto, matanya menghina saat dia menyaksikan semua yang terjadi.

"Memang," tambah Miyako, wajahnya membuat emosi yang rumit.

Tinggal hadiah Toki dan Ashley, tapi Toki sudah game over──lengannya ada di lutut dan mendengkur, berpakaian lengkap, di bak mandi kosong──jadi mereka semua membiarkannya. Adapun Ashley:

"Sayangnya, aku lupa bawa hadiah, tapi...hmm..."

Dia berpikir sejenak. Kemudian, tanpa peringatan, dia melepas kaus kakinya, mengarahkan kaki telanjangnya ke Itsuki dari kasur, dan mulai memutar-mutarkan kaus kaki dengan tangannya.

"Mana yang lebih kau sukai──kaus kaki, atau kaki langsung? Hmm, Onii-chan?”

Itsuki menelan ludah. "Ma-mana yang aku sukai...?"

"Aku bisa memberimu kaus kaki yang baru dilepas ini, atau aku bisa membiarkanmu menjilat kakiku."

"Apa...!"

"Tee-hee-hee... Ada apa, Onii-chan?"

"Kaus kaki adik perempuan, atau kakinya... Pilihan yang sangat kejam...!"

“Bertahanlah, Itsuki! Itu bukan adikmu! Dia cuma nenek-nenek umur tiga-puluh-dua ta──um, lupakan.”

Haruto terdiam melihat mata Ashley yang dingin dan kesal. Itsuki memilih kaus kaki.


Setelah hadiah, mereka memakan kue ulang tahun untuk melengkapi acara. Nayuta, Miyako, Chihiro, dan Ashley semuanya pulang, meninggalkan Itsuki dan Haruto sendirian di apartemen (kecuali Toki yang sedang tidur di kamar mandi). Mereka dengan cepat duduk untuk meminum bir dan menghantap sisa makanan.

"...Semoga anime All About bakalan bagus," kata Haruto.

"…Iya."

Itsuki mengangguk, menjawab pelan sambil menggertakan giginya, sangat berbeda dengan keributan yang ditimbulkan oleh pesta. Baginya, mendapatkan adaptasi anime adalah sesuatu yang layak untuk dirayakan. Memang benar──tapi, itu juga merupakan penyebab kecemasan. Selalu seperti itu.



“... Selamat, Itsuki. Sudah diputuskan All About My Little Sister akan mendapatkan adaptasi anime."

Dia mengingat-ngingat saat dia pertama kali mendengar berita itu dari Toki.

“Hah?” awalnya dia acuh tak acuh, tidak bisa memahami maksud editornya.

“Kita membuat anime. Anime All About."

"…………Serius?"

"Serius."

Anime. Dia mengulang-ngulang kata itu dalam benaknya.

"Heh-heh..." Bibirnya secara alami membentuk sebuah senyuman. "Heh-heh-heh-heh... Bah-ha-ha-ha-ha-ha! Begitu... Sekarang aku akhirnya jadi bagian dari keluarga 'penulis di balik anime', ha-ha-ha-ha-ha!"

"Umm, aku katakan ini dulu..." Suara Toki menegang, menghujani parade Itsuki. "Ada hal lain yang membuatku ragu untuk memberitahumu... tapi dilihat dari reaksimu, kurasa aku akan memberitahumu..."

"Oh? Apa itu?"

"Proyek anime ini awalnya akan dibuat dari seri novel lain."

“……”

Wajah Itsuki menjadi suram.

"...Komedi romantis ini yang juga dirilis di label kita. Tapi saat mereka akan menandatangani kontrak, volume baru seri itu dirilis, dan penjualannya sangat anjlok."

Toki berhenti. Itsuki tahu seri novel apa yang dia bicarakan, tapi itu tidak penting. Dengan tenang ia menunggu Toki untuk melanjutkan.

"... Jadi, kau tahu, meskipun kita meng-animasikannya, hampir tidak ada harapan untuk bisa sukses. Tapi masalahnya, kita sudah terlanjur jauh merencanakan ini bersama semua perusahaan yang terlibat jika kita membatalkan proyeknya sekarang, hal itu akan menjadi masalah bagi semua proyek anime kita yang akan datang."

"...Jadi All About dipilih sebagai pengganti karena masih cukup populer, hanya saja tidak sepopuler kedua novel itu?"

Toki mengangguk.

"...Jika karyaku ada yang mendapatkan anime," ucap Itsuki perlahan, dengan cermat mengamati, "Aku pikir Sisterly Combat yang akan pertama dijadikan anime, jadi itu lumayan mengejutkan, tapi...ya. Mantap."

"Jadi seperti yang kubilang tadi," lanjut Toki dengan sikap seperti pebisnis, "proyek anime ini dimulai dengan novel lain sebagai sumbernya, jadi kita sudah menetapkan semua partner-nya."

"Partner?"

"Sponsor, jaringan, perusahaan produksi, hal semacam itu. 'Produksi komite', sebagaimana mereka menyebutnya. Orang-orang dibalik komite itu mempengaruhi staff, pemeran, artis yang menyanyikan lagu opening, anggaran, apa yang kita boleh gambarkan dan tidak... Banyak sekali hal-hal yang berbeda."

"..."

“Jadi, um, aku hanya ingin memastikan kau sadar bahwa para partner ini awalnya untuk seri lain, bukan untuk All About. Akibatnya, kau mungkin tidak setuju dengan semua orang yang terlibat──maksudku, mungkin bisa dikatakan kalau hampir tidak ada yang akan sesuai dengan keinginanmu, serius. Aku mengatakan itu hanya untuk mengurangi ekspektasimu.”

“……”

"Dan aku bilang sebelumnya bahwa kita telah memutuskan untuk memproduksi versi anime-nya, tapi sebenarnya...Maksudku, secara teknis, ini belum seratus persen lampu hijau."

"Apa…?"

"Itu karena kita butuh persetujuanmu sebagai penulis asli. Tanpa itu, kita tidak bisa secara resmi memulai proyeknya."

“……”

"Dengan kata lain..." Toki menatap mata Itsuki. "Yang ingin kukatakan adalah, kau masih punya hak untuk menolaknya."

Matanya memancarkan perasaan yang teramat tulus. Ini sama sekali bukan jenis saran yang biasanya diberikan editor pada penulisnya. Jika penerbit sudah memutuskan untuk melanjutkan seri anime, merupakan tugas Toki sang editor untuk membujuk kreator original untuk menjadi bagian dari tim.

"...Kau tahu kan apa yang terjadi pada Fuwa dan Chevalier. Kau tahu anime tidak selalu hal yang bagus untukmu. Bahkan, ada banyak kreator yang, secara langsung maupun tidak langsung, merasa dihancurkan oleh adaptasi anime mereka sendiri. Dengan proyek ini khususnya, ada risiko tinggi dibandingkan dengan tipikal anime mu yang ternyata akan berbeda dari apa yang kau harapkan. Tapi jika kau masih──"

"Ayo lakukan."

Sebelum Toki menyelesaikan bicara, Itsuki telah memberikan jawabannya──tekadnya terdengar jelas, matanya tertuju pada editornya.

"...Cuma penasaran," lalu dia bertanya pada Toki, "jika aku menolak pembuatan anime, lalu bagaimana?"

"...Mungkin kita tinggal menggunakan rom-com yang lain. Seperti Kirakoi atau Kaze-Kimi,” jawaban yang blak-blakan. Keduanya memiliki kepopuleran yang sama dengan All About.

"Jadi... kurasa aku selalu bisa diganti?" Itsuki setengah merutuk, suaranya menegang. Lalu dia melontarkan senyuman yang menantang dan berang. "Hah...ayoo."

"Hah?"

“Ayo kita buat anime All About secepat yang kita bisa. Tidak peduli bagaimana hasilnya, itu akan jadi pengalaman yang berharga, mungkin. Aku ingin melihat apa yang Haruto lihat. Apa yang dilihat orang lain. Aku harus melihatnya."

Mungkin aku diremehkan sekarang, mungkin mereka bisa menggantikanku dengan cukup mudah──tapi jika aku ingin maju, aku butuh ini.

"...Baiklah." Toki menghela nafas pelan dan tertekan, lalu tersenyum ringan pada Itsuki. "Baiklah. Sebagai editormu, aku akan mengikutimu sampai neraka."

"Heh. Aku mengandalkanmu."

Dengan begitu, Itsuki lepas tertawa.

Itu menandai peluncuran resmi anime All About My Little Sister──dan, sungguh, saat dia mendengar berita itu, Itsuki sama sekali tidak mampu berpikir rasional. Tapi setelah Toki meninggalkan apartemennya, malam berubah siang, dan bahkan lebih banyak hari berlalu setelah itu, lalu kegembiraan dalam pikirannya didominasi oleh kecemasannya.

Selama beberapa hari terakhir, dia sengaja berusaha untuk bersikap se-semangat dan se-ceria mungkin, bertujuan untuk menyembunyikan ini. Tapi tidak peduli banyaknya usaha yang ia lakukan di depan Chihiro dan Miyako dan Ashley dan Toki dan Nayuta, dia tidak bisa menutupi ketegangan dalam pikirannya. Hanya dengan Haruto, yang adaptasi anime-nya sendiri sangat buruk, ia dapat ​​mengungkapkan kekhawatirannya dengan jujur.

“...Aku ingin anime-nya jadi bagus. Serius dah. Dari lubuk hatiku yang paling dalam,” Haruto menekankan lagi.

"…Kau serius?"

"Mm? Apa maksudmu?"

"...Kayak kau tahu, meskipun All About jadi seri yang luar biasa, anime Chevalier-mu...kau tahu...seperti itu."

"Oh, jadi kau pikir aku akan terlalu frustrasi atau cemburu untuk merayakannya jika anime mu berhasil, karena animeku sampah?"

Itsuki sedikit mengangguk. "...Iya."

Haruto tertawa kecil.

"...Yahh, tentu saja aku akan sedih."

Ada sesuatu yang hampir terasa menyejukkan dari suaranya.

"...Sudah pasti, kah?"

"Iya. Hmm, aku tidak tahu pasti sampai itu terjadi, tapi aku cukup yakin aku akan sangat frustrasi dan iri, aku tidak akan tahu harus seperti apa. Kayak, kenapa animeku harus seperti itu tapi animemu harus seperti ini, kau tahu...? Tapi aku memang ingin animenya jadi bagus. Bukan hanya All About. Aku ingin semua kreator dan penggemar novel dan manga dan game yang dimanfaatkan media jadi bahagia. Aku ingin Chevalier of the Absolute World jadi contoh terakhir yang menyedihkan dari versi anime yang gagal... Tentu saja bukan berarti itu bakal terjadi. Akan ada banyak proyek bercampur media yang buruk menanti, aku yakin, dan mereka akan menghancurkan hati para kreator dan mengecewakan semua penggemar mereka..."

Tetapi menurut pendapat Haruto, dia harus diperbolehkan setidaknya berharap akan adanya alternatif. Dia harus diperbolehkan setidaknya memimpikan masa depan yang luar biasa, dimana setiap seri, setiap kreator dan anggota staf dan penggemar, dapat menemukan kebahagiaan. Bagi Haruto, yang mengalami segala macam fitnah tak bertanggungjawab setiap minggunya sehabis episode anime tayang, itulah yang benar-benar ia inginkan.

Itsuki hanya diam mendengarkan, dengan serius, semua ini. Lalu, dalam bisikan: "...Kau orang yang baik."

"Yeah, memang bukan?" Haruto tertawa, menyembunyikan rasa malunya dengan meneguk habis bir dari gelasnya.

Itsuki langsung tertidur setelah Haruto pergi.

Toki Kenjiro akan melapor ke kantor keesokan paginya dengan setelan bisnis yang kusut dan bau bir, persendiannya sakit karena tidur di bak mandi penulisnya semalaman, tapi hal semacam ini terjadi pada editor sepanjang waktu, jadi tidak ada yang me-nyinyir-nya tentang itu.


Sementara itu, kembali ke hotelnya, Kani Nayuta sibuk melepas semua pakaiannya, jatuh ke tempat tidur, dan menggeliat-geliat.

“Mmnnnyaaaaaahhhhhhh! Aku tidak per-caaaaaaaaayyyyyyaaaaaaaaaaaaaaaaaa ini!"

Dia telah mencoba memberikan Itsuki kartu SD yang penuh dengan bokep buatannya sendiri untuk ulang tahunnya, tapi saking malunya dia sampai-sampai menghancurkan kartu SD itu di depan wajahnya. Ketika itu menyangkut Itsuki, Nayuta tidak terlalu keberatan dengan ke-vulgaran apapun yang dia tunjukkan. Dia terus terang berpikir bahwa Itsuki coli ke tubuh telanjangnya akan membuatnya bahagia. Tetapi ketika dorongan hati muncul untuk memberikannya, dia jadi pengecut. Itu muncul begitu saja.

Dua minggu yang lalu, ketika Itsuki dan Nayuta sama-sama baru lepas dari deadline, mereka bergabung dengan Haruto dalam permainan Pada Suatu Ketika di tempat Itsuki. Segera setelah itu, dia tertidur di kasur Itsuki, tidak dapat tetap terjaga lebih lama lagi──tapi rupanya itu bukan tidur yang sangat nyenyak, dan suara Itsuki dan Haruto telah membangunkannya. Dia masih pusing pada awalnya, sebagian besar percakapan masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri, tapi:

………Oke, oke, aku ngaku. Aku suka Kanikou.

Dua kalimat sederhana itu sudah cukup untuk menghilangkan semua kelelahan dari benaknya.

Itsuki, seperti yang dia jelaskan, memiliki perasaan pada Nayuta. Dia mencintainya, tapi dia belum mau menindaklanjutinya, karena dia masih belum setingkat dengannya. Suatu hari, ketika mereka berdua berada pada posisi yang sama sebagai penulis, ia akhirnya akan mengatakan yang sebenarnya padanya.

Mendengar itu membuat Nayuta merasa tubuhnya akan terbakar. Dia sudah lama tahu bahwa Itsuki bukan orang yang narsis berlebihan, suka inses, tergila-gila adik perempuan, yang sangat membara di dalam dirinya, tapi Nayuta tidak berpikir perasaan Itsuki padanya──sebagai penulis, dan sebagai perempuan──sekuat itu. Dia telah mencintainya semenjak buku pertamanya diterbitkan dan semakin mencintainya sekarang karena dia mengenalnya secara pribadi. Semakin dia mengenalnya, semakin kuat perasaan romantisnya.

Dan sekarang dia tahu perasaannya bertimbal balik. Tidak ada yang bisa membuatnya lebih bahagia. Kenyataan bahwa mereka tidak bisa menjadi pasangan saat ini membuatnya kesal, tapi ketulusan yang sia-sia di balik perasaan Itsuki menawan bagi Nayuta.

... Aku belum jadi siapa-siapa, tapi ketika aku jadi protagonis di tingkat yang sama dengan Kanikou...aku akan memberitahunya kalau aku mencintainya. Dan aku tahu itu tidak adil baginya, tapi aku ingin dia menunggu sampai saat itu tiba.

Nayuta tidak bisa mengira-ngira besarnya perasaan Itsuki.

Baginya, Itsuki adalah bakat yang tak tergantikan, raksasa di antara penulis wannabe, sedari awal. Nayuta menjadi profesional karena betapa ia mengaguminya; Nayuta menyukai semua yang ditulisnya; Nayuta tidak pernah menganggap dirinya lebih baik dari Itsuki; dan Nayuta bahkan tidak pernah membandingkan kemampuannya sebagai penulis dengan kemampuan Itsuki. Dia bisa saja yakin, namun, bahwa apa pun perasaan Itsuki terhadapnya, mereka jelas-jelas membuat Kani Nayuta sebagai seorang penulis.

Jika Nayuta sengaja membuat seri baru, dan menggagalkannya, lalu mengatakan pada Itsuki "Baiklah, kita setara sekarang," itu hanya akan mengecewakannya. Dia mungkin akan benar-benar marah pada Nayuta. Untuk menjadi orang yang dicintai Itsuki, Kani Nayuta harus maju, dan berkembang, sebagai penulis. Dia harus mengeluarkan usaha terbaiknya.

Tetapi hanya diam menunggu Itsuki untuk menyatakan cinta padanya terlalu menyakitkan untuk ditahan, jadi dia terus mencari cara untuk melelehkan es di sekitar hatinya. Jika perasaan mereka benar-benar bertimbal balik, Nayuta seharusnya aman-aman saja saat mengambil langkah yang lebih ekstrem dalam pendekatannya. Maka muncullah ide dibalik kartu SD yang seksi itu──tetapi dia merubah pikirannya pada saat-saat terakhir.

Dengan demikian Nayuta yang telanjang menghela nafas kesepian selagi sebuah jari menggapai bagian bawah perutnya.

"Aaaahhhh...nnh...hhh... aku mencintaimu, Itsukiii...suuuuukaaaaaaaa..."

"...Aku ingin kamu, Itsukiii... Jebolin akuuuuuu... ♥"

Sembari ia melanjutkan, melepaskan hasratnya sambil termakan fantasi ditusuk oleh ular python berkepala delapan dan panjang yang bersembunyi di antara kaki Itsuki.

[OLI Fan Translation] Imouto Sae Ireba Ii Volume 4 Bahasa Indonesia
Jir colmek





Pojok Tanya Jawab

Pertanyaan
Dimana Haruto membeli semua bir import-nya?

Terkadang aku pergi ke toko yang khusus menjual bir Belgium yang bagus, tapi biasanya, aku membelinya dari internet. Kau juga bisa sign up ke daftar mail beberapa toko, dan mereka akan memberitahumu ketika bir langka sudah di stok.

Pertanyaan
Permainan papan apa yang kau rekomendasikan untuk pemula?

Itu tergantung pada siapa yang ingin kau ajak main, berapa banyak yang bermain, dan seleramu secara pribadi, tapi saat ini, Dominion cukup bagus untuk dimainkan. Aku pertama kali main permainan papan ketika para penulis novel lain mengundangku untuk bermain Dominion, dan Dominion juga punya banyak pemain di luar sana, jadi tidak terlalu sulit untuk mempelajari aturan mainnya. Itu dan permainan jadul favorit seperti Catan dan Carcassonne selalu dimainkan dan dicintai selama dekade. Kedua permainan itu selalu pasti ada pemenangnya. Untuk permainan dua-orang, aku merekomendasikan Patchwork dan Lost Cities, itu mudah dipelajari, dan aspek strategi di kedua permainan itu sangat menyenangkan!

Pertanyaan
Apakah kacamata Haruto hanya untuk gaya?

Enggak, aku punya penghilatan buruk, jadi kacamata ku ini ada lensa minus/plus nya.